Ada 2.657 Kasus Baru Positif COVID-19, Jokowi: Jangan Dianggap Enteng!

"Bisa menyebar ke mana-mana."

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo menyoroti penambahan kasus positif COVID-19 yang hari ini penambahannya mencapai 2.657 kasus baru. Jokowi meminta agar masalah ini tidak dianggap enteng.

"Ini jangan dianggap enteng. Bisa menyebar ke mana-mana," kata Jokowi dalam arahannya di Posko Penanganan COVID-19 Kalimantan Tengah yang disiarkan secara langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (9/7/2020).

1. Jokowi: Krisis kesehatan berimbas pada krisis ekonomi

Ada 2.657 Kasus Baru Positif COVID-19, Jokowi: Jangan Dianggap Enteng!Jokowi tinjau food estate di Kalimantan Tengah (Dok. IDN Times/Biro Pers Kepresidenan)

Jokowi meminta adanya sense of crisis atau kepekaan terhadap kondisi krisis saat ini. Menurutnya, krisis yang dialami dunia saat ini yaitu kesehatan dan ekonomi.

"Ada krisis kesehatan, tetapi juga berimbas kepada yang namanya krisis ekonomi, 215 negara mengalami hal yang sama, mengalami kesulitan yang sama," ucapnya.

2. Jokowi: Indonesia ingin mengendalikan kesehatan dan ekonomi

Ada 2.657 Kasus Baru Positif COVID-19, Jokowi: Jangan Dianggap Enteng!Rapat Terbatas Percepatan Pembangunan PSN Jalan Tol Trans Sumatra dan Tol Cisumdawu (Dok. IDN Times/Biro Pers Kepresidenan)

Jokowi menuturkan saat ini Indonesia ingin mengendalikan dua hal yang berbeda, yakni masalah kesehatan dan ekonomi. Mantan Wali Kota Solo itu menyebut bahwa keduanya penting dan tidak bisa dilepas salah satunya.

"Prioritas kesehatan, tetapi ekonomi juga harus jalan, karena kalau ekonomi tidak jalan, kesejahteraan masyarakat menurun, imunitas akan ikut turun, penyakit akan gampang masuk," ujar Jokowi.

3. Gas dan rem antara ekonomi dan kesehatan harus seimbang

Ada 2.657 Kasus Baru Positif COVID-19, Jokowi: Jangan Dianggap Enteng!Rapat Terbatas Percepatan Pembangunan PSN Jalan Tol Trans Sumatra dan Tol Cisumdawu (Dok. IDN Times/Biro Pers Kepresidenan)

Oleh sebab itu, Jokowi kembali mengingatkan tentang gas dan rem antara ekonomi dan kesehatan harus seimbang. Karena, keduanya harus bisa dikendalikan dengan baik.

"Betul-betul gas dan remya, betul-betul dikendalikan benar, jangan sampai yang digas hanya ekonomi saja, tetapi COVID-nya meningkat. Hati-hati, dua-duanya harus dikendalikan dengan baik," ungkap Jokowi.

Baca Juga: Bersatu Lawan COVID-19 Jadi Sistem Kendali Pemerintah Tangani COVID-19

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya