3 Fakta Gedung DPR/MPR RI, Saksi Sejarah Reformasi 1998

Ribuan mahasiswa pernah menduduki Gedung DPR/MPR

Jakarta, IDN Times - Ribuan mahasiswa melakukan demonstrasi untuk melengserkan Presiden Soeharto pada reformasi 21 tahun silam, tepatnya 18 Mei 1998. Mereka datang dari 54 kampus dan menduduki gedung DPR/MPR RI.

Menjadi tempat bersejarah tragedi Mei 98, Gedung DPR/MPR RI kini masih berdiri kokoh. Yuk, intip seperti apa Gedung DPR/MPR RI sekarang ini.

Baca Juga: Jokowi Kalah di Lebak, Bukti Dukungan Keluarga Ratu Atut Tak Berefek?

1. Sejarah gedung DPR/MPR RI

3 Fakta Gedung DPR/MPR RI, Saksi Sejarah Reformasi 1998IDN Times/Kevin Handoko

Gedung DPR/MPR RI mulai dibangun saat masa kepemimpinan Presiden Sukarno, 8 Maret 1965. Bung Karno menjadi pencetus pembangunan gedung untuk para wakil rakyat itu.

Kala itu, Presiden Sukarno berencana menyelenggarakan Conference of the News Emerging Forces (CONEFO), yang merupakan wadah dari semua News Emerging Forces. Adapun beberapa anggotanya berasal dari berbagai negara, antara lain negara-negara di Asia, Afrika, Amerika Latin, negara-negara sosialis, negara-negara komunis, dan semua Progressive Forces dalam kapitalis.

CONEFO yang direncanakan menjadi sebuah senjata untuk menandingi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu, akhirnya diputuskan Sukarno melalui Keppres No 48 Tahun 1965, sehingga menugaskan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga (PUT) Soeprajogi untuk menerbitkan Peraturan Menteri PUT No 6/PRT/1965 tentang komando pembangunan proyek CONEFO.

Pada 19 April 1965, bertepatan dengan perayaan Dasa Warsa Konferensi Asia-Afrika, dipancangkanlah tiang pertama pembangunan proyek political venues di Kompleks Senayan, Jakarta.

Soejoedi Wirjoatmodjo terpilih menjadi perancang dari pembangunan Gedung DPR/MPR RI kala itu dan rancangannya disahkan pada 22 Februari 1965. Ia merancang sebuah maket yang memamerkan seluruh bangunan kompleks dan rancangannya saat dipandang dari Jembatan Semanggi. Usai rancangannya disetujui, pembangunan gedung pun dimulai pada 8 Maret 1965.  

Rupanya, pembangunan gedung belum bisa terselesaikan pada masa pemerintahan Sukarno. Sehingga, usai pemerintahan Sukarno berakhir, pembangunan Gedung DPR/MPR RI dilanjutkan pemerintah Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto. Melalui proses pembangunan yang cukup lama, akhirnya pembangunan Gedung MPR/DPR RI bisa diselesaikan pada 1 Februari 1983.

2. Kompleks parlemen terdiri dari lima gedung

3 Fakta Gedung DPR/MPR RI, Saksi Sejarah Reformasi 1998IDN Times/Kevin Handoko

Gedung DPR/MPR RI memiliki luas sekitar 80.000 meter persegi. Dengan bangunan yang luas, gedung wakil rakyat tersebut dibagi menjadi beberapa area. Apabila melewati Jalan Gatot Subroto, terlihat di dalam area gedung sebuah bangunan berwarna hijau dan berbentuk kubah.

Bangunan yang terlihat cukup megah itu disebut Gedung Nusantara atau Gedung Kura-kura. Di dalam gedung tersebut terdapat Ruang KK I, Ruang KK II, Ruang Rapat Komisi II dan IV, Ruang Sidang MPR RI, dan Museum DPR RI.

Selain itu, terdapat Gedung Nusantara I. Gedung ini memiliki tinggi sekitar 100 meter, dengan 24 lantai dan mengalami kemiringan tujuh derajat. Di dalam gedung tinggi tersebut, terdapat ruangan-ruangan fraksi DPR RI. Ada pula Ruang Baleg, Ruang Rapat Komisi IX dan VII di gedung itu.

Terdapat juga Gedung Nusantara II yang bersebelahan dengan Nusantara I. Sedangkan Gedung Nusantara II terdiri dari Ruang Rapat Komisi I, III, dan VIII. Ruang Sidang Paripurna DPR RI juga berada di lantai paling atas Nusantara II, yaitu di lantai tiga.

Gedung lainnya adalah Nusantara III. Gedung ini merupakan tempat para pimpinan MPR, DPR, dan juga DPD RI berkumpul. Terdapat pula press room untuk wartawan parlemen yang meliput kegiatan anggota dewan sehari-hari.

Bagian gedung lainnya adalah Gedung Nusantara IV dan V. Kedua gedung ini digunakan untuk acara-acara yang digelar MPR dan DPD RI.

Bukan hanya terdiri dari gedung-gedung megah, di kompleks Gedung DPR/MPR RI terdapat juga air mancur di halaman depan yang terlihat mewah, Gedung Sekretariat Jenderal, dan masjid di sekitar kompleks parlemen Senayan.

3. Lokasi demonstrasi mahasiswa di Gedung DPR/MPR RI

3 Fakta Gedung DPR/MPR RI, Saksi Sejarah Reformasi 1998IDN Times/Kevin Handoko

Meski telah berumur 21 tahun, peristiwa Mei 1998 tidak pernah terlupakan. Tragedi yang menewaskan sejumlah mahasiswa tersebut terus terkenang seiring berjalannya waktu.
Gedung DPR/MPR RI yang menjadi tempat bersejarah dari reformasi 98 memiliki beberapa lokasi yang tak terlupakan. Beberapa lokasi yang pernah menjadi pusat 'penyerbuan' ribuan mahasiswa tersebut, di antaranya gerbang Gedung DPR/MPR RI, tempat parkir, dan juga air mancur di halaman depan gedung.

Gedung Kura-kura kala itu menjadi pusat berkumpulnya ribuan mahasiswa. Dengan semangat tinggi, mereka menggeruduk Gedung Kura-Kura hingga naik ke atapnya. Seketika, gedung itu dipenuhi ribuan mahasiswa.

Tak hanya itu, air mancur dan lapangan parkir juga menjadi lokasi berkumpulnya pahlawan 'reformasi 98' tersebut. Mereka bersorak-sorai, mengitari area parkir, hingga berenang di air mancur halaman depan gedung DPR/MPR.

Walau suasana saat itu begitu mencekam, mahasiswa tetap gencar melakukan demonstrasi dengan tuntutan melengserkan Presiden Soeharto bersama kroni-kroninya.

Baca Juga: Detik-detik Menegangkan ketika Bom Mengguncang Gereja Surabaya  

Topik:

  • Elfida

Berita Terkini Lainnya