Hasil Survei: Kondisi Ekonomi Lansia Merosot Akibat Pandemik COVID-19

Pemberian bantuan ekonomi bagi lansia sangat membantu

Jakarta, IDN Times - Bertepatan dengan peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) hari ini, 29 Mei 2022, Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI) merilis hasil "Survei Kesejahteraan Lansia". Survei ini merupakan yang terbesar di Indonesia untuk kelompok lanjut usia.

“Ini merupakan survei awal dan yang terbesar khusus kelompok lansia di Indonesia. Semoga data survei membuat kita semakin paham untuk memedulikan lansia,” ujar Kepala Divisi Geriatri IPD FKUI-RSCM Jakarta/PB PERGEMI dokter Kuntjoro Harimurti.

Berdasarkan hasil survei, kondisi kesejahteraan (well-being) lansia di Indonesia pada masa pandemik COVID-19 masih cukup baik (M=7,5) dari skala 1-10. Skor well-being lansia perempuan (M=7,7) lebih tinggi dibandingkan laki-laki (M=7,2).

Baca Juga: [BREAKING] Lansia dan Pengidap Penyakit Komorbid Tetap Disarankan Pakai Masker

1. Pandemik COVID-19 berdampak negatif pada kondisi ekonomi lansia

Hasil Survei: Kondisi Ekonomi Lansia Merosot Akibat Pandemik COVID-19Gunung Merapi siaga, 133 lansia mulai diungsikan pada Sabtu (7/11/2020). IDN Times/Tunggul Damarjati

Hasil survei juga menunjukkan, dari sisi ekonomi pandemik COVID-19 membawa dampak negatif pada kondisi keuangan lansia. Sebanyak 57,6 persen responden merasa kondisi ekonominya berkurang. Sementara 36 persen responden merasa sama saja, dan hanya 6,1 yang kondisi ekonominya lebih baik.

Dari sisi kesehatan, hasil survei menunjukkan kurang dari 40,1 persen lansia merasa sakitnya mengganggu aktivitas keseharian dan 24,6 persen mempunyai penyakit kronis. Lansia perempuan yang melaporkan memiliki penyakit kronis lebih banyak dibanding laki-laki. Mayoritas lansia mempunyai penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan rematik. Jumlah obat yang diminum hanya rata-rata 1,4 butir sehari dan bahkan 31,9 persen tidak meminum obat/vitamin.

Puskesmas menjadi layanan kesehatan yang paling banyak diakses lansia selama pandemik, terlebih bagi lansia yang tinggal di Indonesia Timur. Sebanyak 45,3 persen responden merasa layanan BPJS perlu ditingkatkan. Sedangkan 51,1persen responden merasa layanan kesehatan pemerintah perlu ditingkatkan.

Dari aspek sosial, mayoritas lansia memiliki kepuasan yang baik terkait hubungan dengan keluarga, masyarakat, dan merasa aman. Mayoritas lansia sudah vaksin namun akses untuk mendapatkan vaksin secara lengkap masih sulit, hanya 36,6 persen yang sudah vaksin booster. Alasannya, belum ada lagi program vaksin untuk mereka serta kekhawatiran akan efek samping. Lebih banyak lansia laki-laki yang mendapatkan vaksin dibandingkan lansia perempuan.

Meski kesejahteraan lansia secara keseluruhan sudah baik, pemberian bantuan ekonomi bagi lansia sangat membantu untuk mengatasi masalah ekonomi mereka.

2. Pemberian vaksin untuk lansia perlu ditingkatkan

Hasil Survei: Kondisi Ekonomi Lansia Merosot Akibat Pandemik COVID-19ilustrasi vaksin COVID-19 (IDN Times/Aditya Pratama)

Terkait pemberian vaksin, akses vaksin kedua dan ketiga bagi lansia perlu ditingkatkan. Upaya yang bisa dilakukan dengan membuka tempat vaksin di daerah yang mudah dijangkau, memperbanyak edukasi mengenai efek samping yang menyasar kepada keluarga lansia, dan mendorong keluarga untuk mengedukasi lansia di sekitarnya dan membantu mereka daftar vaksinasi.

Selain vaksinasi, perlu ada peningkatkan pelayanan kesehatan bagi lansia secara gratis atau dengan biaya terjangkau di tempat yang mudah diakses. Misalnya dengan memanfaatkan Posyandu Lansia dan Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan, serta memudahkan administrasi BPJS untuk lansia seperti antrean khusus atau pelayanan yang lebih cepat.

3. Survei dilakukan jarak jauh menggunakan alat komunikasi

Hasil Survei: Kondisi Ekonomi Lansia Merosot Akibat Pandemik COVID-19Ilustrasi Hotline. (IDN Times/Aditya Pratama)

Survei ini sendiri menggunakan metode telesurvei yaitu metode survei yang dilakukan secara jarak jauh dengan menggunakan perangkat komunikasi.

Survei ini melibatkan 816 responden, terdiri dari 57,2 persen perempuan dan 42,8 persen laki-laki yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Survei digelar pada 9–22 Mei 2022. Responden terbagi dalam lima kategori usia yaitu 60-65 tahun (64,2%), 66-70 tahun (20,1%), 71-75 tahun (9,6%), 76-80 tahun (3,7%) dan di atas 80 tahun (2,5%).

Pekerjaaan responden berusaha sendiri atau wiraswasta atau pedagang 52,3%, buruh (12,2%), petani atau nelayan (8,0%), freelance atau tidak tetap (5,0%), berkebun (3,4%), sopir atau ojek online (3,1%), pengajar atau guru atau dosen (dengan status tetap) (2,7%), karyawan swasta (2,3%), ibu rumah tangga (1,9%) dan lainnya (penjahit, asisten rumah tangga, dll) (9,1%).

Baca Juga: Viral Lansia Sakit di Makassar Telantar, Diusir dari Kamar Kos

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya