UNFPA: Setengah Kehamilan di Dunia Tidak Direncanakan

60 persen kehamilan tidak diinginkan berakhir dengan aborsi

Jakarta, IDN Times - Kepala Perwakilan United Nations Population Fund (UNFPA) Indonesia, Anjali Sen, mengatakan, hampir setengah dari seluruh kehamilan di dunia terjadi di luar rencana. Hal itu berdasarkan Laporan Situasi Kependudukan Dunia 2022.

"Membaca fakta bahwa hampir setengah dari seluruh kehamilan di dunia terjadi di luar rencana dari Laporan Situasi Kependudukan Dunia 2022 sangat membuka mata," kata Anjali Sen saat memberikan sambutan dalam Peluncuran Laporan Situasi Kependudukan Dunia 2022 bertajuk "Melihat yang Tak Terlihat: Waktunya untuk Bertindak dalam Krisis Kehamilan Tidak Direncanakan" dipantau melalui Zoom, Jumat (29/7/2022).

"Ini berarti ada 121 juta kehamilan yang terjadi setiap tahunnya tanpa perencanaan, tanpa pilihan sadar dari perempuan," lanjutnya. 

1. Ketika perempuan hamil, hidupnya akan berubah drastis

UNFPA: Setengah Kehamilan di Dunia Tidak DirencanakanKepala Perwakilan United Nations Population Fund (UNFPA) Indonesia, Anjali Sen dalam Peluncuran Laporan Situasi Kependudukan Dunia 2022, Jumat (29/7/2022). (Dok. Pribadi).

Anjali Sen mengatakan, ketika seorang perempuan membuat keputusan matang tentang apakah ia ingin hamil atau kapan dan dengan siapa ia ingin hamil, maka perempuan tersebut bisa mempersiapkan diri untuk pilihan reproduksi yang dapat mengubah kehidupannya.

Hal tersebut berbeda dengan perempuan yang hamil di luar kehendaknya atau tidak direncanakan.

"Ketika seorang perempuan hamil di luar kehendaknya, hidupnya berubah secara drastis di luar dari pilihannya. Ketika ia tidak siap, hidupnya, pekerjaannya, hubungan sosialnya, kesehatan fisik dan mentalnya, bisa terdampak," kata dia. 

Baca Juga: Marak Anak-anak Sudah Nikah di Wajo, Pemerintah Akhirnya Turun Tangan

Baca Juga: Marak Kasus Kekerasan Seksual Anak, Baleg DPR Tagih Janji Kapolri

2. Mewujudkan kesetaraan gender bagi setiap orang adalah tujuan bersama

UNFPA: Setengah Kehamilan di Dunia Tidak DirencanakanKepala Perwakilan United Nations Population Fund (UNFPA) Indonesia, Anjali Sen dalam Peluncuran Laporan Situasi Kependudukan Dunia 2022, Jumat (29/7/2022). (Dok. Pribadi).

Anjali mengatakan, melindungi otonomi tubuh dan kemampuan perempuan untuk mengambil keputusan matang tentang hubungan seksual, kontrasepsi, dan layanan kesehatan reproduksi merupakan prioritas bersama. Semua itu, kata dia, tercakup dalam tujuan pembangunan berkelanjutan 2030 yang diupayakan bersama. 

"Tiga hasil transformatif yang disepakati negara-negara pada peringatan ke-25 tahun dari International Conference on Population and Development (ICPD) yang inovatif juga mencerminkannya tanpa mengakhiri kematian ibu yang bisa dihindari, kebutuhan keluarga berencana yang tak terpenuhi, dan kekerasan berbasis gender, kita tidak akan bisa mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan," kata dia.

3. Sebanyak 60 persen kehamilan tidak diinginkan berakhir dengan aborsi

UNFPA: Setengah Kehamilan di Dunia Tidak Direncanakanilustrasi ibu hamil (IDN Times/Arief Rahmat)

Anjali mengatakan, data menunjukkan bahwa sekitar 60 persen dari kehamilan tidak direncanakan atau tidak diinginkan, berakhir dengan aborsi. 

"Dengan berbagai pembatasan, aborsi seringnya tidak aman. Aborsi yang tidak aman adalah penyumbang besar dari kematian ibu," ujarnya. 

Namun, tidak semua kehamilan tidak direncanakan itu disambut dengan tidak baik. 

"Justru banyak yang menyambut kehamilan yang tidak direncanakan dan tidak terduga dengan rasa bahagia. Banyak bayi yang terlahir tanpa direncanakan yang sangat disayangi," lanjutnya. 

4. Akibat kehamilan tidak direncanakan

UNFPA: Setengah Kehamilan di Dunia Tidak DirencanakanIlustrasi hamil (IDN Times/Mardya Shakti)

Kehamilan tidak direncanakan merupakan permasalahan personal bagi perempuan yang mengalaminya. Kehamilan tersebut juga merupakan isu hak asasi manusia bagi negara dan dunia, yang menyangkut persoalan kesehatan dan sosial bagi perempuan, keluarga, dan masyarakat. 

"Kehamilan tidak direncanakan mengakibatkan kesehatan yang memburuk, putusnya pendidikan, hilangnya pemasukan, dan meningkatnya kesulitan keluarga. Kehamilan tidak direncanakan juga menimbulkan kerugian miliaran dolar karena meningkatnya pengeluaran sistem kesehatan, dan prospek yang lebih buruk bagi generasi-generasi mendatang," ujar Anjali Sen.

"Kehamilan tidak direncanakan juga mengindikasikan akses informasi dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang tidak adil," ucapnya.

Baca Juga: Lawan Putusan MA, Biden Tanda Tangani Kepres untuk Legalisasi Aborsi

Baca Juga: Sambut Hari Anak, 'Tentang Anak' Ajak Orangtua Mengenali Emosi Anak!

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya