Wafat, Eks Jubir COVID Achmad Yurianto Bakal Dimakamkan di Malang

Yuri jubir COVID-19 pertama yang ditunjuk oleh presiden

Jakarta, IDN Times - Eks juru bicara penanganan COVID-19, Achmad Yurianto wafat pada Sabtu, (21/5/2022) di Malang akibat sakit kanker usus. Rencananya pria yang akrab disapa Yuri itu bakal dimakamkan di Malang, Jawa Timur. 

"Menurut informasinya sementara, Beliau akan dimakamkan di Malang. Alamat rumah duka berada di Jalan Ir. Soekarno nomor 31 Kota Batu," ungkap juru bicara BPJS, M. Iqbal Anas Ma'ruf melalui pesan pendek pada hari ini. 

IDN Times sempat berbincang dengan Yuri dan membahas soal penyakit yang dideritanya. Sejak Juni 2021 lalu, Yuri sudah menjalani kemoterapi hingga operasi di RSPAD Gatot Subroto. 

Menurut keterangan dari Direktur Utama RSPAD, Letjen Albertus Budi Sulistya, Yuri sudah pulang dari rumah sakit pada 18 Mei 2022. Lalu, ia dibawa ke Malang supaya lebih dekat dengan keluarga. 

Bagaimana rekam jejak karier Yuri dalam penanganan COVID-19 selama ini?

Baca Juga: Profil Achmad Yurianto, Eks Jubir COVID-19 yang Wafat

1. Yuri mulai ditunjuk jadi jubir pemerintah khusus COVID-19 per 9 Maret 2020

Wafat, Eks Jubir COVID Achmad Yurianto Bakal Dimakamkan di Malang(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Di dalam program siniar Kementerian Kesehatan yang dikutip pada Sabtu, (21/5/2022), Yuri mengisahkan awal mula ia bisa ditunjuk langsung oleh presiden menjadi jubir khusus penanganan COVID-19. Saat itu, posisinya sebagai Sekretaris Dirjen P2P di Kemenkes, sudah turun langsung untuk menangani penyebaran virus Sars-CoV-2 yang bermula di Wuhan. 

Bahkan, Yuri ikut dalam proses karantina ratusan WNI yang dievakuasi dari Wuhan. Mereka dikarantina di Pulau Natuna. 

Yuri mengaku tidak punya pengalaman untuk penanganan penyakit ini. Sampai akhirnya pemerintah memutuskan untuk menjemput WNI yang ada di Wuhan, China. 

Tak hanya itu, Yuri juga ikut berperan dalam penjemputan anak buah kapal (ABK) World Dream di Bandara Kertajati Majalengka. Pada saat itu, banyak awak media yang mewawancarai dirinya lantaran ia berada di lapangan. 

"Maka ini diperhatikan oleh Bapak presiden. Begitu muncul kasus baru, banyak orang berkomentar. Presiden melihat akan lebih efektif kalau ada yang harus berbicara (ke publik)," kata dia pada 2020 lalu. 

Ia pun tak diberi notifikasi apapun sebelumnya dari pihak Istana bakal dilantik menjadi jubir penanganan COVID-19. Yuri mengenang suatu pagi tiba-tiba diminta untuk ikut rapat kabinet. 

"Ya namanya dapat perintah dari atasan ya ikut saja. Lalu saya ditunjuk sebagai jubir," tuturnya ketika itu. 

Ia menjabat posisi sebagai jubir penanganan COVID-19 selama 140 hari. Lalu, posisi itu diisi oleh Wiku Adisasmito hingga kini. 

Baca Juga: Indonesia Batal Beli Vaksin COVID-19 dari AstraZeneca, Kenapa?

2. Achmad Yurianto kerap dijuluki publik pembawa kabar kematian COVID-19

Wafat, Eks Jubir COVID Achmad Yurianto Bakal Dimakamkan di MalangJuru Bicara Pemerintah COVID-19, Achmad Yurianto/ Dok. BNPB

Sementara, ketika ia masih menjabat sebagai juru bicara penanganan COVID-19, otomatis wajahnya muncul di televisi setiap hari. Yuri tidak hanya berbicara soal penambahan kasus harian tetapi juga angka kematian akibat COVID-19. Gara-gara hal tersebut, ia kemudian kerap dijuluki 'pembawa kabar kematian' oleh publik. 

"Apa sih yang dibutuhkan masyarakat dalam menangani corona? Bukan saya plesetkan, saya omongkan dengan data yang saya miliki sehingga di awal-awal dengan 15 menit saya menerangkan. 10 menit untuk edukasi dan 5 menit terakhir untuk umumkan data," ujar Yuri di acara peluncuran buku 'Menghadang Corona' di ruang Fraksi PAN, Gedung DPR Jakarta pada 2020 lalu. 

"Kemudian, yang selalu dipakai semua adalah tontonan 5 menit terakhir, sehingga Achmad Yurianto dianggap pembawa berita kematian. Sepuluh menitnya (edukasi corona) hilang," kata Yuri lagi yang direspons tawa hadirin di acara tersebut. 

Belakangan, Yuri mendapat mitra baru ketika menyampaikan keterangan mengenai COVID-19 yakni dr Reisa Broto Asmoro. Sejak saat itu, Yuri menilai informasi seputar COVID-19 yang disampaikan sudah tidak begitu menakutkan lagi.

"Begitu partner saya ditunjuk oleh Kementerian Komunikasi, muncul Reisa, saya minta untuk edukasi baru dan dapat mengubah pandangan bahwa COVID tidak menakutkan lagi. Maksud saya, yang membacakan data COVID-nya," kata Yuri berseloroh.

3. Sempat dicopot dari posisi Dirjen, Yuri lalu dilantik menjadi Ketua Dewas BPJS Kesehatan

Wafat, Eks Jubir COVID Achmad Yurianto Bakal Dimakamkan di MalangJuru Bicara Pemerintah COVID-19, Achmad Yurianto. Dok BNPB

Karier Yuri tidak selalu berjalan mulus. Tak lama usai terbit tulisan di IDN Times berjudul "Indonesia Batal Beli Vaksin COVID-19 dari AstraZeneca, Kenapa?", Yuri dicopot oleh Terawan Agus Putranto dari posisi Dirjen P2P dan dialihkan menjadi Staf Ahli Menkes bidang teknologi kesehatan dan globalisasi. Menurut informasi, pernyataan yang disampaikan oleh Yuri kepada IDN Times seharusnya menjadi konsumsi internal dan keliru. 

Tetapi, pada Februari 2021 lalu, Yuri dipercaya oleh Presiden Jokowi untuk menjadi Ketua Dewan Pengawas pada BPJS Kesehatan. Usai dilantik di Istana, Yuri menjanjikan bakal membuka ruang masyarakat untuk memberikan kritik dan saran atas kinerja BPJS Kesehatan. Menurut Yuri, tugas BPJS Kesehatan ke depan akan semakin berat.

"Kami mohon doa restu dari seluruh masyarakat sekalian dan kami terbuka untuk mendapatkan masukan, kritik dan saran agar pekerjaan kami ke depan jadi lebih baik," ujar Yuri seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden. 

Baca Juga: Sah! Achmad Yurianto dan Dewan Pengawas-Direksi BPJS Resmi Dilantik

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya