Begini Kronologi Gempa dan Tsunami di Donggala dan Palu

Peringatan tsunami muncul, sebagian warga tidak evakuasi

Jakarta, IDN Times - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan tentang kronologi bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di wilayah Donggala, Sulawesi Tengah dan sekitarnya. 

Akibat dari gempa dan tsunami tersebut, 48 orang meninggal dunia dan 356 orang luka-luka. Serta, banyak bangunan dan rumah-rumah yang mengalami kerusakan.

Lalu, bagaimana sebenarnya kronologi terjadinya gempa dan tsunami tersebut?

1. Gempa 7,4 SR menghantam Donggala

Begini Kronologi Gempa dan Tsunami di Donggala dan PaluANTARA FOTO/HO/BNPB-Sutopo Purwo N/pras

Awalnya gempa terjadi pada pukul 14.00 WIB, Jumat (28/9) dengan kekuatan 6 SR dengan pusat di Donggala dengan kedalaman 10 km di bawah laut. Akibat dari gempa tersebut, diketahui telah meninggal 1 orang dan 10 orang luka-luka di Kecamatan Singaraja, Donggala.

"Kemudian pukul 17.02 WIB, terjadi gempa yang lebih besar dengan kekuatan 7,7 SR awalnya.  Kemudian BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika) menyampaikan revisi jadi 7,4 SR kedalaman 10 km pusat masih di jalur Sesar Palu Koro," jelas Sutopo di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (29/9).

Baca Juga: FOTO: Situasi terkini setelah gempa menggoyang Kota Palu dan Donggala

2. Wilayah Palu dan Donggala adalah wilayah rentan tsunami dan gempa

Begini Kronologi Gempa dan Tsunami di Donggala dan PaluIAIN Palu setelah gempa/Foto Prof Azyumardi Azra

Lalu, ujar Sutopo, gempa tersebut adalah gempa yang dangkal akibat jalur sesar Palu Koro yang dibangkitkan oleh deformasi atau transformasi dari kondisi semula ke kondisi terkini dengan mekanisme pergerakan struktur sesar mendatar miring. 

"Dan gempa ini berpotensi memicu tsunami. Oleh karena itu, BMKG telah menyampaikan warning atau peringatan tsunami, yang kemudian sekitar 34 menit diakhiri," ucap Sutopo.

Lanjutnya, daerah Palu, Donggala, dan sekitarnya memang merupakan daerah yang rawan atau resiko tinggi terjadinya gempa bumi dan tsunami.

3. Intensitas gempa di atas 6 mmi bisa menyebabkan hancurnya bangunan-bangunan

Begini Kronologi Gempa dan Tsunami di Donggala dan PaluIDN Times/Sukma Shakti

Lebih lanjut, Sutopo memaparkan bahwa ada beberapa daerah di Kabupaten Donggala dan Kota Palu yang terdampak atau memiliki intensitas gempa di atas 6 mmi. Dan ketika sebuah wilayah digoncang gempa berkekuatan 6 mmi, akan rentan hancurnya bangunan-bangunan yang ada di wilayah tersebut, seperti yang terjadi di Lombok.

"Di Lombok intensitas gempanya 6 mmi, sedangkan di Palu lebih dari 6 mmi, 6-8 mmi. Di Donggala dengan intensitas 6-7 mmi sampai 8 mmi," tambah dia.

Adapun beberapa wilayah di Donggala yang terkena efek gempa tersebut adalah Kecamatan Balaesang, Kecamatan Balaesang Tanjung, Kecamatan Banawa, Kecamatan Banawa Selatan, Kecamatan Banawa Tengah, Kecamatan Dampeas, Kecamata Labuan, Kecamatan Sindue, Kecamatan Tobata, Kecamatan Sindue Tombusabora, Kecamatan Sirenja, Kecamatan Sojol, dan Kecamatan Tanantovea.

"Ini daerah yang diperkirakan mengalami kerusakan masif. Korban jiwa diperkirakan banyak di sana," ungkapnya.

Sementara, untuk Palu sendiri ada beberapa daerah yang terdampak akibat gempa dan tsunami. Antara lain Kecamatan Mantikulore, Kecamatan Palu Barat, Kecamatan Palu Selatan, Kecamatan Palu Timur, Kecamatan Palu Utara, Kecamatan Tatanga, Kecamatan Tawaeli, dan Kecamatan Ulujadi.

4. Ada peringatan dini tsunami, sebagian warga di dekat pantai tidak melakukan evakuasi

Begini Kronologi Gempa dan Tsunami di Donggala dan PaluANTARA FOTO/BNPB/pras/18.

Ketika terjadi peringatan tsunami dini, lanjut Sutopo, BMKG menyatakan pada pukul 17.02 WIB dengan status siaga dan waspada. Status siaga ini merujuk pada kemungkinan tsunami akan mencapai 0,5-3 menter untuk daerah pantai barat Donggala. Sedangkan untuk status waspada, peringatan ditunjukkan untuk Kota Palu bagian barat.

"Kami saat itu masih menyiapkan rilis, menjelaskan kepada publik, kepada pemerintah daerah agar melakukan evakuasi, menjauhi sungai pantai, dan sebagainya. Dalam waktu rentan 30 menit, BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami," kata Sutopo.

Selanjutnya, ia pun banyak mendapatkan video-video yang beredar di sosial media, tentang tsunami yang menerjang Kota Palu dan Kabupaten Donggala dengan tinggi 0,5-3 menter.

"Dan korban cukup banyak karena masyarakat banyak yang beraktivitas di pantai. Kemudian daerah-daerah permukiman yang ada di Teluk Palu sampai di Donggala adalah memang daerah-daerah yang padat penduduk," tambahnya.

Sayangnya, sebagian warga tidak melakukan evakuasi saat ada peringatan tsunami dini. Hal itu, sambung dia, mengakibatkan korban jiwa jatuh cukup banyak di wilayah-wilayah pantai.

5. BNPB belum mendapatkan data komprehensif akibat lumpuhnya komunikasi di Donggala

Begini Kronologi Gempa dan Tsunami di Donggala dan PaluIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Sutopo mengatakan bahwa akibat dari dampak gempa tersebut diperkirakan akan meluas. Korban jiwa juga diperkirakan banyak. Menurutnya, upaya penananganan darurat dari instansi terkait juga sudab dilakukan sejak Jumat malam. "Dengan personel-personel yang terbatas dalam kondisi gelap gulita untuk operasi SAR," kata Sutopo.

Meski begitu, ia mengaku masih belum mendapatkan data-data komprehensif tentang korban-korban jiwa yang ada di daerah Palu dan Donggala.

"Penanganan dilakukan, namun akibat listrik padam, komunikasi lumpuh. ini yang menyebabkan data hingga saat ini belum ter-update dengan baik," sambungnya.

Baca Juga: Gempa Donggala, BNPB: 48 Orang di Palu Meninggal, 356 Luka-luka 

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya