AHY Minta Kubu Prabowo Jawab Serangan Agum Gumelar  

"Mudah-mudahan ada penjelasan."

Jakarta, IDN Times - Komanda Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menanggapi pernyataan Jenderal TNI (purn) Agum Gumelar yang menyebut Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak memiliki pendirian.

Hal itu diungkapkan Agum saat menyinggung Tim Mawar yang diduga menculik dan menghilangkan para aktivis 1998 yang berujung pada pemecatan Prabowo Subianto dari dinas militer. Prabowo kini maju dalam pemilihan presiden 2019.

Lantas, apa reaksi AHY terkait sindiran Agum itu?

1. AHY: Pernyataan Agum subjektif dan tendensius

AHY Minta Kubu Prabowo Jawab Serangan Agum Gumelar  instagram.com/natsirliliyana

AHY menanggapi dengan santai sindiran tersebut. Bahkan, AHY mengaku heran kenapa tiba-tiba Agum mengeluarkan pernyataan seperti itu.

"Saya pikir terlalu subjektif dan tendensius. Lalu justru kita heran mempertanyakan juga sikap beliau dulu pada tahun 2009, misalnya ketika Ibu Mega dan Pak Prabowo berpasangan menjadi kontestan dalam Pemilu 2009 yang lalu, 10 tahun yang lalu. Apa sikap beliau kita ingin tahu juga dulu," kata AHY di kawasan Ulujami, Jakarta Selatan, Kamis (14/3).

Baca Juga: Agum Gumelar Minta Pendukung Jokowi Jangan Halalkan Segala Cara

2. AHY: Jangan terjebak masa lalu

AHY Minta Kubu Prabowo Jawab Serangan Agum Gumelar  IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Meski Agum menyerang ayahnya, AHY mengatakan dirinya tetap menghormati Agum sebagai seniornya. Lalu, ia mengajak para seniornya di politik agar lebih fokus membicarakan masa depan dibandingkan masa lalu.

"Jangan terjebak masa lalu yang belum tentu benar, yang tidak produktif, tidak konstruktif. Kalau kita terjebak di masa lalu saja, kasihan rakyat kita. Tidak mendapatkan apa-apa," ungkap AHY.

3. AHY berharap kubu Prabowo bisa mengklarifikasi

AHY Minta Kubu Prabowo Jawab Serangan Agum Gumelar  IDN Times/Istimewa

Terkait 'nyanyian' Agum yang terdengar saat menjelang hari pencoblosan, AHY tak ingin menanggapi hal itu terlalu serius berkaitan dengan Pilpres. Kemudian, AHY berharap agar pihak Prabowo juga segera mengklarifikasi agar tidak ada salah paham lagi.

"Karena yang dituju itu sebetulnya adalah karakter dan masa lalu dari Pak Prabowo sendiri. Jadi mudah-mudahan ada penjelasan, ada klarifikasi," ucap dia.

4. AHY ajak elite politik tak membuat panas kontestasi Pilpres

AHY Minta Kubu Prabowo Jawab Serangan Agum Gumelar  IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Di tengah politik yang semakin memanas, AHY mengajak agar tidak ada pernyataan elite politik yang membuat kontestasi semakin panas.

"Saya justru mengajak segenap masyarakat Indonesia termasuk para senior saya yang saat ini dalam politik, marilah kita cegah jangan sampai menyampaikan statement yang justru berpotensi memecah belah persatuan bangsa kita," tutur AHY.

5. Pernyataan Agum Gumelar tentang Prabowo dan SBY

AHY Minta Kubu Prabowo Jawab Serangan Agum Gumelar  Antara Foto/Sigid Kurniawan

Sebelumnya, 'nyanyian' Agum ini sempat viral dalam tayangan sebuah video yang tersebar di media sosial. Dalam video tersebut, Agum mengungkapkan Prabowo yang diberhentikan dari militer dan disetujui oleh SBY.

SBY dulunya adalah anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP) dan meneken surat pemberhentian Prabowo. Sementara, Agum dan SBY sama-sama anggota DKP.

Selain Agum, para jenderal yang menjadi anggota DKP adalah Subagyo HS waktu itu KSAD, Letjen Arie J. Kumaat, Letjen Yusuf Karta (Kartanegara), Letjen Djamari Chaniago, Letjen Fachrul Razi, Letjen Susilo Bambang Yudhoyono, Letjen Agum Gumelar.

Adapun pernyataan Agum sebagai berikut:

Berjalanlah DKP, bekerjalah DKP sebulan lebih memeriksa yang namanya Prabowo Subianto. Periksa. Dari hasil pemeriksaan ternyata didapat fakta bukti nyata bahwa dia telah melakukan pelanggaran HAM berat. Saya di samping anggota DKP, saya mantan Danjen Kopassus. Tim Mawar yang melakukan penculikan itu bekas anak buah saya semua itu. Saya juga pendekatan dari hati ke hati dengan mereka, di luar kerjaan DKP, karena dia bekas anak buah saya toh.

Ketika dari hati ke hati dengan mereka, di sinilah saya tau di mana matinya orang-orang itu, di mana dibuangnya saya tahu detail, gitu lho. Jadi DKP dengan hasil temuan seperti ini merekomendasikan kepada Panglima TNI, rekomendasinya apa? Dengan kesalahan terbukti, direkomendasikan agar supaya yang bersangkutan diberhentikan dari dinas militer. Tanda tangan semua. Subagyo HS tanda tangan, Agum Gumelar tanda tangan, SBY tanda tangan, semua tanda tangan.

Ya walaupun saya heran, ini yang tanda tangan rekomendasi kok malah sekarang mendukung. Beda prinsip itu orang, benar itu. Itu fakta yang tidak bisa dihapus, siapa bisa menghapus ini. Sampai sekarang Amerika, Inggris, Australia, no sama Prabowo. Tidak bisa masuk ke Amerika, tidak bisa masuk ke Inggris.

Ini fakta, bukan black campaign, kalau black campaign itu tanpa didukung data. Contohnya black campaign kalau ke Pak Eko (salah satu hadirin) jadi cagub di Jabar, istrinya empat. Itu namanya black campaign, padahal lima (hadirin tertawa). Ini fakta, bukan black campaign.

Jadi saya ingin..., ini kenapa jadi lupa semua? Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenali sejarah bangsanya. Satu satuan yang besar, Kopassus, satuan yang besar, adalah satuan yang anggotanya mengerti sejarah Kopassus.

Tapi lupa, karena udah lama. Bahwasannya sampai detik ini Komandan Jenderal Kopassus sudah yang ke-31 sekarang. Mayjen Nyoman (I Nyoman Cantiasa) ini yang ke-31. Dari 31 Komandan Jenderal Kopassus, cuma satu yang diberhentikan dari dinas militer. Siapa dia?

Baca Juga: Prabowo: Neno Warisman, Ibu-Ibu Bermental Kopassus

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya