[UPDATE] COVID-19 Bertambah 174, Kasus Aktif Turun di Bawah 3.000

Angka kematian harian akibat COVID-19 bertambah 12 jiwa

Jakarta, IDN Times - Tiga pekan setelah Idul Fitri, kasus harian COVID-19 memang masih ditemukan. Tetapi kasus hariannya terus menurun. 

Mengutip data Satgas Penanganan COVID-19 per Senin, (23/5/2022), kasus harian dalam 24 jam bertambah 174. Maka, sejak Maret 2020 lalu, akumulasi kasus COVID-19 di Tanah Air sudah mencapai 6.052.764. 

Sedangkan, kasus kematian harian bertambah 12 jiwa. Maka, akumulasi kematian akibat COVID-19 sejak Maret 2020 lalu telah mencapai 156.534. 

Di sisi lain, jumlah kasus harian yang sembuh bertambah 929. Maka, akumulasi warga yang berhasil pulih dari COVID-19 sejak Maret 2020 lalu mencapai 5.893.340. 

Namun, kabar yang menggembirakan yakni kasus aktif COVID-19 terus menurun dibandingkan pekan lalu. Pada hari ini, angkanya tersisa 2.890. 

Lalu, berapa banyak jumlah warga yang telah divaksinasi dua dosis dan menerima booster?

1. Masih ada 41,3 juta orang lainnya yang belum terima vaksin dua dosis

[UPDATE] COVID-19 Bertambah 174, Kasus Aktif Turun di Bawah 3.000ilustrasi vaksin COVID-19 (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara, berdasarkan data dari Satgas Penanganan COVID-19, jumlah warga yang telah menerima vaksin dua dosis mencapai 166.911.457. Sedangkan, sejak vaksin diberikan kali pertama pada Januari 2021 lalu, pemerintah menargetkan vaksin dua dosis harus diberikan kepada 208.265.720. 

Artinya, meski Idul Fitri sudah berlalu, belum semua warga telah menerima suntikan vaksin dua dosis. Masih ada 41,3 juta warga lainnya yang belum disuntik vaksin dosis kedua. 

Sedangkan, penerima vaksin booster angkanya sudah mencapai 44.273.456. Artinya, dalam 24 jam terakhir terdapat penambahan 173.719 warga yang menerima vaksin booster

Sementara, mengutip situs resmi vaksin dari Kementerian Kesehatan per 10 Mei 2022, ada tiga provinsi yang tingkat vaksinasi dua dosisnya masih berada di bawah 50 persen. Ketiga provinsi itu yakni Maluku (45,73 persen), Papua Barat (44,86 persen), dan Papua (24,97 persen).

Baca Juga: Menko Muhadjir: PPKM Berpeluang Dihapus Bila COVID-19 Terkendali 

2. Tingkat positivity rate harian berada di angka 0,29 persen

[UPDATE] COVID-19 Bertambah 174, Kasus Aktif Turun di Bawah 3.000ilustrasi tes usap atau PCR swab test (IDN Times/Arief Rahman)

Sementara, pemerintah sudah tak lagi mewajibkan warga untuk melakukan tes swab lebih dulu sebagai syarat untuk melakukan perjalanan di dalam negeri. Meski begitu, hal tersebut tak berlaku bagi tamu-tamu kenegaraan yang hendak bertemu Presiden Joko "Jokowi" Widodo di Istana Negara. Mereka juga diminta untuk melakukan tes swab PCR. 

Satgas penanganan COVID-19 mencatat, dalam 24 jam jumlah orang yang menjalani tes COVID-19 mencapai 60.801. Dari angka itu, mayoritas melakukan tes swab antigen. Jumlahnya mencapai 52.622. 

Sementara, jumlah orang yang melakukan tes swab PCR mencapai 8.028. Sisanya, sebanyak 151 tes dengan TCM. 

Berdasarkan angka itu, maka tingkat positivity hariannya hanya 0,29 persen. Artinya, hingga saat ini pandemik di COVID-19 di Tanah Air masih terkendali. Sebab, epidemiolog menyebut pandemik di suatu negara sudah terkendali bila positivity rate nya berada di bawah 5 persen. 

3. PPKM berpeluang dihapus bila pandemik di Tanah Air terkendali

[UPDATE] COVID-19 Bertambah 174, Kasus Aktif Turun di Bawah 3.000Petugas gabungan memberhentikan pengendara motor yang berboncengan saat uji coba penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (23/4/2020). Pemerintah Kota Makassar terus melakukan sosialisasi hingga hari terakhir uji coba penerapan PSBB dengan harapan penerapan PSBB yang diterapkan pada 24 April - 7 Mei 2020 di daerah itu berjalan efektif dalam rangka percepatan penanganan COVID-19. (ANTARA FOTO/Arnas Padda

Sementara, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berpeluang dihapus di masa depan. Namun dengan catatan, kasus COVID-19 di Tanah Air terus terkendali. 

Berdasarkan data dari Satgas Penanganan COVID-19 per Kamis, 19 Mei 2022, kasus harian bertambah 318 dalam 24 jam. Selain itu, kematian harian pun tercatat masih ada yakni 12 jiwa. Kasus aktif memang telah turun menjadi 3.766. 

"Kalau (COVID-19) sudah terkendali masak mau PPKM terus," ungkap Muhadjir di kantor Kemenko PMK, pada 19 Mei 2022 lalu. 

Ia menambahkan bahwa Presiden Joko "Jokowi" Widodo berencana melakukan uji coba transisi dari pandemik menuju fase endemik. Uji coba itu digelar bersamaan dengan penyelenggaraan pertemuan internasional Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) pada 23 Mei. 

Muhadjir menjelaskan, acara itu bakal dihadiri oleh sekitar 4.000 orang dan dilakukan di luar jaringan. Kebijakan travel bubble pun bakal dihapus ketika acara tersebut digelar. 

Lebih lanjut, menurut Muhadjir, bila nantinya masih ada warga yang terpapar COVID-19 di fase endemik, maka perawatannya bakal menggunakan BPJS Kesehatan. Pemerintah, kata Muhadjir, bakal memposisikan COVID-19 seperti penyakit biasa. 

"Jadi, nanti kita akan tempatkan COVID-19 seperti penyakit biasa seperti flu biasa sehingga gak ada afirmasi khusus. Nanti, pembiayaannya menggunakan BPJS saja. Kalau sekarang kan masih ditanggung oleh pemerintah," kata dia. 

Baca Juga: Menko PMK: Pasien COVID-19 Dibiayai BPJS Kesehatan Jika Sudah Endemik

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya