Usai Peristiwa Penyanderaan, Pilot Susi Air Ogah Terbang ke Papua

Susi Pudjiastuti sebut KKB seorang pengkhianat

Jakarta, IDN Times - Pemilik Susi Air, Susi Pudjiastuti, mengatakan sejak terjadi peristiwa penyanderaan pilotnya pada 7 Februari 2023, berdampak pada psikologis pilot lain di perusahaannya.

Pilot asal Indonesia menolak bila harus melakukan penerbangan ke Papua, lantaran tidak adanya jaminan keamanan di Bumi Cendrawasih. 

"Risikonya terlalu besar melihat penculikan seperti ini. Dulu mereka tantangannya hanya cuaca, ketelitian, dan maintenance yang baik. Sekarang ada hal yang tidak terduga, bisa saja kita baru landing, ada kejadian tembak-menembak. Bisa saja kami baru landing, sudah ada pembakaran di sana-sini. Yang terakhir pilot kami disandera," ungkap Susi ketika berbicara dalam program Rosi yang tayang di stasiun Kompas TV dikutip Senin (15/5/2023). 

Susi menyebut pilot untuk menerbangkan pesawat jenis porter dari semula sembilan orang, empat di antaranya sudah mengajukan pengunduran diri. Otomatis hal itu mengurangi penerbangan ke Papua. 

"Dua bulan lalu, kami mungkin ada 20-25 flight tidak terbang per hari. Sekarang sudah mulai membaik. Tapi masih ada 11-13 flight yang tidak bisa kita terbangi karena rute itu kami anggap tidak aman," tutur dia. 

Lantaran penyekapan pilot Philip Mark Mehrtens, Susi Air terpaksa mengkalkulasikan kembali soal rute penerbangan ke Papua. Susi tidak membantah pesawatnya diasuransikan, tetapi biaya preminya meningkat pada tahun depan lantaran risiko yang dihadapi begitu tinggi. Alhasil, beban biaya Susi Air semakin membengkak. 

Susi mengaku geram dan tak bisa diam, lantaran Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tidak juga membebaskan pilot Susi Air. Mereka malah menembaki prajurit TNI yang dikirimkan untuk menjemput Kapten Philip. 

1. Susi Pudjiastuti nilai KKB pengkhianat karena ingkar janji

Usai Peristiwa Penyanderaan, Pilot Susi Air Ogah Terbang ke PapuaJuru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) Sebby Sambom. (dok. TPNPB-OPM)

Dalam program itu, Susi tegas menyebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) adalah seorang pengkhianat. Sebab, pada 13 April 2023, mereka mengirimkan video pernyataan KKB yang bersedia bernegosiasi. Video itu dikirimkan juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka, Sebby Sambom. 

"Saya juga tidak tahu kebenarannya (apa betul itu mewakili OPM). Masalahnya dengan terfraksi dan terisolasinya wilayah-wilayah di Papua, you juga gak bisa yakin ini kelompok mana dan apa. Kita tidak tahu," kata mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) tersebut.

Dalam video itu, KKB juga meminta agar disampaikan kepada Kemendagri supaya pemerintah pusat turut membantu Pemda Papua. Namun tiba-tiba yang terjadi di lapangan, KKB justru menembaki pasukan TNI. 

"Ya saya juga seorang ibu, punya anak dan cucu. To know that somebody, young men ditembaki seperti itu. Mereka berbohong, bilang mau negosiasi tapi ternyata ditembaki, ini what's their point?"

"Itu kan pengkhianat namanya! How can you say you want to negotiate and then the next day you shooting? That's gila! Tidak bisa diterima. Itu pengkhianatan yang luar biasa," katanya. 

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Marah ke KKB: Pilot Tak Dilepas Malah Tembaki TNI

2. Distrik Paro adalah rute perintis yang dikontrak pemerintah

Usai Peristiwa Penyanderaan, Pilot Susi Air Ogah Terbang ke PapuaSusi Air dibakar kelompok teroris KKB. (twitter.com/@99)

Lebih lanjut, Susi mengisahkan, rute di Distrik Paro, Nduga, Papua merupakan rute perintis yang sudah dikontrak pemerintah. Pernyataan itu secara tidak langsung membantah kalimat dari TNI yang menyebut Susi Air terbang di Paro tanpa izin. Mereka terbang ke Bumi Cendrawasih karena limpahan dari Merpati yang berhenti terbang pada 2013. 

"Paro itu salah satu rute perintis yang sudah dikontrak oleh pemerintah. Kita terbang tiga kali, dua kali seminggu. Selain itu, kami juga membantu wanita hamil sungsang, tidak punya uang dan akhirnya kami evakuasi. Itu semuanya at my cost," kata Susi. 

Ia pun mencoba bersabar selama tiga bulan terakhir. Hal itu lantaran ia mengikuti saran dari sejumla kolega di pemerintahan, termasuk Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. 

Namun, Susi mulai naik pitam ketika mendengar penjelasan Uskup Joshua di sebuah program siniar. Sebab, di program itu, Uskup Joshua mengatakan agar Philip dibebaskan sendiri oleh Susi Air dan tak usah melibatkan TNI. 

"Akhirnya saya marah ke Pak Pendeta. Saya katakan saya dukung perjuangan rakyat Papua untuk mendapatkan kesejahteraan. Itu sebabnya, mengapa operasional kita lebih banyak di Papua karena ketimpangan kesejahteraan di sana sudah sangat jelas," tutur dia. 

3. Kapten Philip Mark Mehrtens sudah ajukan pengunduran diri dari Susi Air, mau kembali bekerja ke maskapai di Selandia Baru

Usai Peristiwa Penyanderaan, Pilot Susi Air Ogah Terbang ke PapuaKKB pimpinan Egianus Kogoya menyandera pilot Susi Air, Kapten Kapten Philip Mark Merthens. (IDN Times/Istimewa)

Lebih lanjut, Susi mengatakan, pilot Kapten Philip merupakan salah satu pilot kesayangannya. Ia dulu bekerja untuk maskapai Merpati Air tetapi mundur dan mulai bekerja untuk Susi Air. 

"Sebelum dia resign, saya pikir saya ingin jadikan dia chief pilot. Dan dia kembali 2020, karena COVID-19. Waktu itu dia berhenti bekerja dari maskapai di Selandia Baru dan kembali bersama kami. Tepatnya, dua minggu sebelum penculikan itu, dia sudah mengajukan pengunduran diri untuk bekerja lagi di airlines di Selandia Baru," kata Susi. 

Sebab, Susi menyadari risiko bekerja di Papua terlalu besar. Selain risiko cuaca, kecelakaan dan sering banyak penembakan. 

"Kami tidak terpikir penculikan karena penculikan baru terjadi pada kali ini," ujarnya.

Baca Juga: Kodam Cendrawasih Bantah Ada Prajurit TNI yang Masih Disandera KKB

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya