Viral, KMP Jatra 1 Dihantam Ombak Hingga Tenggelam di Pelabuhan Kupang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Dampak dari siklon tropis Seroja makin menguat, hingga menyebabkan kapal motor milik PT ASDP Indonesia Ferry tenggelam di Pelabuhan Bolok, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Sabtu, 3 April 2021. Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin membenarkan cuaca ekstrem menyebabkan kapal mengalami benturan.
"Akibat gelombang tinggi di perairan, kapal mengalami benturan sehingga menyebabkan kebocoran. Air masuk dan menyebabkan posisi kapal miring lalu tenggelam," ungkap Shelvy melalui keterangan tertulis Senin, 5 April 2021.
Ia menjelaskan pihak ASDP sudah berkoordinasi dengan pihak regulator dan sudah menghubungi tim penyelamat untuk melakukan evakuasi terhadap kapal itu. Namun, tim penyelamat masih menunggu cuaca membaik.
Kondisi kapal motor Jatra I yang tenggelam itu kemudian viral di media sosial. Di dalam video yang diunggah di akun Instagram @kupang.now, terlihat posisi kapal sudah miring ke sisi sebelah kiri.
Bagaimana kondisi kru dan penumpang di kapal motor itu? Apakah mereka selamat?
1. Tidak ada korban jiwa di dalam KMP Jatra 1 yang tenggelam
Direktur Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan Kementerian Perhubungan Cucu Mulyana memastikan, tak ada korban jiwa dalam insiden tenggelamnya KMP Jatra I.
"Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa," ujar Cucu ketika dikonfirmasi hari ini, Selasa (6/4/2021).
Cucu menjelaskan ketika peristiwa itu terjadi, KMP Jatra I baru menyelesaikan pelayanan dan keluar untuk berlabuh. Tetapi, ketika akan melanjutkan pelayanan selanjutnya, justru terjebak dengan cuaca buruk. Angin bertiup dengan kecepatan 80-100 knot.
"Kapal berbenturan dengan dermaga sehingga bocor. Tapi seluruh kru berhasil selamat. KMP tenggelam di dermaga 2 Pelabuhan Bolok, Kupang," kata dia.
Baca Juga: Dampak Parah Bencana NTT, Nyaris Seluruh Daerah Lumpuh
2. KMP Namparnos milik ASDP Ferry Indonesia juga mengalami kerusakan
Editor’s picks
Selain KMP Jatra I, ada satu kapal lainnya milik PT ASDP Ferry Indonesia yang tenggelam bernama KMP Namparnos. Seluruh kru di kapal itu juga berhasil selamat.
Shelvy mengatakan KMP Namparnos sempat berlindung di Pulau Semau pada Minggu, 3 April 2021. Tetapi, terbawa arus dan saat ini berada di Pulau Kambing.
Melihat situasi cuaca yang masih buruk, otoritas setempat memutuskan menutup layanan operasional penyeberangan di Pelabuhan Bolok. Hal itu sesuai surat edaran yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang Nomor ME.01.02/PDR/O7/KTUG/IV-2021.
Di dalam surat itu, BMKG Kupang meminta agar aktivitas layanan operasional penyeberangan di Pelabuhan Kupang ditutup sementara hingga situasi kondusif. Hal itu lantaran masih terdapat gelombang dan curah hujan tinggi.
"ASDP pun mengimbau kepada seluruh pengguna jasa agar menunda perjalanan dan tetap mewaspadai kondisi cuaca ekstrem. Penutupan operasional sementara ini adalah komitmen ASDP dalam memprioritaskan keselamatan seluruh penumpang dan kru kapal," ungkap Shelvy.
3. BMKG sebut Siklon Tropis Seroja yang hantam NTT tidak lazim
Sementara, menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, kondisi Siklon Tropis Seroja yang terjadi di NTT tidak umum. Sebab, menurut dia, sebelumnya tidak pernah terjadi siklon masuk ke daratan.
"Seroja ini, baru yang pertama kali benar-benar dahsyat, karena masuk sampai ke daratan. Ini yang tidak lazim," kata Dwikorita ketika memberikan keterangan pers yang disiarkan langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 6 April 2021.
Ia menjelaskan, kondisi yang tidak lazim itu diduga karena efek pemanasan global. Dwikorita mengatakan, semakin panasnya suhu muka air laut, maka laut akan menyerap karbondioksida atau CO2.
"Itu adalah dampak dari gas rumah kaca, bisa dirunut ke sana. Ini baru hipotesis ya. Tapi ada korelasi dengan peningkatan suhu muka air laut yang dipengaruhi juga oleh global warming," kata dia.
Baca Juga: BMKG Sebut Siklon Tropis Seroja di NTT Tidak Lazim, Kenapa?