Kematian Jemaah Haji Menurun Tiap Tahun, Menag Ingatkan soal Kesehatan

Total 54 jemaah haji wafat hingga hari ini

Jakarta, IDN Times - Angka kematian jemaah haji dalam satu pekan terakhir cukup meningkat. Dalam tiga hari terakhir, jumlah jemaah wafat mencapai sembilan orang. Sementara jika dihitung sejak awal kedatangan hingga hari ini, total ada 54 jemaah yang wafat.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, angka kematian jemaah haji tahun ini memang jauh lebih kecil, dibanding lima tahun penyelenggaraan haji sebelumnya.

Baca Juga: Ini Perbedaan Tarif dan Layanan Mewah Haji Furoda dan Haji Plus 

1. Angka kematian jemaah dari tahun ke tahun menurun

Kematian Jemaah Haji Menurun Tiap Tahun, Menag Ingatkan soal KesehatanSuasana Jamaah Haji di depan Ka'bah, Masjidil Haram, Makkah (IDN Times/Umi Kalsum)

Tahun ini, dengan total jemaah haji 100.051 orang hingga operasional hari ke-43, terdapat 54 jemaah yang wafat. Sementara hingga hari operasional yang sama pada haji 2015 ada 463 jemaah wafat, dan pada 2016 ada 224 jemaah wafat. Tiga tahun berikutnya, angka kematian pada hari operasional yang sama jugua terdapat 390 jemaah (2017), 206 jemaah (2018), dan 241 jemaah (2019).

Meski angka kematian menurun signifikan, Menag meminta jemaah terus memperhatikan kondisi kesehatannya. Faktor kelelahan dapat memicu jemaah jatuh sakit, sehingga perlu upaya jemaah untuk menyesuaikan aktivitas sesuai kondisi fisiknya masing-masing.

“Mari bersama menjaga fisik kita agar tidak terlalu kelelahan. Sesuaikan aktivitas dengan kemampuan fisik jemaah masing-masing,” pesan Menag Yaqut di Jeddah, Arab Saudi, Sabtu, 16 Juli 2022.

2. Jemaah diimbau fokus menjaga kesehatan dan tidak memforsir diri

Kematian Jemaah Haji Menurun Tiap Tahun, Menag Ingatkan soal KesehatanIlustrasi jemaah calon haji Indonesia (IDN Times/Umi Kalsum)

Jemaah cenderung mengalami kelelahan setelah menjalani prosesi puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Karena itu, Menag mengimbau jemaah  tetap menjaga kesehatan dan tidak memforsir diri.

“Kita semua lelah setelah menjalani puncak ibadah haji. Sebab, haji memang ibadah fisik. Untuk itu, pasca-armuzna, saya harap jemaah fokus menjaga kesehatan dan tidak memforsir diri,” kata Menag.

Menurut Yaqut, sebagian jemaah ada yang baru akan melaksanakan Thawaf Ifadlah setelah mabit di Mina. Ia mengingatkan waktu pelaksanaan Thawaf Ifadlah cukup panjang, kecuali bagi jemaah gelombang awal yang akan segera kembali ke Tanah Air.

“Untuk jemaah yang masih lama di Makkah, diimbau untuk memulihkan kesehatan dan kondisi fisiknya terlebih dahulu, dan tidak memaksakan untuk bergegas melakukan Thawaf Ifadlah,” pesan Menag. 

Baca Juga: Cerita Jemaah Haji: Dulu Itu Haji Kelaparan, Sekarang Kekenyangan

3. Cuaca di Arab Saudi panas, harus sering minum

Kematian Jemaah Haji Menurun Tiap Tahun, Menag Ingatkan soal KesehatanIlustrasi jemaah haji (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Menag juga berharap jemaah yang berangkat pada gelombang pertama dapat mengatur aktivitasnya sembari menunggu jadwal kepulangan, baik kegiatan yang sifatnya ibadah, belanja oleh-oleh, atau lainnya.

Demikian juga bagi jemaah gelombang kedua yang masih harus menuju Madinah untuk menjalani Arbain--salat wajib 40 waktu di Masjid Nabawi. “Perjalanan masih cukup panjang dan itu membutuhkan kondisi fisik yang prima,” pesan Menag.

“Cuaca di Arab Saudi juga sangat panas. Jangan tunggu haus untuk minum,” sambung Yaqut.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya