Relawan Medis Diterjunkan Tangani Korban Bencana NTT 

Para relawan mengalami sejumlah kendala

Jakarta, IDN Times - Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI) dan Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) mengerahkan tujuh dokter relawan untuk membantu korban bendana di Nusa Tenggara Timur. Selain tujuh dokter itu, dua perawat juga diterjunkan demi membantu para korban.

Ketua PABOI, dr Edi Mustamsir, menyatakan perlu mengerahkan relawan karena saat ini para korban bencana NTT lebih banyak mengalami masalah dengan tlang dan sendinya.

"Kami juga sudah berkoordinasi dengan PABOI berbagai wilayah agar menyiapkan tenaga medis yang dirotasi tiap pekan. Ini dimaksudkan untuk menjaga stamina dari para tenaga medis," kata Edi dalam keterangan pers yang diterima IDN Times, Kamis (8/4/2021).

Baca Juga: Fakta-fakta Terkini Bencana Banjir dan Longsor di NTT

1. Langsung bekerja

Relawan Medis Diterjunkan Tangani Korban Bencana NTT Keadaan Flores Timur Pasca Banjir Bandang (dok. BNPB)

Para relawan medis itu berangkat dari Makassar ke Larantuka sejak 6 April 2021 lalu. Setibanya di sana, mereka langsung bekerja, melakukan operasi terhadap para korban yang ada di RSUD Larantuka.

Ada tiga bayi dan anak, empat orang dewasa, dan tiga lansia, yang butuh penanganan relawan tersebut.

Setelah menangani para korban di RSUD Larantuka, tim medis gabungan PABOI dan PDEI langsung menuju ke lokasi lain. Mereka dibagi ke dalam dua tim, dengan dipimpin dr Helmiyadi Kuswardhana (ke Lembata) dan dr Muhammad Phetrus Johan (ke Alor).

Mereka berangkat ke lokasi dengan menggunakan transportasi udara yang disiapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada Kamis sore (8/4/2021).

2. Alami sejumlah kendala

Relawan Medis Diterjunkan Tangani Korban Bencana NTT Foto udara proses pencarian korban banjir bandang di Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa (6/4/2021). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Di Alor, mereka akan menangani pasien di dua lokasi, Desa Tamakh, Kecamatan Pantar Tengah dan Desa Kaleb, Kecamatan Pantar Timur.

"Saat ini, kami sedang berupaya melakukan pengobatan non operasi bersama dengan tim tenaga kesehatan yang ada di Alor, sambil berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk persiapan fasilitas rujukan ke rumah sakit. Selain itu, kami juga membutuhkan bantuan alat dan bahan rawat luka," ujar Pethrus.

Selain mengalami kendala terkait peralatan, akses menuju lokasi bencana juga jadi masalah yang serius. Hal tersebut disampaikan oleh Helmiyadi.

"Tim medis di Lembata menghadapi sejumlah masalah di antaranya, sebagian akses jalan ke posko kesehatan masih longsor, proses rujukan terkendala karena kekhawatiran keamanan perjalanan dan trauma kejadian bencana untuk transportasi via laut sehingga masih banyak korban yang belum bisa ditangani. Sementara dari sisi perlengkapan medis, perlengkapan alat dan bahan rawat luka yang belum memadai dan kurangnya alat dressing luka modern," ujar Helmiyadi.

3. Waspada penularan COVID-19

Relawan Medis Diterjunkan Tangani Korban Bencana NTT Ilustrasi corona. IDN Times/Mardya Shakti

Ketua Tim Mitigasi PB IDI, dr Adib Khumaidi, meminta pemerintah dan petugas penanganan bencana agar tetap menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19 di area bencana. Para tim medis juga harus lebih waspada agar tidak terpapar COVID-19, mengingat masih banyak korban yang belum tertangani dan jumlah tim medis yang terbatas.

Baca Juga: Mukjizat, Balita Ditemukan Masih Hidup Meski Tertimbun Lumpur di NTT 

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya