Jokowi Imbau Pendukungnya Waspadai Fenomena Trump Tidak Terulang di RI
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2016 mengagetkan banyak pihak, tak terkecuali dunia internasional. Sebab, Trump dinilai penuh kontroversi dan kurang mendapat dukungan luas.
Tapi, fakta berkata lain, Trump unggul dari Hillary Clinton dan menjadi Presiden AS ke 45. Belajar dari fenomena ini, Presiden Joko "Jokowi' Widodo pun mengingatkan pendukungnya. Mantan wali Kota Solo ini mengimbau agar pendukungnya waspada dan belajar dari fenomena tersebut.
"Kalau kita lihat Hillary Clinton dengan Donald Trump, semua survei Hillary menang, Donald Trump yang kalah. Terus akhirnya apa, kejadiannya apa, Hillary kalah Trump menang," kata Jokowi saat acara pengukuhan pengurus Tim Kampanye Daerah (TKD) Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Sumatera Selatan di The Sultan Conventional Center, Palembang, Minggu (25/11).
Baca Juga: Jokowi Peringatkan Pembuat Hoax dan Fitnah Hati-Hati
1. Jokowi: Hati-hati, waspadai perubahan lanskap politik dan ekonomi di nasional atau daerah
Jokowi mengatakan, fenomena kemenangan Trump bisa saja terjadi lantaran memang lanskap politik dan ekonomi telah berubah.
Hal itu juga berpengaruh pada lanskap politik dan ekonomi di Indonesia, yang juga berubah seiring perubahan di tingkat global.
"Hati-hati, perubahan ini baik di nasional atau daerah harus mulai diwaspadai," kata Jokowi seperti dilansir Antara.
2. Meyakinkan masyarakat tidak sekadar memasang baliho besar di berbagai tempat
Jokowi menekankan, saat ini untuk meyakinkan masyarakat tidak sekadar dengan memasang baliho besar-besar di berbagai tempat. Menurut dia, cara ini hanya mempengaruhi persentase perolehan suara sangat kecil.
"Karena ada perubahan-perubahan seperti itu. Ada isu sedikit saja masyarakat goncang, isu sekarang gampang, tidak ada satu detik nyebar," dia melanjutkan.
Editor’s picks
3. Pendukung harus sadar pola kerja saat ini berbeda dengan pola-pola lama
Karena itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini berpesan agar semua pendukungnya optimistis dalam bekerja, tapi harus menyadari bahwa pola kerja saat ini berbeda dengan pola-pola lama.
Ia mencontohkan perlunya memberikan penjelasan perihal apa yang telah dilakukan kepada masyarakat secara "door to door" atau dari pintu ke pintu, terkait kebijakan dan program-program yang telah dilakukan pemerintah.
4. Jokowi berpesan agar masyarakat tidak mudah dipanas-panasi
Jokowi juga berpesan agar masyarakat tidak mudah "dipanas-panasi" menggunakan isu-isu hoaks dan negatif yang ditujukan untuk memecah belah persatuan bangsa.
"Saya kadang-kadang geleng-geleng ini satu kampung, satu RT atau RW, tidak saling menyapa gara-gara pilihan bupati, gubernur, atau presiden. Ada majelis taklim gara-gara pilihan presiden tidak saling menyapa," kata Jokowi.
5. Masyarakat diimbau tidak mudah tersulut sehingga tercipta konflik
Jokowi mengungkapkan, kadang heran perbedaan pilihan politik bisa membuat sesama saudara saling tak bertegur sapa, padahal pemilihan bupati, gubernur, presiden, dan wali kota rutin berlangsung setiap lima tahun.
Karena itu, dia mengimbau warga untuk tidak mudah tersulut sehingga tercipta konflik.
"Pilihan gubernur silakan pilih A, B, C, atau D kalau calonnya empat, yang bupati juga silakan pilih A, B, atau C. Tapi jangan sampai ada gesekan sekecil apapun, jangan sampai ada konflik," Jokowi menegaskan.
Baca Juga: 4 Pernyataan Jokowi yang Sempat Bikin Heboh