Pemilu Makin Dekat, Politikus PDIP: Banyak Relawan 'Benalu' Resah 

Deddy Sitorus mengungkap ada oknum elite yang jadi parasit 

Jakarta, IDN Times - Politikus PDI Perjuangan (PDIP), Deddy Yevri Sitorus, menilai saat ini ada segelintir elite kelompok kepentingan berkedok relawan sedang resah dengan bergantinya tahapan-tahapan Pemilu 2024.

Sekelompok kecil elite kelompok kepentingan berkedok relawan, menurut Deddy, merupakan parasit-parasit kekuasaan yang ingin tetap eksis dan mendapatkan posisi politik, serta akses terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

1. Sejak pemilu 2014 banyak relawan berubah menjadi aktor politik dan ormas permanen

Pemilu Makin Dekat, Politikus PDIP: Banyak Relawan 'Benalu' Resah Ilustrasi capres cawapres (IDN Times/Mardya Shakti)

Di Indonesia, kata Deddy, fenomena hadirnya kelompok-kelompok relawan dapat dilihat saat Joko "Jokowi" Widodo memenangkan kontestasi Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2012. Fenomena yang relatif sama terjadi di Amerika, Inggris dan Pilgub DKI Jakarta saat itu sangat elegan dan berkualitas.

Para relawan dan organisasi relawan muncul di mana-mana dan bergerak ke arah yang sama tanpa komando dan mengalir dengan baik dari rumah-rumah, kantor, kampung hingga tingkat nasional.

“Gejalanya sama, volunterisme bangkit, massif tetapi bersifat ad hoc. Begitu pemilu selesai, semua relawan kembali pada kehidupan normal dan hanya sedikit yang kemudian meneruskan naluri politiknya di jalur politik formal atau partisan,” ujar Deddy, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 13 Agustus 2022.

“Tetapi di Indonesia, sejak Pemilu 2014 hingga hari ini banyak relawan atau kelompok relawan yang akhirnya justru berubah menjadi aktor politik dan ormas permanen,” sambungny.

Baca Juga: Respons Jokowi Saat Bertemu Relawan, Didukung Jadi Presiden 3 Periode

2. Banyak relawan menempatkan saudara, teman, hingga anggotanya demi terus menikmati kekuasaan

Pemilu Makin Dekat, Politikus PDIP: Banyak Relawan 'Benalu' Resah ilustrasi keadilan kekuasaan (pixabay.com)

Aktor-aktor politik baru yang lahir sejak 2014, menurut Deddy, sebagian besar sebelumnya aktif di partai politik dan ormas atau LSM. Ternyata, kata dia, mulai merasakan nikmatnya kekuasaan dan akses ekonomi yang didapatkan dengan terus menumpang di kekuasaan.

“Ada pimpinan relawan yang kemudian menempatkan saudara, teman, dan anggotanya di kementerian-kementerian dan BUMN untuk mengakses jabatan, APBN maupun menikmati madu proyek-proyek BUMN. Banyak dari mereka yang kemudian berperilaku buruk melebihi elite politik, bermodal kedekatan atau sekadar foto dan selfie dengan para pejabat dan penguasa,” ujar dia.

Mereka, kata Deddy, biasanya aktif meminta bertemu dengan para pejabat negara dan BUM,N agar bisa mendapatkan berbagai akses yang bahkan tidak dimiliki politisi maupun aktivis partai politik.

3. Ada elite relawan 'mengancam' hingga menduduki posisi wakil menteri

Pemilu Makin Dekat, Politikus PDIP: Banyak Relawan 'Benalu' Resah Presiden Joko Widodo (kanan) menyampaikan selamat kepada Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kiri). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Bahkan, lanjut Deddy, pernah ada pentolan elite relawan yang jengkel dan 'mengancam' hingga akhirnya mendapatkan posisi wakil menteri. Padahal, ujar dia, saudara kandung dan kroninya sudah mendapatkan berbagai jabatan di kekuasaan maupun BUMN.

Sebagai anggota Komisi VI DPR RI yang bermitra dengan Kementerian BUMN serta selalu terlibat sebagai tim inti kampanye Pilpres 2014 dan 2019, Deddy mengaku, tahu persis siapa saja dan bagaimana kelakuan para elite relawan tersebut.

“Saya tahu siapa yang sebenarnya punya massa, yang benar-benar bergerak saat pemilu dan siapa yang saat ini jadi benalu kekuasaan,” ujarnya.

4. Para elite relawan terus mencoba melakukan berbagai macam manuver politik

Pemilu Makin Dekat, Politikus PDIP: Banyak Relawan 'Benalu' Resah Presiden Joko “Jokowi” Widodo beri arahan dalam Rakornas BMKG 2022. (dok. YouTube Info BMKG).

Saat ini di tengah ketidakpastian calon pesiden atau partai afiliasi, kata Deddy, para elite relawan bermental parasit ini mencoba melakukan berbagai manuver-manuver politik.

“Tidak lebih dan tidak kurang, tujuannya adalah agar punya saham dalam pemerintahan berikutnya dan terus menikmati kue kekuasaan yang memabukkan itu,” kata Deddy.

Menurut dia, atas nama organisasi, mereka membawa-bawa massa yang sangat mencintai Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan bertindak seolah-olah sebagai kepanjangan tangan atau aparatur kehendak politik presiden.

“Para anggotanya tidak pernah tahu bahwa para pentolan relawan itu hidup dan berperilaku melebihi elite politik, meskipun sering kali mereka harus ke luar ongkos sendiri dalam setiap kegiatan. Sementara elitenya sibuk menagih proposal ke sana kemari dan uangnya entah ke mana,” beber Deddy.

5. Deddy berharap elite relawan sadar dan memperbaiki diri

Pemilu Makin Dekat, Politikus PDIP: Banyak Relawan 'Benalu' Resah Ilustrasi politik. (Unspalsh/Maarten van den Heuvel)

Menurut Deddy, sebagian aktivis relawan itu memang punya jiwa volunterisme yang besar dan sangat mengidolakan Presiden Jokowi. Orang-orang dan kelompok tersebut biasanya bekerja konkret untuk membantu mengagregasikan kepentingan masyarakat atau mengawal program pemerintah.

Tetapi, lanjut Deddy, tidak banyak yang mau mengoreksi perilaku koruptif, parasitik dan avonturisme politik kekuasaan yang dimainkan beberapa tokoh relawan tertentu. Dan tokoh-tokoh elite politik ini, menurut dia, bukan tidak mungkin pada saatnya juga akan berhadapan dengan kasus-kasus hukum atau mengalami pembalasan politik di masa mendatang jika mereka gegabah melakukan manuver politik.

“Oleh karena itu, saya berharap agar para elite relawan yang haus kekuasaan itu sadar dan mengoreksi diri. Sadarlah, tidak ada kekuasaan yang abadi. Semua ada akhirnya, kecuali ideologi,” kata Deddy.

Baca Juga: Relawan: Musra pada 27 Agustus di Bandung Tidak Diendorse Jokowi

6. Kelompok relawan merupakan bagian dari perkembangan demokrasi peradaban politik di negara barat, terutama Amerika

Pemilu Makin Dekat, Politikus PDIP: Banyak Relawan 'Benalu' Resah Seorang sukarelawan meletakkan bendera Amerika mewakili beberapa dari 200.000 nyawa yang hilang di Amerika Serikat dalam pandemi penyakit virus korona (COVID-19) di National Mall, Washington, Amerika Serikat, Selasa (22/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Joshua Roberts)

Meski begitu, Deddy tidak memungkiri kelompok relawan sebagai bagian dari volunterisme adalah bagian dari perkembangan demokrasi yang positif sebagaimana ditunjukkan dalam peradaban politik di barat, terutama Amerika.

Volunterisme atau kerelawanan adalah semangat partisipasi politik yang muncul ketika adanya kepemimpinan baru yang menawarkan perubahan, adanya kesamaan kepentingan yang kuat atau munculnya musuh bersama yang mengancam.

Hal itu, kata Deddy, bisa dilihat dari menjamurnya kelompok-kelompok relawan saat perhelatan demokrasi di negara-negara maju seperti Amerika dan Inggris saat Clinton dan Obama memenangkan kontestasi Presidensial di Amerika, atau kemenangan spektakuler Partai Buruh saat dipimpin Tony Blair.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya