Romo Benny Kenang Pesan-pesan Terakhir Buya Syafii soal Pancasila 

Yuk, mengenang sosok Buya Syafii Maarif

Jakarta, IDN Times - Duka mendalam masih menyelimuti keluarga besar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Hal itu lantaran Dewan Pengarah BPIP Buya Syafii Maarif meninggal dunia pada 27 Mei lalu. 

Staf khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo atau karib disapa Romo Benny, menceritakan awal pertemuannya dengan Buya Syafii Maarif pada tahun 1998 silam. Baginya, Buya Syafii merupakan sosok sederhana dan tawadu. 

"Saya bertemu dengan Buya tahun 1998 digerakkan moral nasional, beliau adalah sosok yang sederhana dan tawadu. Sosok yang visioner demi kemajuan bangsa dan negara, " kata Romo Benny dalam kesempatan wawancara yang dilakukan MQFM Jogja.

Yuk ketahui seperti apa sosok Buya Syafii Maarif? 

1. Buya Syafii berjasa dalam mengembalikan pendidikan Pancasila

Romo Benny Kenang Pesan-pesan Terakhir Buya Syafii soal Pancasila Buya Syafii Maarif. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Romo Benny mengungkapkan pesan terakhir Buya terkait sila ke-5. Ia berpesan, jangan sampai kita gagal menjalankan sila ke-5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 

"Buya berpesan sebelum meninggal, jangan sampai BPIP gagal menjalankan sila kelima. Buya sangat gusar jika ada kesenjangan sosial, ketidakadilan, intoleransi, dan diskriminasi. Itu semua melukai nilai Pancasila," ungkapnya.

Buya juga selalu menjelaskan bahwa Pancasila harus menjadi living ideology dan walking ideology. Bahkan, Buya sangat berjasa dalam mengembalikan pendidikan pancasila. 

"Yang mana Pancasila menjadi gugus insting yang mempengaruhi cara berpikir, bertindak, bernalar, dan berelasi sehingga indonesia walaupun beda keyakinan dan berbeda-beda tetapi tetap sama dan tidak boleh dibeda-bedakan," kata Benny.

"Beliau juga berjasa dalam kembalinya pendidikan Pancasila dari PAUD sampai Perguruan tinggi. Kami kehilangan orangtua yang membimbing kami, " tambah dia. 

Baca Juga: Hari Lahir Pancasila, Yana Mulyana: Waspada Paham Radikalisme

2. Buya Syafii merupakan sosok guru besar yang sederhana dan patut dicontoh

Romo Benny Kenang Pesan-pesan Terakhir Buya Syafii soal Pancasila IDN Times/Tunggul Kumoro

Rektor Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2009-2017, Rochmat Wahab mengungkapkan, Buya Syafii Maarif merupakan sosok guru besar yang sederhana dan patut menjadi contoh. 

"Sosok guru besar yang mengajar dan berpikir sangat baik dan menjadi contoh kehidupan yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Keislaman, keindonesiaan, kecerdikannya, kemanusiaan, menjadi ikon penting yang disebarkan oleh beliau sejak di kampus hingga akhir hayatnya," jelas Rochmat.

Baca Juga: 1 Juni Hari Lahir Pancasila: Pengertian, Sejarah, dan Kronologi

3. Buya menjadi sosok agamawan yang kokoh

Romo Benny Kenang Pesan-pesan Terakhir Buya Syafii soal Pancasila Anggota Dewan Pengarah Badan Ideologi Pembinaan Pancasila (BPIP), Ahmad Syafii Maarif (IDN Times/Tunggul Kumoro)

Selain itu, Rohaniawan dan Budayawan Indonesia Romo Frans Magnis Suseno juha turut mengomentari sosok Buya Syafii. Dia menilai, Buya Syafii Maarif merupakan sosok agamawan yang kokoh.

"Beliau adalah seorang agamawan yang kokoh dan muslim yang 100 persen dan kami bisa bersahabat. Saya melihat Buya mendapatkan sebuah pemahaman yang terbuka," jelas Romo Magnis.

Romo menambahkan, Buya Syafii Maarif juga sangat terganggu dengan korupsi. 

"Buya sangat terganggu dengan korupsi dan Buya tidak ingin Indonesia tenggelam dalam macam masalah seperti itu," tutur Romo Magnis.

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya