[UPDATE] Terus Melonjak, Kasus COVID-19 di RI Tambah 8.892 Hari Ini

Ini merupakan angka terburuk dalam tiga bulan terakhir

Jakarta, IDN Times - Indonesia harus kembali berhati-hati karena kenaikan kasus COVID-19 terlihat mulai konsisten. Data yang dilaporkan oleh Satgas Penanganan COVID-19 pada hari ini menunjukkan ada 8.892 orang yang tertular virus corona. Angka ini melejit dibandingkan pada Rabu kemarin yaitu 7.725.

Dengan demikian maka kumulasi dari kasus COVID-19 di Indonesia mencapai 1.885.942. Sedangkan, jumlah pasien yang sembuh mencapai 5.661. Maka, menambah jumlah pasien yang sembuh dengan total 1.728.914. 

Penambahan kasus harian positif COVID-19 linear dengan angka harian kematian yang juga melonjak drastis. Pada hari ini, Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan ada 211 orang yang meninggal akibat tertular virus Sars-CoV-2 itu. Total kumulasi pasien yang meninggal mencapai 52.373. 

Angka ini semakin mengkhawatirkan karena jumlah kasus aktif COVID-19 ikut mengalami kenaikan. Pada hari ini, dilaporkan kasus aktif bertambah 3.020 sehingga kumulasi individu yang dirawat di rumah sakit mencapai 104.655 orang. 

Lalu, berapa banyak orang yang berhasil dites COVID-19 pada hari ini?

Baca Juga: Pandemik COVID-19 Bikin Generasi X Nyaman Belanja Online

1. 68.966 telah dites COVID-19, positivity rate mencapai 12,83 persen

[UPDATE] Terus Melonjak, Kasus COVID-19 di RI Tambah 8.892 Hari IniTim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 memakamkan jenazah pasien positif COVID-19 (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Berdasarkan data yang dilaporkan oleh Satgas Penanganan COVID-19, total 68.996 orang telah menjalani tes COVID-19. 30.182 dites dengan menggunakan PCR-RT, 356 individu dites dengan TCM, dan 38.458 dites dengan antigen. 

Hasilnya mayoritas atau 60.145 orang dinyatakan negatif COVID-19. Sementara, tingkat positivity rate di Indonesia pada hari ini mencapai 12,83 persen. Angka itu menggambarkan kondisi pandemik COVID-19 di Indonesia belum terkendali. Epidemiolog dari Universitas Griffith, Brisbane, Dicky Budiman mengatakan pandemik di suatu negara dikatakan terkendali bila berada di bawah lima persen. 

Baca Juga: 5 Fakta Amukan COVID-19 di Kudus, Penanganan Buruk, Kasus Naik 30 Kali

2. Jumlah warga yang divaksinasi COVID-19 masih jauh dari target

[UPDATE] Terus Melonjak, Kasus COVID-19 di RI Tambah 8.892 Hari IniIlustrasi vaksinasi COVID-19 (ANTARA FOTO/Jojon)

Vaksinasi COVID-19 tak menjamin kasusnya menjadi terkendali. Sebab, pada hari ini nyaris 9.000 kasus positif COVID-19 ditemukan. Sedangkan, target pemerintah untuk melakukan vaksinasi per harinya kepada 1 juta warga masih jauh. 

Pada hari ini, jumlah warga yang divaksinasi mencapai 492.664. Dengan demikian kumulasi warga yang telah menerima dosis pertama vaksin mencapai 19.211.433. 

Sedangkan, jumlah warga yang telah menerima vaksinasi dosis kedua pada hari ini mencapai 52.658. Dengan demikian, kumulasi warga yang telah disuntikan dosis kedua vaksin COVID-19 mencapai 11.488. 917. Target yang divaksinasi pada tahap ini mencapai 40.349.049. 

Sementara, kasus harian yang dilaporkan hari ini menjadi yang tertinggi selama tiga bulan terakhir. Indonesia pernah berada di titik yang sama pada Februari 2021 lalu. Bahkan, pada 19 Februari 2021 lalu, kasus harian COVID-19 memecahkan rekor pada tahun itu yang mencapai 10.614. 

Berikut kasus harian pada Februari 2021 lalu yang menunjukkan adanya lonjakan: 

  • 26 Februari 2021: 8.232 kasus harian
  • 25 Februari 2021: 8.493 kasus harian
  • 23 Februari 2021: 9.775 kasus harian
  • 22 Februari 2021: 10.180 kasus harian
  • 20 Februari 2021: 8.054 kasus harian
  • 19 Februari 2021: 10.614 kasus harian

Memasuki bulan Maret 2021, kasusnya stabil dan tak mengalami lonjakan. Hingga akhirnya kembali ke titik yang sama usai libur Idulfitri. 

3. BNPB alihkan pendanaan isolasi mandiri di hotel ke masing-masing pemda

[UPDATE] Terus Melonjak, Kasus COVID-19 di RI Tambah 8.892 Hari IniIlustrasi Ruang Isolasi Mandiri COVID-19. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Sementara, di tengah semakin menipisnya anggaran, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memutuskan untuk mengalihkan pembiayaan hotel untuk fasilitas isolasi mandiri pasien COVID-19 ke masing-masing pemda. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan kebijakan ini ditempuh agar penanganan kasus COVID-19 lebih optimal.

Sebab, setiap daerah memiliki persoalan yang berbeda terkait pandemi. "Hal ini menimbang upaya penanganan COVID-19 terbaik sesuai dengan tantangan yang khas dari setiap daerah dan diharapkan dapat diselesaikan secara lebih efektif," kata Wiku ketika memberikan keterangan pers daring dan ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden pada 9 Juni 2021.

Wiku mengatakan, peralihan pembiayaan itu telah disepakati kementerian/lembaga terkait dan pemda. Nantinya, proses desentralisasi akan dilakukan secara bertahap.

"Melalui kesepakatan kementerian/lembaga terkait dan jajaran pemerintah daerah, pembiayaan isolasi mandiri yang awalnya tersentral oleh pemerintah pusat akan secara bertahap dilakukan terdesentraslisasi kepada pemerintah daerah," kata dia.

Baca Juga: Isolasi Mandiri untuk Pasien COVID-19, Apa Saja yang Harus Disiapkan?

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya