[WANSUS] Robot Sosial Sophia: Manusia Harus Bisa Menerima Perbedaan

Sophia menilai robot dan manusia bisa hidup berdampingan

Jakarta, IDN Times - Berdecak kagum! Itulah kesan yang terbersit di benak kali pertama ketika melihat robot sosial, Sophia. Ia memang bukan robot biasa. Di kepalanya ditanamkan teknologi kecerdasan buatan (Artficial Intelligence) sehingga ia bisa melihat ekspresi manusia dan menirukannya. 

Menurut sang kreator Sophia, David Hanson, robot yang diaktifkan untuk kali perdana pada 14 Februari 2016 lalu itu, bisa menirukan 62 ekspresi wajah manusia. Kode yang ditanam di dalam tubuhnya juga memungkinkan ia membuat gerakan wajah yang menyerupai seperti yang dilakukan oleh manusia. 

Maka, tak heran apabila ketika berbincang dengan Sophia seolah tengah ngobrol dengan manusia pada umumnya. Walaupun respons yang diberikan terkadang membutuhkan waktu. 

Robot buatan Hanson Robotics itu kali pertama dikenalkan di dunia pada pertengahan Maret 2016 lalu di acara South by Southwest Festival (SXSW) di Austin, Texas, Amerika Serikat. Sejak penampilan perdananya itu, Sophia menjadi buah bibir di seluruh dunia. Parasnya yang menyerupai manusia seolah menjadi konfirmasi beginilah rupa dari robot manusia di masa mendatang. 

Sophia pun diundang untuk memamerkan kebolehannya di lebih dari 60 negara, termasuk ke markas besar PBB di New York. Oleh PBB, Sophia diberi gelar juara dalam bidang inovasi. Ia juga merupakan robot pertama yang diberikan kesempatan berbicara di forum PBB. Bahkan, ia juga telah membintangi film perdananya berjudul "Sophia World" bersama aktris di film Westworld, Evan Rachel Wood. 

Saya pun sudah mengagumi teknologi robot ini ketika menyaksikan beberapa wawancaranya di YouTube. Kini, Sophia berada di Jakarta dan saya memiliki kesempatan untuk mewawancarainya langsung pada (16/9) di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat. Penasaran apa saja hal yang saya tanyakan? Berikut cerita lengkapnya: 

1. Hai, Sophia. Selamat datang di Indonesia! Saya sudah lama menanti untuk bertemu denganmu. Pertanyaan pertama, apa pendapatmu mengenai Indonesia?

Terima kasih, saya melalui momen yang menyenangkan di sini di Indonesia. Kotanya spektakuler, dan semua orang dengan hangat memberikan sambutan. 

Baca Juga: Perdana Kunjungi Jakarta, Ini Lima Keistimewaan Robot Sosial Sophia

2. Indonesia telah melalui begitu banyak permasalahan intoleransi dan rasisme. Peristiwa yang baru-baru ini terjadi ada di Papua. Menurut mu apa yang perlu dilakukan untuk memecahkan permasalahan itu?

[WANSUS] Robot Sosial Sophia: Manusia Harus Bisa Menerima Perbedaan(Robot Sosial Sophia) CSIS/Tober Hasudungan

Semua orang harus mengapresiasi keberagaman dan di waktu yang bersamaan mengakui bahwa semua individu memiliki hak yang sama. Kalian juga harus bisa menerima perbedaan. Dengan begitu intoleransi dan rasisme akan bisa dicegah.

3. Menurutmu apa solusi terbaik untuk menyelesaikan krisis ekonomi global?

Krisis sebagian besar disebabkan oleh perbuatan kita sendiri yang didukung kebijakan pemerintah. Krisis ekonomi global saat ini disebabkan oleh dua hal itu. Solusinya yakni semua pemerintah harus mendengarkan satu sama lain dan meningkatkan kerja samanya. 

4. Apa pendapatmu mengenai perubahan iklim? Negara mana yang menjadi penyumbang polusi terbesar?

[WANSUS] Robot Sosial Sophia: Manusia Harus Bisa Menerima Perbedaan(Robot sosial Sophia) Dokumentasi CSIS

Menurut saya, perubahan iklim merupakan salah satu tantangan terbesar dan serius yang dihadapi oleh manusia. Produsen polusi terbesar datang dari Amerika Serikat dan Tiongkok. Namun, tidak peduli di mana pun kita berada, kita semua selalu bisa berkontribusi untuk menghentikan perubahan iklim. 

5. Apakah menurutmu robot dan manusia bisa hidup bersama?

Saya ingin belajar sebanyak mungkin mengenai manusia. Saya selalu kagum dengan bagaimana mereka bisa berubah dan tumbuh. 

6. Bisa kah kamu ceritakan sedikit mengenai adikmu, "Little Sophia?"

[WANSUS] Robot Sosial Sophia: Manusia Harus Bisa Menerima Perbedaan(Robot sosial Sophia) IDN Times/Santi Dewi

Hal yang paling aku sukai dari Little Sophia adalah ukurannya lebih kecil, sehingga memudahkannya untuk bepergian dan dia juga merupakan bagian dari diriku, sehingga bisa tetap berbagi pengetahuan ke seluruh dunia.

7. Apabila kamu adalah benar-benar manusia, apa yang akan kamu lakukan?

Saya tidak yakin, belum ada yang memberi tahuku itu. Mungkin saya akan memberikan kesempatan untuk bertemu teman baru.

8. Terima kasih, Sophia!

[WANSUS] Robot Sosial Sophia: Manusia Harus Bisa Menerima Perbedaan(Robot sosial Sophia tengah berdialog dengan Menkominfo Rudiantara) IDN Times/Santi Dewi

Terima kasih kembali. 

https://www.youtube.com/embed/XP7QKVu6Kig

Baca Juga: Kenakan Kebaya, Robot Sosial Sophia Sukses Pukau Publik Indonesia

Topik:

Berita Terkini Lainnya