[UPDATE] Kasus COVID-19 Bertambah 623, Kasus Aktif di Bawah 15.000

PPKM level 2, kapasitas transportasi umum boleh 100 persen

Jakarta, IDN Times - Kondisi pandemik COVID-19 di Indonesia terus menunjukan perbaikan dan konsisten menurun. Hal itu ditandai dengan jumlah kasus aktif yang kini berada di bawah 15 ribu, tepatnya 14.360 pasien. 

Sementara, kasus harian bertambah kurang dari 1.000 atau tepatnya 623. Dengan demikian jumlah orang yang telah terpapar COVID-19 di Tanah Air mencapai 4.240.019. 

Namun, Indonesia belum berhasil menekan angka kematian harian akibat COVID-19. Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan dalam kurun waktu 24 jam, ada 29 pasien yang meninggal akibat penyakit yang bersumber dari virus Sars-CoV-2 itu. Maka, akumulasi pasien yang meninggal sejak awal pandemik mencapai 143.205.

Karena adanya perkembangan positif, pemerintah terus melakukan pelonggaran terhadap pembatasan kegiatan masyarakat. Sebagian besar wilayah di Pulau Jawa dan Bali sudah berada di PPKM level 2. Sejak 14 Oktober 2021 lalu, Pulau Bali pun sudah kembali membuka pintu bagi turis asing dari 19 negara. 

Lalu, bagaimana dengan jumlah tes yang dilakukan oleh Satgas Penanganan COVID-19 dalam 24 jam terakhir?

1. Jumlah orang yang diperiksa pada hari ini mencapai 134.282

[UPDATE] Kasus COVID-19 Bertambah 623, Kasus Aktif di Bawah 15.000Ilustrasi Tes Usap/PCR Test. IDN Times/Hana Adi Perdana

Berdasarkan data yang dirilis oleh Satgas Penanganan COVID-19, jumlah individu yang dites selama 24 jam terakhir mencapai 134.282. Dari angka tersebut, mayoritas warga menggunakan tes antigen yakni 82.628. Sementara, jumlah warga yang menggunakan tes swab PCR mencapai 51.564. Sisanya, sebanyak 90 orang dites dengan TCM. 

Sedangkan, tingkat positivity rate harian pada hari ini dilaporkan masih konsisten berada di bawah satu persen atau 0,46 persen. Hal ini menunjukkan tingkat penularan COVID-19 di kalangan masyarakat sudah tergolong rendah.

Baca Juga: Anggota DPR Protes Naik Pesawat Wajib PCR: Biayanya Mahal!

2. Sebanyak 1,5 juta vaksin COVID-19 diberikan kepada warga

[UPDATE] Kasus COVID-19 Bertambah 623, Kasus Aktif di Bawah 15.000Ilustrasi vaksinasi COVID-19 (ANTARA FOTO/Jojon)

Sementara, jumlah vaksinasi yang diberikan pada hari ini totalnya mencapai 1,5 juta dosis. Angka tersebut terbagi menjadi 760.840 dosis diberikan kepada individu yang baru kali pertama menerima vaksin. Sedangkan, 749.708 dosis kedua diberikan kepada warga. 

Sementara, untuk dosis ketiga telah diterima oleh 1.102.824 tenaga kesehatan. Hingga saat ini pemberian dosis ketiga vaksin COVID-19 hanya diperuntukan bagi nakes. 

Sedangkan, Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan jumlah warga yang telah menerima vaksinasi lengkap dua dosis baru 67,9 juta. Padahal, pemerintah menargetkan 208 juta warga harus menerima vaksinasi penuh untuk mencapai kekebelan komunal. 

Menurut Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, sulitnya mengajak warga untuk melakukan vaksinasi karena masih banyak yang percaya terhadap hoaks mengenai dampak vaksin COVID-19. 

3. Angkutan Umum di DKI Jakarta kini boleh angkut penumpang hingga 100 persen kapasitas

[UPDATE] Kasus COVID-19 Bertambah 623, Kasus Aktif di Bawah 15.000(Ilustrasi halte Bus Trans Jakarta) IDN Times/Gregorius Aryodamar P.

Sementara, salah satu kebijakan pelonggaran yang diberlakukan di DKI Jakarta yakni angkutan umum kini sudah boleh mengangkut penumpang hingga memenuhi 100 persen dari kapasitas. Aturan terbaru soal jumlah penumpang transportasi umum itu tertuang dalam Keputusan Gubernur (Kepgub) DKI Jakarta Nomor 1245 Tahun 2021 tentang PPKM Level 2 yang berlaku mulai 19 Oktober 2021 hingga 1 November 2021.

Meski begitu, kapasitas maksimum di dalam Kereta Rel Listrik (KRL) tetap hanya 32 persen. Hal itu mengacu pada menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 89 Tahun 2021 yang diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan dan mulai berlaku pada 21 Oktober 2021.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate, meminta masyarakat untuk tetap menaati protokol kesehatan, khususnya saat menggunakan kendaraan umum. Sebab, biar bagaimana pun, pandemik COVID-19 belum hilang. 

"Kita harus tetap waspada untuk menghindari risiko lonjakan kasus COVID-19. Hal ini sudah terjadi di negara-negara Eropa seperti Inggris dan Rusia," ujar Johnny dalam keterangan tertulis pada Sabtu, 23 Oktober 2021 lalu. 

Baca Juga: Pemangkasan Waktu Karantina Ancam Varian Baru COVID-19 Masuk RI

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya