PBSI Tolak Ikuti Bidding Penyelenggara Major Events, Mengapa?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dilansir dari Badmintonindonesia.org, PBSI mengambil langkah untuk tidak mengikuti bidding penyelenggara major events BWF (Badminton World Federation) sepanjang tahun 2019 - 2025. Hal ini dikarenakan kebijakan federasi bulutangkis dunia tersebut dinilai memberatkan negara penyelenggara.
Hal ini juga diungkapkan oleh media Malaysia Stadiumastro.com, tak hanya Indonesia, China juga menolak ikuti bidding penyelenggara major events BWF hingga 2025. Mengapa? Simak ulasan di bawah ini.
1. Kebijakan BWF dinilai terlalu memberatkan negara penyelanggara
Dilansir dari Badmintonindonesia.org, dalam tiap major event, BWF memberlakukan pembagian komersial 80- 20 persen. Artinya, 80 persen sponsorship exposure dikendalikan penuh oleh BWF, sedangkan negara penyelenggara hanya kebagian porsi 20 persen saja. Hal ini tentunya menyulitkan bagi negara penyelenggara untuk mencari sponsor yang bisa memenuhi ketentuan ini, dengan kebutuhan dana event yang tidak sedikit dan terus meningkat setiap tahunnya.
2. Apa saja turnamen yang termasuk dalam kategori BWF Major Events?
Ada enam turnamen yang termasuk dalam kategori BWF Major Events yaitu Kejuaraan Dunia, Kejuaraan Dunia Veteran, Kejuaraan Dunia Junior, Piala Suhandinata (Kejuaraan Dunia Junior Beregu), Piala Thomas dan Uber serta Piala Sudirman.
Baca Juga: 3 Fakta Pelatnas PBSI, Pencetak Bintang-Bintang Bulu Tangkis Indonesia
3. Haruskah Indonesia mengikuti jejak Malaysia?
Editor’s picks
Dilansir dari Stadiumastro.com, negara dinilai tidak mendapatkan keuntungan dalam penyelenggaraan BWF Major Events, tetapi sebaliknya BWF mendapatkan keuntungan dan manfaat yang besar. Terakhir kali Malaysia menjadi negara penyelenggara BWF Major Events yaitu pada Piala Sudirman 2013. BAM (Persatuan Badminton Indonesia) memilih untuk mundur daripada menjadi tumpuan turnamen-turnamen dunia, mereka lebih memilih fokus pada Malaysia Terbuka dan Malaysia Masters.
4. Berkaca pada Kejuaraan Dunia 2015
Dilansir dari Badmintonindonesia.org, pada Kejuaraan Dunia 2015 Indonesia benar-benar mengalami kerugian karena banyak extra cost yang terus meningkat dan dibebankan kepada negara penyelenggara, termasuk akomodasi, transport dan berbagai biaya lainnya. Indonesia terakhir kali mengikuti bidding turnamen major events pada tahun 2014. Kala itu Indonesia memenangkan bidding sebagai tuan rumah penyelenggara turnamen Kejuaraan Dunia 2015 di Jakarta serta Kejuaraan Dunia Junior dan Kejuaraan Dunia Junior Beregu 2017 di Yogyakarta.
5. Bidding tuan rumah penyelenggara BWF Major Events 2019 - 2025
Dilansir dari Badmintonindonesia.org, disebutkan Rudy, hari ini bidding tuan rumah penyelenggara BWF Major Events 2019 - 2025 tengah berlangsung di kantor pusat BWF di Kuala Lumpur, Malaysia. Beberapa negara yang diketahui tengah mengikuti bidding diantaranya Jepang, Korea, Makau, India, Rusia dan Thailand dan hasilnya akan dimumkan hari ini, sekitar pukul 18.00 waktu Kuala Lumpur.
Banyak orang yang menyayangkan apabila India terpilih menjadi tuan rumah penyelenggara BWF Major Events 2019 - 2025, mengingat akomadasi dan transportasi yang tidak memadai. Hal ini bahkan sempat diungkapkan Rudy Roedyanto di akun Twitter-nya. Para pemain Indonesia yang akan bertanding di Turnamen Syed Modi International Badminton Championships 2018 berdesak-desakan di dalam bus dengan koper-koper mereka.
Baca Juga: Sudah Tahu? Ini Alasan PBSI Lakukan Bongkar Pasang Ganda Putri
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.