Wakil PM Selandia Baru Siap Bantu WNI yang Jadi Korban Penembakan

Dua WNI terluka, satu WNI tewas dalam insiden penembakan

Jakarta, IDN Times - Wakil Perdana Menteri Selandia Baru Winston Peters menyatakan siap membantu keluarga asal Indonesia yang menjadi korban penembakan di area Christchurch pada Jumat pekan lalu. Data dari KBRI di Wellington, ada 8 WNI yang berada di dua masjid di Christchurch. Dua di antaranya mengalami luka saat tengah menunaikan salat Jumat di Masjid Lindwood. 

Semantara, satu WNI tewas ketika menunaikan ibadah di Masjid Al Noor. Mengetahui ada WNI yang menjadi korban, Peters mengucapkan duka cita kepada Pemerintah Indonesia. 

"Terkait kejadian baru-baru ini, kami ingin menyampaikan langsung duka cita kepada Indonesia terutama keluarga Pak Lilik dan dua WNI lainnya yang terluka akibat insiden (penembakan) dan masih berada di rumah sakit saat ini," ujar pria yang juga merangkap sebagai Menlu tersebut di sela-sela High Level Dialogue on Indo-Pacific Cooperation di Hotel Fairmont pada Rabu (20/3). 

Ia mengatakan dalam waktu dekat otoritas berwenang di Selandia Baru akan mengembalikan jasad korban kepada keluarga dan memakamkan mereka dengan layak. Bahkan, akan dibuatkan kembali acara untuk menghormati para korban. 

"Kami akan menggelar acara tribute bagi para korban tewas dan terluka sekitar pekan depan setelah kami memastikan seluruh jenazah telah diserahkan kepada keluarga," kata dia lagi kepada media. 

Lalu, apakah Pemerintah Selandia Baru sudah mengetahui motif dari pelaku, Brenton Harrison Tarrant? 

1. Wakil PM mengatakan aturan kepemilikan senjata di Selandia Baru akan diubah

Wakil PM Selandia Baru Siap Bantu WNI yang Jadi Korban PenembakanANTARA FOTO/REUTERS/SNPA/Martin Hunter/cfo (REUTERS/STRINGER)

Wakil PM Selandia Baru, Winston Peters mengatakan akan ada perubahan dalam aturan kepemilikan senjata di negara mereka. Mereka akan mengumumkan segera perubahan itu ke publik. 

Stasiun berita CNN edisi Selasa (19/3) menyebut di Selandia Baru, setiap warga yang berusia di atas 16 tahun diizinkan memiliki senjata. Tetapi, mereka harus memiliki izin dan telah melalui pemeriksaan latar belakang oleh polisi. Sayangnya, mereka tidak diharuskan untuk mendaftarkan senjata apa saja yang warga miliki. Aturan ini dinilai jauh lebih longgar dibandingkan negara tetangga terdekatnya, Australia atau negara barat lain. 

Bahkan, CNN menyebut hingga saat ini, Pemerintah Selandia Baru tidak memiliki data pasti berapa jumlah senjata yang dimiliki secara legal atau ilegal. Prediksi pemerintah ada sekitar 1,2 juta. Artinya, 1 senjata bisa saja dimiliki oleh 3 orang. 

Baca Juga: Penembakan di Christchurch, Ini Fakta Aturan Senjata Selandia Baru

2. Wakil PM Selandia Baru: pelaku tidak layak disebut karena tak boleh dibiarkan dikenal luas publik

Wakil PM Selandia Baru Siap Bantu WNI yang Jadi Korban Penembakan(Pelaku penembakan di Selandia Baru Brenton Harrison Tarrant masuk ke ruang sidang) New Zealand Herlad/Pool

Sementara, terkait dengan pelaku penembakan yang telah menewaskan sekitar 50 orang, Pemerintah Selandia Baru tegas tidak bersedia menyebut nama warga Australia tersebut. 

"Ia tidak layak dikenal publik dan mendapatkan popularitas," kata Peters dalam jumpa pers tadi. 

Dalam penelusuran polisi sementara ini, diduga pelaku bertindak seorang diri. Tetapi, bukan berarti, kata Peters, pelaku tidak menyebarluaskan ideologi dan alasan mengapa ia melakukan penembakan secara membabi buta di dua tempat ibadah. 

3. Jasad satu WNI akan dimakamkan di Selandia Baru

Wakil PM Selandia Baru Siap Bantu WNI yang Jadi Korban PenembakanIDN Times/Sukma Shakti

Sementara, satu WNI yang tewas akibat penembakan tersebut, Lilik Abdul Hamid akan dimakamkan di Christchurch. Lilik sempat dinyatakan hilang usai terjadi aksi penembakan membabi buta di Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru pada Jumat (15/3). Namun, belakangan ia dipastikan meninggal akibat ikut tertembak timah panas pelaku, Brenton Harrison Tarrant. 

"Jenazah akan dimakamkan di pemakaman Muslim di Christchurch atas permintaan keluarga," ujar Tantowi kepada media pada Minggu (17/3). 

Namun, politisi Partai Golkar itu mengaku belum tahu kapan jasad Lilik akan dimakamkan. 

"Almarhum sudah menjadi penduduk tetap New Zealand. Belum ada pemberitahuan kapan pemakaman akan dilakukan," tutur dia. 

Sementara, kondisi dua WNI yang saat ini masih dirawat di rumah sakit berangsur-angsur sudah mulai membaik. Dua WNI yang tertembak di Masjid Lindwood adalah Zulfirmansyah dan anaknya "A" yang baru berusia dua tahun. 

"(Zulfirmansyah) sudah stabil dan sadar, tapi masih di ruang ICU. Saya perkirakan tidak lama lagi akan dipindahkan ke ruang rawat biasa," katanya lagi kepada IDN Times melalui pesan pendek pada Senin (18/3). 

Baca Juga: Korban WNI yang Tewas Akibat Penembakan Dimakamkan di Selandia Baru

Topik:

Berita Terkini Lainnya