Surah Al-Hajj Ayat 7, Tafsir dan Hikmahnya

Surah Al-Hajj ayat 7 bahas kebenaran datangnya hari kiamat

Jakarta, IDN Times - Al-Hajj merupakan salah satu golongan dari surah Madaniyah. Surat ini memiliki 78 ayat yang sebagian besar menyinggung tentang haji. Namun, pada surat Al-Hajj ayat 7 lebih menjelaskan tentang bukti kebenaran datangnya hari kiamat. 

Berikut bunyi dari ayat 7 surat Al-Hajj tersebut:

1. Surat Al-Hajj ayat 7 dan artinya

Surah Al-Hajj Ayat 7, Tafsir dan HikmahnyaIlustrasi Alquran (IDN Times/Umi Kalsum)

Bunyi ayat 7 surat Al Hajj:

وَّاَنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيْهَاۙ وَاَنَّ اللّٰهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ

Wa annas-sā'ata ātiyatul lā raiba fīhā wa annallāha yab'aṡu man fil-qubụr

Artinya: Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur.


Berdasarkan apa yang tertulis di atas, sekilas ayat ini memberikan pesan bahwa hari kiamat pasti akan datang dan pada akhirnya makhluk hidup akan dibangkitkan dari dalam kubur. 

Baca Juga: 7 Manfaat Ayat Kursi dan Keutamaannya Sehari-hari

2. Tafsir Surat Al-Hajj ayat 7

Surah Al-Hajj Ayat 7, Tafsir dan HikmahnyaIlustrasi Al-Qur'an (IDN Times/Sunariyah)

Untuk dapat memahami lebih dalam mengenai surat Al-Hajj ayat 7 ini, berikut beberapa referensi tafsirnya:

Tafsir Kementerian Agama RI

Dikutip dari situs resmi Quran Kementerian Agama RI, surat Al-Hajj ayat 7 ditafsirkan sebagai berikut:

Setelah Allah mengemukakan proses perkembangan manusia dan tumbuh-tumbuhan itu pada ayat-ayat yang lalu, maka pada ayat-ayat berikut ini disimpulkan lima hal:

  1.  Tuhan yang diterangkan pada ayat-ayat di atas adalah Tuhan yang sebenarnya, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang menentukan segala sesuatu. Tidak ada seorang pun yang sanggup menciptakan manusia dengan proses yang demikian itu, yaitu menciptakan manusia dari tanah, kemudian menjadi mani, nuftah (zygat), sel-sel, mudhgah, janin dan kemudian lahir ke dunia, lalu menjadi dewasa, berketurunan, bertambah tua, akhirnya meninggal dunia menjadi makhluk yang mati kembali. Siapakah yang sanggup membuat proses kejadian manusia seperti itu. Siapakah yang sanggup mengubah tanah yang mati dan tandus menjadi tanah yang subur serta ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam. Siapakah yang membuat ketentuan dan aturan-aturan yang demikian rapi dan teliti itu, selain dari Allah yang wajib disembah?
  2. Dialah yang menghidupkan yang mati. Menghidupkan yang mati berarti memberi nyawa kepada yang mati itu, di samping memberi kelengkapan untuk kelangsungan hidup makhluk itu, baik kelangsungan hidup makhluk itu sendiri atau pun kelangsungan hidup jenisnya. Kemudian Dia mematikannya kembali. Zat yang dapat menghidupkan yang mati kemudian mematikannya, tentu Zat itu sanggup pula menghidupkannya kembali pada hari kebangkitan. Menghidupkan makhluk kembali itu adalah lebih mudah dari menciptakannya pada kali yang pertama.
  3. Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia berbuat sesuatu menurut yang dikehendaki-Nya; tidak ada sesuatu pun yang dapat mengubah dan menghalangi kehendak-Nya itu. 
  4. Hari kiamat yang dijanjikan itu pasti datang; tidak ada keraguan sedikit pun, agar orang-orang yang ingkar itu mengetahui. 
  5. Bahwa setelah kiamat manusia akan dihidupkan kembali untuk diperiksa amal-amalnya dan menerima balasan amal-amal itu. 

Tafsir Ibnu Katsir

Sedangkan menurut salah satu ahli tafsir Ibnu Katsir, Beliau menjelaskan dengan lengkap beberapa hadis mengenai ayat ini. Di bawah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai penafsiran tersebut.

Imam Ahmad telah meriwayatkan kepada kami Ali Ibnu Ishaq telah menceritakan kepada kami Ibnul Mubarak, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Yazid ibnu Jabir, dari Sulaiman ibnu Musa, dari Abu Razin Al-Uqaili yang mengatakan bahwa ia datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah Allah menghidupkan orang-orang yang telah mati?” Rasulullah SAW bersabda, “bukankah kamu pernah melewati suatu daerah dari kawasan tempat tinggal kaummu yang tampak tandus, kemudian di lain waktu kamu melewatinya dalam keadaan subur?” Ia menjawab, “benar.” Rasulullah SAW bersabda, “demikianlah caranya kejadian di hari berbangkit nanti.”

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Isa Ibnu Marhum, telah menceritakan kepada kami Bukair Ibnus Samit, dari Qatadah, dari Abul Hajjaj, dari Mu’az Ibnu Jabal yang mengatakan, “Barang siapa yang meyakni bahwa Allah adalah Hak yang Jelas, dan bahwa hari kiamat pasti terjadi tiada keraguan padanya, dan bahwa Allah akan membangkitkan orang-orang yang mati dari dalam kuburnya, tentulah ia masuk surga.”

Baca Juga: Surah Yusuf Ayat 4: Keistimewaan di Balik Rahasia Mimpi Nabi Yusuf AS

3. Hikmah Surat Al-Hajj ayat 7

Surah Al-Hajj Ayat 7, Tafsir dan HikmahnyaIlustrasi Al-Qur'an (IDN Times/Besse Fadhilah)

Dari penjelasan surat Al-Hajj ayat 7 tersebut, terdapat beberapa hikmah yang bisa diambil, yaitu:

Hari kiamat adalah mutlak 
Sebagai umat muslim, kita wajib mempercayai kepastian akan adanya hari kiamat dan kita tidak boleh ragu akan hari tersebut. 

Setiap amalan akan dipertimbangkan pada hari akhir
Setiap amalan kita akan diminta pertanggungjawabannya pada hari akhir, sehingga kita harus memperbanyak amalan-amalan baik untuk mempersiapkan hari akhir tersebut.

Topik:

  • Septi Riyani
  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya