66,5 Persen Pasien COVID-19 di Indonesia Sudah Mengalami Long COVID

Gejala umumnya kelelahan meski melakukan aktivitas ringan

Jakarta, IDN Times - Belakangan ini kasus COVID-19 kembali melonjak. Program vaksinasi COVID-19 harus diperluas dan protokol kesehatan terhadap COVID-19 juga harus diperketat kembali.

Tak hanya berpotensi mematikan, COVID-19 dilaporkan dapat menyebabkan fenomena long COVID yang memengaruhi kualitas hidup para penyintasnya. Long COVID merupakan kondisi di mana seorang penyintas COVID-19 masih merasakan gejala penyakit tersebut dalam jangka waktu lama, bahkan setelah dinyatakan sembuh dari COVID-19.

Pasien COVID-19 di Indonesia 66,5 persen mengalami long COVID atau gejala sisa pasca sembuh dari infeksi.

1. Hasil penelitian long COVID di Indonesia

66,5 Persen Pasien COVID-19 di Indonesia Sudah Mengalami Long COVIDilustrasi pasien COVID-19 berhasil sembuh (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Para peneliti mengumpulkan data lewat kuesioner online pada 9–28 Januari 2021. Hasilnya, penelitian ini melibatkan 385 responden berusia 18–40 tahun, dan 36,9 persen merupakan tenaga kesehatan. Para responden dipastikan pernah terinfeksi SARS-CoV-2, telah sembuh lewat tes RT-PCR, dan menjalani isolasi lagi selama 14 hari.

Dari data yang didapat, mayoritas (57,1 persen) partisipan mengalami gejala COVID-19 ringan, yang kebanyakan ditangani dengan isolasi di rumah sakit atau isolasi mandiri di rumah selama rata-rata 1–2 minggu. Sebanyak 87 subjek harus menerima bantuan oksigen dan 146 partisipan menderita pneumonia lewat pindaian rontgen.

Para peneliti UI menemukan bahwa sebanyak 256 partisipan (66,5 persen) mengalami gejala COVID-19 persisten atau long COVID. Bahkan, sebanyak 16,8 persen dari seluruh subjek melaporkan long COVID lebih dari 3 bulan.

"Sebagian besar itu mengalami long COVID kurang dari 1 bulan sebanyak 139 pasien atau 54,3 persen. Mengalami long covid 1 sampai 6 bulan sekitar 110 pasien atau 43 persen. Bahkan ada yang mengalami lebih dari 6 bulan, 7 pasien atau 2,7 persen. Jadi memang bervariasi," kata Direktur Utama RSUP Persahabatan DR.dr. Agus Dwi Susanto.

Penelitian long COVID di Indonesia dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta, bersama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).

Baca Juga: Capaian Vaksinasi COVID-19 di Papua-Papua Barat Masih 70 Persen Kurang

2. Gejala long COVID paling umum di Indonesia

66,5 Persen Pasien COVID-19 di Indonesia Sudah Mengalami Long COVIDilustrasi kelelahan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Selanjutnya, para peneliti menjabarkan gejala long COVID apa saja yang paling umum dirasakan oleh pasien COVID-19 di Indonesia. Di kalangan pasien COVID-19 akut, demam adalah gejala paling umum (53 persen). Akan tetapi, insiden demam hanya terjadi pada 1,9 kasus di kalangan long COVID.

Para peneliti justru mencatat gejala long COVID paling umum adalah:

  1. Fatigue/kecapekan (29,4 persen)
  2. Batuk (15,5 persen)
  3. Nyeri otot (11,7 persen)
  4. Gangguan napas/dispnea (11,2 persen)
  5. Sakit kepala (11 persen)

Baca Juga: Satgas COVID-19: Naiknya Kasus Positif COVID-19 Harus Diwaspadai

3. Pneumonia dan komorbiditas dongkrak risiko keparahan long COVID

66,5 Persen Pasien COVID-19 di Indonesia Sudah Mengalami Long COVIDilustrasi pneumonia (elcaminohealth.org)

Para peneliti juga memperingatkan bahwa long COVID lebih besar risikonya pada partisipan berusia lebih dari 40 tahun, memiliki komorbiditas, menderita COVID-19 parah, hingga membutuhkan bantuan oksigen.

"Tapi kalau analisis multivariat hanya ada dua faktor yang mempengaruhi terjadinya sindrom long COVID. Pertama, komorbit kalau dia semakin banyak memiliki komorbid maka risiko yang lebih tinggi. Kedua bila ditemukan pneumonia pada foto rontgen," jelasnya.

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya