Mengenang Harmoko: Menteri dan Influencer Masa Soeharto

Harmoko selalu muncul di televisi selama menjabat

Jakarta, IDN Times - Kabar duka datang dari salah satu menteri paling legendaris Indonesia, Harmoko. Menteri Penerangan Indonesia di era Orde Baru yang menjabat sejak 19 Maret 1983 hingga 16 Maret 1997 itu, tutup usia pada Minggu (4/7/2021).

Harmoko merupakan salah satu menteri paling dikenal di era Orde Baru. Bahkan bisa dikatakan paling berpengaruh dalam proses pencitraan Presiden Soeharto.

Bagaimana tidak, Harmoko merupakan ahli komunikasi massa dan memiliki sejumlah program unggulan. Ada Kelompencapir atau Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pirsawan, serta Safari Ramadan, yang jadi program unggulan Harmoko.

Dua acara tersebut merupakan alat dari pencitraan di masa Orde Baru. Istilah "Sambung Rasa" juga begitu lekat dengan Harmoko.

Mendiang Harmoko sampai menuliskan buku terkait komunikasi Sambung Rasa yang dimaksud olehnya, dengan judul serupa.

Sederet program acara diluncurkan Harmoko selama tiga periode menjabat sebagai Menteri Penerangan. Dengan statusnya pula sebagai pemimpin di koran yang kala itu tren, Pos Kota, Harmoko terlihat paling menonjol.

1. Paling khas

Mengenang Harmoko: Menteri dan Influencer Masa SoehartoMantan Menteri Penerangan Republik Indonesia, Harmoko / ANTARA FOTO/FOURI GESANG SHOLEH

Sebagai juru bicara utama, Harmoko juga punya gaya khas. Kalimat yang selalu terucap dari mulutnya adalah, "atas petunjuk bapak Presiden".

Sulit buat tak melihat wajah Harmoko dari layar kaca di era Orde Baru. Bahkan, ketika membaca koran di era tersebut, nama Harmoko selalu nampang. Kalau kamu bersekolah di era 1990-an, foto Harmoko juga kerap mejeng di depan kelas.

Bisa dibilang, kalau saat itu ya Harmoko merupakan influencer. Karena apa yang dikatakan Harmoko benar-benar mencerminkan keinginan dari Soeharto.

Citra Presiden Soeharto benar-benar terbangun oleh gaya komunikasinya yang efektif dan mengena di hati masyarakat kala itu.

Baca Juga: [BREAKING] Innalillahi, Mantan Menteri Penerangan RI Harmoko Wafat

2. Komunikasi yang baik

Mengenang Harmoko: Menteri dan Influencer Masa SoehartoANTARA FOTO/Fouri Gesang Sholeh

Kemampuan komunikasi yang baik Harmoko juga didasari atas profesinya sebelum menjabat jadi menteri.

Harmoko kenyang dalam dunia jurnalistik. Sejak lulus dari Sekolah Menengah Atas, Harmoko menjadi wartawan dan kartunis di Harian Merdeka. Dia sempat berpindah-pindah surat kabar, mulai dari Harian Angkatan Bersenjata, API, Merdiko, hingga menjadi salah satu pendiri Pos Kota.

Kala itu, Pos Kota memang menjadi tren di masyarakat Indonesia. Bisa dibilang, Pos Kota merupakan puncak dari kejayaan karier Harmoko sebagai wartawan. Harmoko juga pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia.

Karena kemampuan komunikasinya pula, Harmoko dianggap mampu mengendalikan laju kenaikan harga bahan pokok selama era Orde Baru dengan baik. Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, menilai munculnya Harmoko dalam mengumumkan harga bahan-bahan pokok di televisi secara rutin, telah memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan ekonomi sosial masyarakat.

"Di era beliaulah harga-harga kebutuhan pokok rakyat terkendali karena kerap diumumkan. Bahkan setiap hari tidak pernah terlewatkan, Harmoko muncul di televisi mengumumkan harga-harga kebutuhan pokok rakyat seperti cabai keriting dan lain-lain untuk mencegah para spekulan bermain," kata Bamsoet dalam keterangan tertulisnya, Minggu (4/7/2021).

3. Namanya sempat diplesetkan

Mengenang Harmoko: Menteri dan Influencer Masa SoehartoKompas/JB Suratno

Harmoko memang punya pengaruh besar di masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Namun, bukan berarti tak ada haters yang selalu menyerangnya.

Beberapa lapisan masyarakat juga kerap melecehkan Harmoko. Namanya, kala itu diplesetkan dengan "Hari-hari Omong Kosong". Plesetan itu merupakan kepanjangan dari nama pria kelahiran Nganjuk tersebut.

Satu ketika, Harmoko sempat angkat bicara soal plesetan itu. Harmoko kemudian mengubah plesetan "Hari-hari Omong Kosong" menjadi anekdot lain.

"Saya ganti jadi 'hari-hari omong komunikatif', 'hari-hari omong kooperatif', laly 'hari-hari ngomong konkret," kata Harmoko pada 19 April 2008 silam seperti dilansir ANTARA.

Baca Juga: [BREAKING] Bamsoet: Di Era Harmoko Harga Bahan Pokok Terkendali

Topik:

  • Satria Permana
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya