2 Pekan 9 Provinsi Ditangani Luhut, Satgas Klaim Kasus COVID-19 Turun 

Benarkah angka kasus COVID-19 di 9 provinsi menurun?

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo telah memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk menurunkan kasus COVID-19 di 9 provinsi. Mantan jenderal TNI itu diperintahkan Jokowi menurunkan kasus selama dua minggu sejak tanggal 14 September 2020.

Bertepatan dua minggu penanganan COVID-19 di 9 provinsi yang dilakukan dan jadi tanggung jawab Luhut, lalu bagaimana perkembangannya?

Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyebut sejak per tanggal 20 September hingga 27 September 2020, kasus aktif virus corona mengalami penurunan.

1. Angka kasus aktif disebut semakin turun selama dua pekan terakhir ini

2 Pekan 9 Provinsi Ditangani Luhut, Satgas Klaim Kasus COVID-19 Turun Arief Rahmat

Menurut data yang Doni paparkan, pada tanggal 6 September 2020, kenaikan kasus aktif mencapai 24,5 persen dan masih di atas rata-rata dunia yaitu 24,85 persen. Lalu, pada minggu berikutnya yaitu tanggal 13 September 2020, kasus aktif alami kenaikan sebesar 0,5 persen, di mana persentasenya menjadi 25,0 persen.

Selanjutnya, pada tanggal 20 September 2020, kasus aktif alami penurunan menjadi 23,6 persen. Hingga pada 27 September 2020, kasus aktif terus menurun menjadi 22,5 persen.

"Data kemarin telah berada di posisi 22,5 persen tepatnya 22,46 persen, ini penurunan. Jadi kita lihat data global itu berada pada posisi 23,13 persen, jadi kita berada di bawah angka global ya untuk kasus aktif," kata Doni dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Senin (28/9/2020).

2. Angka pasien COVID-19 yang sembuh disebut Doni meningkat

2 Pekan 9 Provinsi Ditangani Luhut, Satgas Klaim Kasus COVID-19 Turun Ilustrasi virus corona (IDN Times/Sukma Shakti)

Kemudian, Doni juga memaparkan angka kesembuhan secara nasional. Berdasarkan data yang dibacakan oleh Doni, pada 6 September 2020, angka kesembuhan RI mencapai 71,4 persen. Lalu di tanggal 13 September 2020, angka kesembuhan alami penurunan menjadi 71 persen.

"Kemudian turun menjadi 71 persen, artinya jumlah pasien sembuh itu berkurang. Tetapi tanggal 20 September itu mengalami peningkatan sebesar 1,5 persen," jelas Doni.

Doni melanjutkan, menurut data per 27 September 2020, kasus kembali alami peningkatan menjadi 73,8 persen.

"Tetapi kita harapkan angka kesembuhan di waktu-waktu ke depan akan semakin membaik," ucapnya.

Baca Juga: Luhut: Renungkan Tindakanmu dalam Masa Kritis Ini, Jangan Sok Bersih

3. Doni sebut selama 4 minggu berturut-turut angka kematian di RI semakin menurun

2 Pekan 9 Provinsi Ditangani Luhut, Satgas Klaim Kasus COVID-19 Turun Ketua Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo. (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Lebih lanjut, Doni juga memaparkan tentang perkembangan angka kematian akibat COVID-19. Dia menyebut sejak tanggal 6 September, angka kematian di Indonesia alami penurunan.

"Pada tanggal 6 September persentasenya 4,1 persen, kemudian turun turun. Nah sekarang berada di posisi 3,8 persen artinya mengalami penurunan walau pun masih di atas angka rata-rata global," ucapya.

4. Insidensi kasus 9 provinsi prioritas selama dua pekan ditangani Luhut

2 Pekan 9 Provinsi Ditangani Luhut, Satgas Klaim Kasus COVID-19 Turun Pemeriksaan suhu tubuh sopir angkot di Simpang Air Mancur, Kota Bogor, Jawa Barat, pada 8 April 2020. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

Sebelumnya diberitakan IDN Times, Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, melihat angka kasus COVID-19 secara mentah saja tidaklah cukup. Namun, masyarakat bisa melihat perkembangan kasus COVID-19 melalui analisis insidensi kasus atau kasus baru yang terjadi di waktu dan wilayah tertentu.

Insidensi kasus juga digunakan sebagai salah satu indikator dalam menentukan kebijakan dan cara penanganan COVID-19. Untuk melihat insidensi kasus, dapat dihitung dengan cara jumlah kasus positif COVID-19 pada fase waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk sebuah daerah.

Selain menggunakan data Satgas COVID-19, IDN Times juga menggunakan data sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 untuk patokan jumlah penduduk. Berikut ini angka insidensi kasus sembilan provinsi prioritas pada pekan sebelum Luhut ditunjuk oleh Presiden Jokowi atau dalam rentang waktu 7-13 September 2020.

- DKI Jakarta: penambahan 6.874 kasus atau insidensi kasus 7,08 per 10.000 penduduk

- Jawa Barat: penambahan 1.547 kasus atau insidensi kasus 0,35 per 10.000 penduduk

- Jawa Tengah: penambahan 2.154 kasus atau insidensi kasus 0,66 per 10.000 penduduk

- Jawa Timur: penambahan 2.053 kasus atau insidensi kasus 0,54 per 10.000 penduduk

- Sumatra Utara: penambahan 725 kasus atau insidensi kasus 0,55 per 10.000 penduduk

- Kalimantan Selatan: penambahan 456 kasus atau insidensi kasus 1,25 per 10.000 penduduk

- Sulawesi Selatan: penambahan 525 kasus atau insidensi kasus 0,65 per penduduk

- Papua: penambahan 388 kasus atau insidensi kasus 1,36 per 10.000 penduduk

- Bali: penambahan 850 kasus atau insidensi kasus 2,18 per 10.000 penduduk

Lalu, IDN Times juga menganalisis Insidensi kasus sembilan provinsi prioritas pada periode 14-20 September 2020:

- DKI Jakarta: penambahan 7,746 kasus atau insidensi kasus 8,06 per 10.000 penduduk

- Jawa Barat: penambahan 2.434 kasus atau insidensi kasus 0,56 per 10.000 penduduk

- Jawa Tengah: penambahan 1.774 kasus atau insidensi kasus 0,54 per 10.000 penduduk

- Jawa Timur: penambahan 2.620 kasus atau insidensi kasus 0,69 per 10.000 penduduk

- Sumatra Utara: penambahan 903 kasus atau insidensi kasus 0,69 per 10.000 penduduk

- Kalimantan Selatan: penambahan 453 kasus atau insidensi kasus 1,24 per 10.000 penduduk

- Sulawesi Selatan: penambahan 1.076 kasus atau insidensi kasus 1,33 per 10.000 penduduk

- Papua: penambahan 673 kasus atau insidensi kasus 2,37 per 10.000 penduduk

- Bali: penambahan 523 kasus atau insidensi kasus 1,34 per 10.000 penduduk

Berikut ini insidensi kasus COVID-19 di sembilan provinsi prioritas pada pekan kedua Luhut ditunjuk oleh Presiden Jokowi untuk tangani COVID-19.

Insidensi kasus sembilan provinsi prioritas pada periode 21-27 September 2020:

- DKI Jakarta: penambahan 9.613 kasus atau insidensi kasus 10,00 per 10.000 penduduk

- Jawa Barat: penambahan 4.132 kasus atau insidensi kasus 0,95 per 10.000 penduduk

- Jawa Tengah: penambahan 2.110 kasus atau insidensi kasus 0,65 per 10.000 penduduk

- Jawa Timur: penambahan 2.182 kasus atau insidensi kasus 0,58 per 10.000 penduduk

- Sumatra Utara: penambahan 670 kasus atau insidensi kasus 0,51 per 10.000 penduduk

- Kalimantan Selatan: penambahan 462 kasus atau insidensi kasus 1,27 per 10.000 penduduk

- Sulawesi Selatan: penambahan 928 kasus atau insidensi kasus 1,15 per 10.000 penduduk

- Papua: penambahan 804 kasus atau insidensi kasus 2,83 per 10.000 penduduk

- Bali: penambahan 783 kasus atau insidensi kasus 2,01 per 10.000 penduduk

5. Walau tak signifikan, angka insidensi kasus Jawa Tengah dan Bali alami penurunan. Angka insidensi kasus di 7 provinsi lainnya justru naik

2 Pekan 9 Provinsi Ditangani Luhut, Satgas Klaim Kasus COVID-19 Turun Seorang warga yang tidak mengenakan masker melintas, di depan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta, Selasa (8/9/2020). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Melalui penjabaran data tiga fase waktu tersebut, terlihat bahwa tidak ada provinsi yang angka insidensi kasusnya mengalami penurunan secara teratur dan signifikan. Tetapi, IDN Times melihat Provinsi Jawa Tengah dan Bali cukup mengalami penurunan angka insidensi kasus.

Di Jawa Tengah, pada pekan sebelum Luhut ditunjuk, insidensi kasus yaitu 0,66 per 10.000 penduduk. Selanjutnya, pada pekan pertama Luhut ditunjuk menjadi 0,54 per 10.000 penduduk. Lalu, pekan kedua insidensi kasusnya adalah 0,65 per 10.000.

Kemudian di Bali, insidensi kasus pada periode 7-13 September 2020 yaitu 2,18 per 10.000 penduduk. Pada dua pekan kemudian menjadi 1,34 per 10.000 penduduk dan 2,01 per 10.000 penduduk.

Walau pun tidak dapat dipungkiri bahwa pada pekan kedua angka insidensi kasus di dua wilayah tersebut kembali naik jika dibandingkan dari pekan pertama, namun setidaknya tidak melampaui angka pekan sebelum Luhut ditunjuk.

Bukannya mengalami penurunan, di provinsi lain angka insidensi kasus COVID-19 justru naik setelah ditangani Luhut selama dua pekan. Misalnya seperti DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan. Berikut penjabarannya:

1. DKI Jakarta
Insidensi kasus DKI Jakarta pada periode 7-13 September 2020 yaitu 7,08 per 10.000 penduduk. Pada dua pekan kemudian menjadi 8,06 per 10.000 penduduk dan 10,00 per 10.000 penduduk.

2. Jawa Timur
Insidensi kasus Jawa Timur pada periode 7-13 September 2020 yaitu 0,54 per 10.000 penduduk. Pada dua pekan kemudian menjadi 0,69 per 10.000 penduduk dan 0,58 per 10.000 penduduk.

3. Kalimantan Selatan
Insidensi kasus Kalimantan Selatan pada periode 7-13 September 2020 yaitu 1,25 per 10.000 penduduk. Pada dua pekan kemudian menjadi 1,24 per 10.000 penduduk dan 1,27 per 10.000 penduduk.

Selain tiga provinsi tersebut, empat wilayah lainnya juga mengalami peningkatan angka insidensi kasus saat penanganan kasus COVID-19 berada di tangan Luhut.

Jadi, bagaimana menurut kalian, guys? Apakah selama dua pekan dipimpin Luhut angka kasus COVID-19 menurun atau tetap naik?

Baca Juga: Analisa Angka Kasus, Ini Hasil Penanganan COVID-19 Luhut di 9 Provinsi

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya