[VIDEO] Begini Proses Evakuasi 188 WNI yang Kerja di Kapal World Dream

Pemindahan dilakukan dari kapal kecil ke KRI Soeharso

Jakarta, IDN Times - Proses evakuasi 188 WNI yang bekerja di Kapal Pesiar World Dream telah berhasil dilakukan pada Rabu (26/2). Dikutip dari akun media sosial juru bicara kepresidenan, Fadjroel Rachman, proses penjemputan dilakukan di Teluk Durian. Fadjroel turut mengunggah video ke akun media sosial yang menggambarkan bagaimana proses evakuasi dilakukan. 

Di video itu terlihat beberapa WNI dimasukan ke dalam kapal yang lebih kecil. Lalu, di tengah laut telah menunggu KRI Soeharso yang merupakan kapal rumah sakit. Di video itu terlihat pula petugas evakuasi yang telah mengenakan alat pelindung diri (APD) berwarna kuning, masker dan goggle. 

Menurut keterangan Fadjroel, KRI Soeharso mendekati titik pertemuan Kapal World Dream di Teluk Durian. 

"Dengan kecepatan kapal sekarang, diperkirakan KRI Dr. Soeharso sudah tiba di lokasi pertemuan dengan kapal pesiar World Dream sekitar jam 12:00 WIB siang ini. Proses evakuasi kemanusiaan dari kapal ke kapal ini berlangsung selama beberapa jam," kata Fadjroel di akun media sosialnya. 

Usai semua WNI dipindahkan ke KRI Soeharso, maka selanjutnya, para kru kapal itu diboyong ke Pulau Sebaru di Kepulauan Seribu, Jakarta. Mereka akan menjalani observasi selama 14 hari. 

Lalu, ada fasilitas apa saja yang disiapkan di pulau tak berpenghuni itu?

1. Pemerintah mengerahkan 760 personel selama proses observasi di Pulau Sebaru

[VIDEO] Begini Proses Evakuasi 188 WNI yang Kerja di Kapal World Dream(Ilustrasi plang Pulau Sebaru Kepulauan Seribu) www.efriritonga.wordpress.com

Menurut Direktur Peralatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Rustian total ada 760 personel gabungan yang dikerahkan dalam proses observasi 188 kru kapal World Dream di Pulau Sebaru. Mereka terdiri dari tim medis, tim peralatan, tim keamanan dan juga ahli gizi. Sama seperti ratusan WNI dari Provinsi Hubei, kru kapal itu juga akan diobservasi selama dua pekan. 

"Semua kekuatan sumber daya manusianya maupun logistik dan peralatan sudah disiapkan," ungkapnya ketika memberikan keterangan pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada hari ini. 

Ia menjelaskan kendati Pulau Sebaru tak berpenghuni namun fasilitas lengkap telah disiapkan oleh pemerintah. Bahkan, lebih lengkap dibandingkan di Kepulauan Natuna. Menurut Rustian, sebelumnya pulau itu sudah digunakan sebagai tempat rehabilitasi narkoba. 

"Dibandingkan dengan Natuna Sebaru itu lebih bagus ada rumah," kata dia lagi. 

Baca Juga: Pemerintah Akan Evakuasi WNI dari Kapal Pesiar World Dream Rabu Besok

2. 188 WNI tidak akan tinggal di tenda melainkan di rumah

[VIDEO] Begini Proses Evakuasi 188 WNI yang Kerja di Kapal World DreamANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Siu

Rustian menjelaskan usai tiba di Pulau Sebaru, ratusan WNI itu tidak akan tidur di tenda seperti proses observasi WNI asal Hubei. Peserta observasi akan menempati kamar-kamar yang dulunya digunakan oleh peserta rehabilitasi narkoba. 

"Ada kamar-kamar, jadi fasilitasnya sudah lengkap. Itu tempat rehabilitasi narkoba ya sekarang kosong dan bisa ditempati," tutur dia.

Tempat rehabilitasi narkoba Sebaru itu memiliki daya tampung sebanyak 250 orang. Sehingga lebih dari cukup untuk menampung kru kapal World Dream. "Gede kok, udah saya hitung semua, dan itu bagus sekali tempatnya," katanya lagi. 

Apabila sesuai dengan jadwal, maka proses observasi akan berakhir pada (11/3) mendatang. 

3. Pemerintah berjanji tidak akan mengabaikan WNI yang bekerja di kapal pesiar, termasuk di Diamond Princess

[VIDEO] Begini Proses Evakuasi 188 WNI yang Kerja di Kapal World DreamKru kapal Diamond Princess asal RI meminta segera dievakuasi. (Twitter.com/abcaustralia_id)

Keputusan yang diambil untuk mengevakuasi lebih dulu 188 WNI yang bekerja di kapal World Dream menimbulkan tanda tanya di benak publik. Sebab, sesungguhnya yang membutuhkan perhatian lebih dan dalam keadaan darurat adalah kru di kapal pesiar Diamond Princess. Total ada 78 WNI yang bekerja di kapal yang kini berlabuh di Yokohama, Jepang itu. 

Namun, karena penanganan Pemerintah Jepang yang sembrono, kini 9 kru kapal asal Indonesia ikut terinfeksi virus mematikan itu. Situasi itu semakin diperburuk dengan pernyataan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang mengatakan tak ingin buru-buru mengevakuasi WNI yang bekerja di Diamond Princess. Hal itu lantaran tak ingin mengubah zona Indonesia dari hijau menjadi merah. 

Tetapi, Fadjroel selaku juru bicara menjamin pemerintah tak akan mengabaikan WNI di mana pun mereka berada. 

"Perlakuan yang sama akan diberikan pemerintah terhadap WNI, baik yang berlaku di WNI yang diboyong dari Provinsi Hubei, kapal World Dream maupun Diamond Princess. Tidak ada seorang pun yang akan ditinggalkan oleh pemerintah," ujar Fadjroel melalui akun media sosialnya. 

Namun, hingga kini belum diketahui kapan puluhan WNI yang bekerja di Diamond Princess akan diboyong ke Tanah Air. Sedangkan, kru kapal Diamond Princess sudah merasa putus asa dan memohon kepada pemerintah agar segera dipulangkan ke Tanah Air.

Mereka khawatir akan mati perlahan-lahan karena terlalu lama dibiarkan di kapal pesiar itu. Apalagi Diamond Princess telah berubah menjadi episentrum baru COVID-19. 

Baca Juga: Jokowi: Pemerintah Tidak Bisa Didesak Evakuasi WNI di Diamond Princess

Topik:

Berita Terkini Lainnya