IMS 2020: NTB Kembangkan Gili Meno untuk Friendly Family Tourism

Sukses dengan Wisata Halal NTB usung Friendly Family Tourism

Jakarta, IDN Times - Mengusung brand wisata halal, Nusa Tenggara Barat (NTB) sukses menarik banyak wisatawan berkunjung ke NTB, khususnya ke Lombok.

Kesuksesan ini terbukti dengan banyaknya wisatawan dari negara-negara berpenduduk mayoritas muslim datang berwisata ke Lombok. Bahkan untuk memenuhi besarnya minat warga Melayu Malaysia datang ke Lombok, penerbangan AirAsia kini harus ditambah menjadi 3 kali dalam sehari.

Padahal sebelumnya, kata Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Mohammad Faozal, satu penerbangan saja dari Kuala Lumpur ke Lombok sangat susah.

Baca Juga: IMS 2020: Kadispar NTB Sebut Brand Wisata Halal Bikin Traveler Happy

1. Banyak wisatawan domestik, penerbangan dari Jakarta ke Lombok kini 8 kali sehari

IMS 2020: NTB Kembangkan Gili Meno untuk Friendly Family Tourism(IDN Times/Panji Galih Aksoro)

Tidak hanya wisatawan mancanegara, Lombok juga kini banyak diserbu wisatawan domestik.

"Awalnya penerbangan dari Jakarta ke Lombok hanya 4 kali sehari terbang, sekarang sudah 8 kali sehari," ujar Faozal dalam acara Indonesia Millennial Summit 2020 by IDN Times yang berlangsung di The Tribrata, Dharmawangsa, Jakarta, Sabtu (18/1).

2. NTB kembangkan Gili Meno untuk brand friendly family tourism

IMS 2020: NTB Kembangkan Gili Meno untuk Friendly Family TourismKepala Dinas Pariwisata NTB Lalu M. Faozal di IMS 2020 IDN Times

Dengan keberhasilan mengusung brand wisata halal (halal tourism), kini Lombok tengah mengembangkan brand baru yakni friendly family tourism, yakni wisata yang ramah bagi keluarga.

"Di Lombok ada 3 gili: Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Gili Meno kita kembangkan menjadi friendly family tourism, untuk wisata keluarga," ungkap Faozal.

3. Beda wisata halal dengan wisata konvensional

IMS 2020: NTB Kembangkan Gili Meno untuk Friendly Family TourismKepala Dinas Pariwisata NTB Lalu M. Faozal bersama CEO IDn Media Winston Utomo (IDN Times/Kevin Handoko)

Menurut Faozal, NTB membidik wisata halal karena jumlah traveler muslim sangat banyak, khususnya di Indonesia.

"Banyak banget, jadi kebutuhan moslem traveler Indonesia itu saya kira menjadi pasar yang sangat luar biasa bagi Lombok," katanya.

Faozal menjelaskan, yang membedakan antara wisata konvensional dengan wisata halal adalah tersedianya kebutuhan-kebutuhan dasar minimal bagi traveler muslim.

"Misal ketika memilih hotel ada arah kiblat, ketika cari hotel ada musala, semua produk di Lombok itu, begitu menjadi bagian dari pariwisata harus punya lisensi halal yang dikeluarkan badan sertifikasi halal," ujar Faozal.

https://www.youtube.com/embed/j2XR5n5TVXg

Baca Juga: IMS 2020: Wisata Halal di Lombok Jadi Pilihan Millennial Muslim

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya