Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 Terus Bertambah, Diprediksi Puncaknya Juli

Meski kasus naik, tapi laju vaksinasi menurun drastis

Jakarta, IDN Times - Penambahan kasus positif COVID-19 di Indonesia terus bertambah sepekan terakhir. Kasus positif COVID-19 bertambah sebanyak 1.726 pada hari ini, Minggu (26/6/2022). Penambahan itu membuat total kasus positif COVID-19 di Indonesia menjadi 6.080.451.

Meski penambahan kasus itu tergolong tinggi, tapi positivity rate masih rendah di bawah 5 persen, yakni 3,93 persen. Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan, meski COVID-19 masih berstatus pandemik tapi masih terkendali. 

Baca Juga: Kasus COVID-19 di 21 Provinsi Meroket, Subvarian Baru Omicron 143

1. Dari 143 kasus subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia, 93 ada di Jakarta

Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 Terus Bertambah, Diprediksi Puncaknya Juliilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Dari kasus harian tersebut, ditemukan 143 kasus sub varian BA.4 dan BA.5. Sebaran kasus varian baru COVID-19 ini terbanyak di DKI Jakarta 98 kasus, diikuti Jawa Barat 29 kasus, Banten 13 kasus, dan Bali 3 kasus.

Berdasarkan hasil penelitian, dua subvarian virus corona Omicron BA.4 dan BA.5 ini dinilai berpotensi menimbulkan dampak yang lebih parah, dibanding varian Omircron.

WHO dan para pakar kemudian meminta pemerintah dan masyarakat agar tidak lengah dan tetap waspada, untuk mencegah kenaikan rawat inap atas kasus ini. Apalagi Omicron BA.4 dan BA.5 ini bisa dengan cepat dan mudah masuk ke sel, ditambah bisa bereplikasi di sel paru dengan sangat efektif, sehingga dampaknya bisa lebih parah.

2. Diprediksi puncak gelombang Omicron BA.4 dan BA.5 pada pekan ke-2 atau ke-3 Juli 2022

Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 Terus Bertambah, Diprediksi Puncaknya Juliilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, puncak gelombang subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 diprediksi terjadi pada pekan kedua atau ketiga Juli 2022. Hal itu didasari atas pengamatan yang terjadi di Afrika Selatan.

"Kalau polanya sama dengan di Afrika Selatan, perkiraan puncak (di Indonesia) bisa kena di pekan kedua dan ketiga Juli 2022," katanya.

Budi mengatakan, Afrika Selatan merupakan negara asal munculnya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, yang saat ini sedang meningkat kasusnya.

Kenaikan kasus di Afrika Selatan dalam sebulan terakhir, kata Budi, hanya sepertiga dari kenaikan kasus di puncak Omicron BA.1, dan pasien yang dirawat di rumah sakit hanya sepertiga dari puncak Omicron.

"Angka kasus kematiannya sekitar 10 persen dari puncaknya Omicron," ujarnya.

3. Subvarian BA.4 dan BA.5 mudah menginfeksi penyintas COVID-19

Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 Terus Bertambah, Diprediksi Puncaknya JuliIlustrasi petugas medis yang menangani COVID-19 (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Menurut Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 dapat dengan mudah menginfeksi kembali orang yang sudah terinfeksi oleh varian atau subvarian COVID-19 sebelumnya.

Bagi masyarakat yang sudah memiliki imunitas karena vaksinasi dosis ketiga dan kedua, jika terinfeksi subvarian baru tersebut umumnya akan tidak bergejala atau bergejala ringan. Sehingga, modal imunitas masyarakat usia muda dan dewasa di Indonesia dinilai dapat meredam penyebarannya.

Kendati demikian, jika nanti masyarakat tidak menerapkan pola perilaku sehat, ditakutkan akan menyebarkan kepada kelompok rawan.

Bagi kelompok rawan yang terinfeksi, akan menimbulkan berbagai gejala. "Kelompok yang rawan seperti lansia, kemudian anak bahkan di bawah 5 tahun khususnya, mereka itu ketika terpapar otomatis mayoritas akan bergejala," ujar dia.

Guna mencegah meluasnya penyebar subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengingatkan masyarakat untuk tetap menjalankan prokes yang ada dan mempercepat vaksinasi booster. Dia juga menyebutkan, pemerintah
akan melakukan Sero Survey-3 di akhir Juni sampai awal Juli dan me-review status di awal Juli 2022.

4. Laju vaksinasi menurun drastis

Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 Terus Bertambah, Diprediksi Puncaknya JuliIlustrasi vaksinasi COVID-19 (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Diketahui, lebih dari 418 juta dosis telah disuntikkan dan 62 persen populasi Indonesia telah vaksinasi lengkap. Namun, laju vaksinasi kini telah menurun drastis pada bulan Mei-Juni, sehingga sulit untuk mencapai target 70 persen populasi divaksinasi lengkap pada bulan Juni.

Dengan laju saat ini, diperlukan minimal 448 hari untuk mencapai target 70 persen seluruh penduduk Indonesia divaksinasi lengkap.

Laju vaksinasi booster juga masih lambat. Baru Provinsi Bali dan DKI Jakarta yang telah mencapai lebih dari 50 persen sasaran vaksinasi. Ditempat ketiga Kepulauan Riau 44,48 persen, Yogyakarta 37,2 persen, dan Jawa Barat baru mencapai 35,57 persen vaksinasi booster.

Baca Juga: Siapa Saja Kelompok yang Rawan Terinfeksi Omicron BA.4 dan BA.5?

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya