Gempa Mentawai, Kepala BNPB Imbau Warga Terdampak Lakukan 3 Hal Ini

Tingkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan gempa susulan

Jakarta, IDN Times - Gempa bumi dengan kekuatan Magnitudo (M) 6,4 yang terjadi di wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, Senin (29/8/2022), diikuti 13 kali gempa susulan dengan kekuatan M 3,5 hingga maksimum M 6,4. 

Rangkaian gempa tersebut terjadi di segmen megathrust Mentawai, yang diketahui menyimpan potensi energi gempa hingga M 8,9 dan berpotensi memicu tsunami.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengeluarkan beberapa imbauan kesiapsiagaan bagi pemangku kebijakan dan masyarakat di Provinsi Sumatera Barat, khususnya yang terdampak gempa.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,4 Guncang Mentawai, 2.326 Jiwa Mengungsi

1. Warga yang mengungsi di perbukitan dapat kembali ke rumah

Gempa Mentawai, Kepala BNPB Imbau Warga Terdampak Lakukan 3 Hal IniKondisi pengungsian warga terdampak gempa bumi M 6.4 di Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Senin (29/8/2022). (Dok. Kecamatan Siberut Barat).

Imbauan pertama, Kepala BNPB meminta masyarakat yang masih mengungsi di perbukitan dapat kembali ke rumah masing-masing, terutama bagi mereka yang rumahnya tidak rusak akibat gempa. 

Suharyanto memastikan, rentetan gempa bumi yang terjadi tidak memicu tsunami, sebagaimana merujuk pada laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Rangkaian gempa pada hari Senin (29/8) tidak memicu tsunami, untuk itu masyarakat yang saat ini mengungsi di daerah perbukitan bisa kembali ke rumah masing-masing, bagi yang rumahnya tidak mengalami rusak struktur atau rusak berat akibat gempa," kata Suharyanto melalui keterangan tertulis, Selasa (30/8/2022).

Lebih lanjut Suharyanto menjelaskan, rumah yang rusak strukturnya seperti rumah dengan kondisi patah tiang penyangga, kerusakan masif pada dinding, dan kerusakan pada penyangga atau penyusun atap. Bila ada yang mengalami kondisi seperti itu, pemilik rumah diimbau segera melapor kepada BPBD setempat.

"Masyarakat yang rumahnya mengalami kerusakan struktur atau rusak berat dapat melaporkan data kerusakan bangunan tersebut kepada BPBD setempat untuk pendataan," jelas Suharyanto.

2. Tingkatkan kewaspadaan gempa susulan dengan memanfaatkan benda yang ada di rumah

Gempa Mentawai, Kepala BNPB Imbau Warga Terdampak Lakukan 3 Hal IniKondisi pengungsian warga terdampak gempa bumi M 6.4 di Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Senin (29/8/2022). (Dok. Kecamatan Siberut Barat).

Kedua, Suharyanto mengimbau masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi gempa susulan.

Peringatan dini gempa dapat diperoleh dengan memanfaatkan barang-barang yang mudah dijumpai di rumah seperti menyusun kaleng secara bertingkat. Hal itu dapat menjadi 'alarm' apabila terjadi gempa.

Di samping itu, Suharyanto juga mengingatkan agar masyarakat memastikan jalur evakuasi keluar dari rumah tidak terhalang benda berukuran besar seperti lemari, meja, kulkas, dan sebagainya.

"Pelihara terus kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi gempa susulan. Masyarakat di dalam rumah bisa menyiapkan peringatan dini gempa sederhana dengan menyusun kaleng-kaleng bekas yang disusun bertingkat, sehingga jika terjadi gempa kaleng jatuh dan menimbulkan bunyi sebagai pertanda harus evakuasi keluar rumah," ungkap Suharyanto.

"Pastikan tidak ada barang-barang besar seperti lemari, kulkas, meja dan lain-lain yang bisa menghalangi proses evakuasi keluar rumah saat terjadi gempa," sambungnya.

3. Warga di wilayah pesisir harus segera ke dataran tinggi bila gempa berlangsung lebih dari 30 detik

Gempa Mentawai, Kepala BNPB Imbau Warga Terdampak Lakukan 3 Hal IniDok. Kecamatan Siberut Barat

Terakhir, khusus bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir, Suharyanto berpesan apabila terjadi gempa bumi yang berlangsung lebih dari 30 detik, harus segera menuju ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari kemungkinan terjadinya tsunami.

"Jika gempa berlangsung secara terus menerus selama lebih dari 30 detik baik itu dengan guncangan keras maupun mengayun, masyarakat yang berada di daerah pantai agar segera lari ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari kemungkinan terjadi tsunami," ujar Suharyanto.

Baca Juga: 2 Bangunan di Mentawai Sumbar Rusak Akibat Gempa 6,2 Magnitudo

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya