IWF 2019: Ada Apa dengan Penerbit dan Penulis?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - IDN Times menggelar Indonesia Writers Festival 2019 di Universitas Multimedia Nusantara selama dua hari pada 6-7 September 2019. Pada hari pertama berisi banyak sekali rangkaian acara menarik. Pembicaranya pun sangat kompeten di bidangnya.
Kali ini Function Hall UMN dipenuhi oleh para pegiat literasi melalui sesi "Ada Apa dengan Penerbit dan Penulis". Sesi tersebut dimulai pukul 13.00 WIB dengan Brilliant Yotenega selaku Co-Founder Storial.co dan Nulisbuku.com, Andi Tarigan selaku Managing Editor PT. Gramedia Pustaka, serta Stefani Bella penulis buku Elegi Renjana & KALA sebagai narasumber.
Nah, buat kamu yang penasaran, ada apa sih antara penulis dan penerbit? Berikut penjelasannya!
1. Alur penerbitan buku cetak
Andi Tarigan mengatakan penerbit bukan hanya menerima naskah, tapi juga mencari penulis. Saat telah ditemukan tulisan yang tepat, barulah ada kontrak tertulis soal hak cipta penulis tersebut dan proses penyuntingan sebelum diterbitkan. Di dalamnya termasuk approval sampul dan hal teknis lainnya. Baru setelah itu penerbit akan mendistribusikan buku tersebut ke toko-toko buku untuk dipasarkan.
2. Menulis online harus rajin update
Stefani Bella, yang sudah menerbitkan buku ketujuh juga berbagi pengalamannya soal menerbitkan buku baik secara cetak maupun online. Dia mengatakan untuk bisa mendapat banyak pembaca di media online memang harus rajin menulis dan rajin update. Tujuannya, agar pembaca tidak kehilangan karya dan bisa terus menikmati karya lewat gadget mereka.
3. Penulis boleh menerbitkan bukunya di banyak penerbit, asal bukan naskah yang sama
Penulis yang sudah menerbitkan karyanya di satu penerbit nyatanya bisa menerbitkan karyanya yang lain di penerbit lainnya. Tidak ada keterikatan yang saklek harus menerbitkan karya di satu penerbit saja.
Editor’s picks
"Asal jangan karya yang sama diterbitkan di penerbit yang lain," kata Andi.
4. Pentingnya peranan editor
Dalam proses penerbitan naskah ini nyatanya gak boleh melupakan jasa editor yang meramu sebuah cerita menjadi semakin matang dan enak dibaca. Brilliant Yotenega mengatakan, editor berperan penting dalam bagus tidaknya sebuah karya. Tanpa editor yang baik, tentunya penulis tidak akan mendapat hasil akhir yang pas.
5. Hubungan penulis dan penerbit adalah simbiosis mutualisme
Saling membutuhkan, penulis tidak bisa jalan sendiri tanpa penerbit dan juga sebaliknya. Penulis jelas butuh karyanya didistribusikan dan dibaca banyak orang, sedangkan penerbit tak akan jadi penerbit tanpa adanya penulis.
6. "Buku tidak akan pernah hilang, medianya apa, bisa berubah," - Andi Tarigan
Media apapun yang sekarang disuguhkan mulai dari cetak maupun online, semuanya ada plus minusnya masing-masing. Membaca buku cetak tentu menimbulkan perasaan bahagia tersendiri, sedangkan membaca online dirasa lebih praktis. Apapun itu, seperti kata Andi, buku gak akan pernah hilang, medianya apa, bisa berubah.
Intinya sebagai penulis kamu bisa menyesuaikan dengan kenyamanan dan kebutuhanmu perihal media mana yang kamu pilih. IWF 2019 masih ada hari kedua nih, kamu datang gak?
Baca Juga: Najwa Shihab di IWF 2019: Jurnalis Jangan Netral