Dirjen Kefarmasian dan Alkes Terpilih Jadi Anggota Dewan Investor CEPI

Pertama kali Indonesia terpilih

Jakarta, IDN Times - Kali pertama dalam sejarah, Indonesia terpilih menjadi Board Member of CEPI. Setelah melalui voting yang dilakukan mulai bulan Maret hingga April 2022, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI Dr. L. Rizka Andalucia, Apt. terpilih sebagai anggota dewan Investor atau Sovereign Investor Board Member of Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) periode 2022-2025.

Posisi tersebut sebelumnya diduduki oleh perwakilan dari Inggris, Professor Charlotte Watts yang kini masa tugasnya telah berakhir. Untuk mendapat posisi dalam Board Member CEPI, Riza berkompetisi dengan dua kandidat lainnya, Dr. Atul Gawande dari CDC US serta Prof. Charlotte Watts dari Inggris yang ikut kembali dalam pemilihan ini.

1. Apa itu CEPI?

Dirjen Kefarmasian dan Alkes Terpilih Jadi Anggota Dewan Investor CEPICoalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) di World Economic Forum 2018/Dok.GloPID-R

Baca Juga: Digandeng CEPI Produksi Vaksin COVID-19, Bio Farma Berharap Dapat Ilmu

Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) adalah koalisi internasional yang terdiri atas pemerintah, akademisi, pemerintah, dan antarfilantropis, lembaga swasta, pemerintah dengan visi menciptakan dunia yang bebas dari ancaman epidemi dan pandemi.

Misi CEPI adalah mempercepat pengembangan vaksin dan respons biologis lainnya terhadap ancaman epidemi dan pandemi agar dapat dijangkau oleh semua orang yang membutuhkan, serta produksi vaksin secara cepat dan berkesinambungan di negara berpendapatan rendah dan menengah guna meningkatkan kesiapan dan respons menghadapi wabah epidemi/pandemi di masa mendatang.

CEPI memiliki program ‘100 days mission’ atau misi 100 hari yaitu agar dunia memiliki vaksin yang aman dan efektif dalam 100 hari sejak epidemi atau ancaman pandemic.

2. Indonesia diperhitungkan di dunia internasional

Dirjen Kefarmasian dan Alkes Terpilih Jadi Anggota Dewan Investor CEPIIlustrasi Bendera Indonesia (IDN Times/Aldila Muharma)

Baca Juga: RI Sumbang CEPI Rp14,1 Miliar untuk Kembangkan Vaksin COVID-19

Terpilihnya Rizka untuk duduk dalam CEPI Board Member menunjukkan bahwa posisi Indonesia diperhitungkan di dunia Internasional. Pasalnya Indonesia strategis mewakili negara berkembang (85 persen dari penduduk dunia) dengan potensi pasar yang besar dan memiliki komitmen yang kuat untuk mengembangkan penelitian vaksin.

Selain itu, Rizka menjadi perwakilan dari kelompok 'Selatan' yang duduk di Board Member periode saat ini dan  akan menyuarakan kepentingan 'Selatan' (voice of the South) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan dan menjadi bagian untuk menjawab tantangan pandemi global mendatang.

Kementerian Kesehatan memandang pentingnya bekerja sama dengan CEPI, untuk mencapai target dan tujuan dalam pengembangan vaksin. Kerja sama ini juga bertujuan untuk melawan penyakit menular dan mengupayakan akses yang adil terhadap vaksin bagi semua orang.

Kerja sama ini disepakati melalui Memorandum of Understanding (MoU) yang telah ditandatangani pada tanggal 24 Maret 2022. Untuk mendukung program kerja CEPI, Indonesia memberikan kontribusi sebesar USD 5 juta untuk 5 tahun dan bergabung dalam Investor Council (IC) bersama dengan 21 negara dan 2 filantropi.

3. Apresiasi negara investor terhadap Indonesia

Dirjen Kefarmasian dan Alkes Terpilih Jadi Anggota Dewan Investor CEPIilustrasi investor (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam pertemuan tahunan anggota CEPI yang dilaksanakan di Bergen, Norwegia, tanggal 25-26 April 2022, Board Members sebagai governing body yang utama memutuskan beberapa hal penting seperti menyetujui dana penelitian, rencana investasi dan strategi penambahan dana (replenishment fund), mobilisasi sumber daya, serta beberapa kebijakan internal CEPI.

Rizka yang hadir secara langsung mengatakan bahwa pentingnya regional hub vaksin di negara berkembang seperti Indonesia.

"Regional hub vaksin di negara berkembang penting untuk mengatasi kesenjangan akses vaksin dan untuk memenuhi kebutuhan vaksin global," katanya dalam pertemuan tersebut.

Pandangan itu mendapatkan apresiasi dari negara investor lainnya dan didukung oleh beberapa negara seperti Mexico, Ethiopia, Jepang dan Korea. 

"Kami mengharapkan lebih banyak negara berkembang akan mengikuti jejak Indonesia untuk membangun solidaritas dan kerja sama internasional yang sangat penting dalam melawan pandemi, utamanya dalam membangun resiliensi dan menjamin ketersediaan vaksin yang merata di seluruh dunia," ucap Rizka.

4. Profil Rizka Andalucia

Dirjen Kefarmasian dan Alkes Terpilih Jadi Anggota Dewan Investor CEPIDirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Rizka Andalusia (Dok Biro Pers Sekretariat Presiden)

Rizka Andalucia menjabat sebagai Direktur Standarisasi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif serta pernah pula menjabat sebagai Direktur Registrasi Obat Badan Pengawas Obat dan Makanan, sebelum dirinya dilantik sebagai Dirjektur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI.

Dilansir laman Farmalkes, peraih gelar Doktor dari Universitas Gadjah Mada ini pun juga pernah menjadi salah satu juru bicara vaksinasi COVID-19. Tugas tersebut dipercayakan oleh Kepala BPOM Penny Lukito, untuk berbicara ke publik guna menangkal hoaks seputar vaksinasi COVID-19.

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya