[UPDATE] Kasus Harian COVID-19 Tambah 772, Paling Banyak di Jakarta

Terdapat 600 kasus transmisi lokal dan 172 kasus impor

Jakarta, IDN Times - Jumlah kasus harian COVID-19 di Indonesia masih terus bertambah selama 24 jam terakhir. Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 per Senin (17/1/2022), kasus bertambah 772. Maka, akumulasi kasus COVID-19 mencapai 4.271.649. 

Dari 772 kasus, sebanyak 600 kasus di antaranya merupakan transmisi lokal. Sedangkan 172 di antaranya adalah kasus impor. 

Jumlah kasus harian paling tinggi ditemukan di DKI Jakarta. Angkanya mencapai 493 kasus. 

Sementara, angka kematian harian bertambah empat pasien. Maka, akumulasi kasus kematian di Indonesia akibat COVID-19 mencapai 144.174 jiwa. Sedangkan, kasus aktif COVID-19 di Tanah Air dilaporkan bertambah 170. Maka, akumulasi kasus aktif COVID-19 menjadi 8.775 pasien yang kini tengah menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri. 

Pemerintah pun memprediksi selama 35 hari hingga 65 hari ke depan, angka kasus harian COVID-19, khususnya Omicron akan melonjak pesat. Lalu, apa strategi pemerintah untuk menekan agar tidak banyak warga yang dirawat di rumah sakit? Berapa jumlah warga yang telah menerima vaksin booster ketiga pada hari ini?

1. Sebanyak 1.341.248 warga telah menerima vaksin booster ketiga

[UPDATE] Kasus Harian COVID-19 Tambah 772, Paling Banyak di JakartaIlustrasi vaksinasi COVID-19 (ANTARA FOTO/Jojon)

Salah satu cara yang bakal dilakukan pemerintah untuk mengurangi dampak buruk dari lonjakan kasus Omicron yakni dengan menggenjot vaksinasi booster. Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, jumlah pasien yang menerima booster selama 24 jam terakhir mencapai 1.188. Akumulasi warga yang telah menerima vaksinasi dosis ketiga mencapai 1.341.248. 

Sedangkan, jumlah warga yang menerima dosis kedua selama 24 jam terakhir bertambah 246.320. Maka, akumulasi jumlah warga yang telah menerima vaksinasi primer dua dosis yakni 119.992.852. Padahal, target yang harus dicapai untuk vaksinasi lengkap agar tercipta kekebalan kelompok yaitu 208.265.720. 

Sementara, menurut Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K. Lukito, pemberian vaksin booster dianggap perlu untuk menekan laju penularan. Sebab, efek imun yang diberikan vaksin COVID-19 menurun hingga di bawah 30 persen setelah enam bulan lamanya. 

Baca Juga: Puncak Omicron Diprediksi Februari-Maret, Luhut Imbau Perkantoran WFH

2. Jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit mencapai 500-an dan sudah pulang 300-an

[UPDATE] Kasus Harian COVID-19 Tambah 772, Paling Banyak di JakartaKeterangan Pers Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Selasa (26/1/2021) (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Sementara, menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, sejauh ini yang telah dirawat akibat Omicron mencapai 500-an pasien. Sebanyak 300-an pasien di antaranya sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan rumah sakit. 

"Yang butuh oksigen hanya 3, itu pun masih termasuk gejala ringan dan tidak perlu sampai pakai ventilator. Dari 3 orang itu, 2 di antaranya sudah sembuh dan dibolehkan pulang," ungkap Budi ketika memberikan keterangan pers pada Minggu, 16 Januari 2022. 

Sementara, menurut Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, lonjakan kasus Omicron diprediksi bakal terjadi pada pertengahan Februari 2022 hingga awal Maret 2022. Oleh sebab itu, kata Luhut, pemerintah akan mempercepat vaksinasi booster di wilayah Jabodetabek. Sebab, transmisi lokal terbanyak terjadi di wilayah Ibu Kota. 

Luhut pun akan memperketat ruang gerak bagi warga, di mana hanya yang telah menerima vaksin dua dosis yang dibolehkan mengakses fasilitas umum. 

3. Menko Luhut usulkan agar perkantoran kembali work from home (WFH)

[UPDATE] Kasus Harian COVID-19 Tambah 772, Paling Banyak di JakartaMenko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, saat menyampaikan pidato kunci dalam pembukaan CMSE 2021, Kamis (14/10/2021) - (Tangkapan Layar Youtube Indonesia Stock Exchange)

Sementara, Menko Luhut mengusulkan agar perkantoran bisa kembali menerapkan sistem bekerja dari rumah (WFH) untuk mencegah lonjakan Omicron beberapa pekan mendatang. Kebijakan tersebut, kata Luhut, tidak wajib, tetapi dianggap mampu menekan lonjakan kasus COVID-19 varian Omicron. Saat ini, jumlah kasus Omicron terus menanjak di wilayah Jabodetabek. 

“Kalau WFH masih mampu mencapai tingkat produktivitas, kita serahkan pada pimpinan perusahaan untuk melakukan asesmen sendiri. Saya imbau opsi tersebut diambil untuk menjaga kasus tetap terkendali,” ujar Luhut dalam konferensi pers yang digelar di hari yang sama.

Penambahan kasus baru untuk varian Omicron telah menembus lebih dari 1.000 orang per hari, meski pada Minggu kemarin kembali turun ke 800-an. Luhut mengatakan, peningkatan kasus ini harus terus diwaspadai agar dampak yang ditimbulkan tidak terlalu dalam.

Baca Juga: Jokowi Beri Izin Jumlah Penonton MotoGP Mandalika Naik Jadi 100 Ribu

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya