Sesalkan Pemadaman, Dahlan Iskan: ke Mana Pasukan Kopassus P2B PLN? 

Dahlan Iskan menyebut P2B sebagai otaknya listrik

Jakarta, IDN Times - Mantan Direktur Utama PT PLN yang juga pernah menjadi Menteri BUMN, Dahlan Iskan, menyayangkan peristiwa pemadaman listrik yang menimpa sebagian wilayah Jawa pada Minggu, 4 Agustus lalu.

Bagi Dahlan, harusnya peristiwa itu tidak sampai terjadi. Apalagi ujung-ujungnya menebang pohon sengon yang "dituduh" sebagai penyebab rusaknya jaringan listrik ke Jakarta, Jawa Barat, dan sekitarnya, karena pohon sengon itu sudah mencapai medan magnet SUTET (Saluran Utama Tegangan Ekstra Tinggi) . 

"Sepele sekali. Kelihatannya. Hanya gara-gara satu pohon sengon. Listrik seluruh Jakarta padam. Juga Jabar. Dan sebagian Jateng. Minggu-Senin lalu. Maka pohon sengon itu perlu diabadikan," tulis Dahlan dalam blognya, DI's Way, yang dikutip IDN Times, Rabu (7/8).

Dia menambahkan, "betapa mahalnya pohon sengon itu. Sampai membuat berjuta-juta orang menderita. Pun kereta bawah tanah. Yang masih baru. Ikut lumpuh. Penumpangnya harus dievakuasi. Presiden Jokowi sampai marah karenanya. Bahkan PLN sendiri sampai harus mengeluarkan ganti rugi kepada konsumen. Nilainya sampai Rp 1 triliun." 

Menurut Dahlan, harusnya peristiwa pemadaman massal itu tidak terjadi dengan alasan ada perbaikan atau pemeliharaan SUTET, karena PLN sejatinya punya pasukan 'Kopassus' yang bernama P2B. Pasukan ini bertugas memelihara SUTET tanpa harus mematikan sistem jaringan listrik.

"Ada pertanyaan kecil: ke mana pasukan 'Kopassus'-nya P2B? Yang dibentuk dulu itu?" tulis Dahlan. 

Dahlan mengungkapkan, P2B berisi orang-orang istimewa, ahli-ahli listrik. "Saya menyebutnya 'otak'-nya listrik," ucap dia.

Bagaimana tidak, lembaga itulah yang mengatur seluruh sistem kelistrikan di Jawa. "Kadang saya dikritik, terlalu mengistimewakan P2B. Saya tidak peduli. Saya sudah biasa mengistimewakan redaksi, dalam seluruh organisasi surat kabar," kata Dahlan.

Setelah lama meninggalkan PLN, dia menilai organisasi PLN sekarang sudah berbeda. Sebab, posisi P2B sekarang sudah tidak jelas berada di bawah koordinasi siapa, setelah adanya 3 direksi untuk Pulau Jawa di tubuh PLN.

"Di Jawa ada tiga direksi. Direktur Jatim/Bali, direktur Jateng/DIY, dan direktur Jabar/DKI."

Namun, Dahlan memilih berpikir positif terkait nasib P2B. "Mungkin sudah diatur. Orang luar seperti saya tidak bisa melihat," dia melanjutkan.

Bagi Dahlan, karena P2B merupakan "otak"-nya listrik, maka lembaga itu perlu terus berkoordinasi. Tiap tiga bulan mereka harus rapat untuk evaluasi perkembangan sistem di Jawa.

"Adakah rapat itu masih ada? Atau sudah ditiadakan? Rapat-rapat P2B tidak boleh dianggap rapat biasa, yang bisa dihapus demi penghematan," ujar Dahlan.

Begitu pentingnya lembaga P2B bagi PLN, kata Dahlan, sehingga peresmiannya dulu dilakukan besar-besaran di Monas, yang disertai demo cara-cara memelihara SUTET, tanpa mematikannya.

"Memang sangat berisiko. Peralatannya khusus. Bajunya khusus. Kepandaiannya khusus. Karena itu kita juluki 'Kopassus'-nya PLN," tulis Dahlan Iskan.

Baca Juga: Bos PLN Minta Waktu untuk Investigasi Penyebab Pemadaman Massal

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya