Bertemu Jokowi di Istana, Ini Cerita Pemilik Warung Korban Penjarahan 

Ia dikasih baju dan uang

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengundang Usma (64), korban penjarahan aksi 21-22 Mei 2019, ke Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (27/5). Sebelumnya Jokowi telah mengundang dua korban penjarahan lainnya yakni Abdul dan Ismail.

1. Usma mendapatkan 3 baju dari Jokowi

Bertemu Jokowi di Istana, Ini Cerita Pemilik Warung Korban Penjarahan IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Pertemuan Usma dan Jokowi berlangsung pukul 10.00 WIB. Usma yang datang seorang diri mengenakan pakaian bermotif batik coklat. Pertemuan keduanya berlangsung sekitar setengah jam.

"Dikasih baju aja. Baju ini, tiga," kata Usma setelah bertemu Jokowi. Saat ditanya apa yang dibicarakan dengan Jokowi, Usma tidak menjawab dengan detail.  

Menurutnya, baju-baju pemberian Jokowi akan sangat bermanfaat karena baju-baju miliknya habis terbakar saat kericuhan 21-22 Mei.

"Gantinya baju saya aja, kan habis," ucapnya.

Baca Juga: FOTO: Situasi Sarinah Setelah Demo Bawaslu 21-22 Mei

2. Usma mendapatkan bantuan uang dari Jokowi

Bertemu Jokowi di Istana, Ini Cerita Pemilik Warung Korban Penjarahan IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Selain baju, Usma juga mendapatkan bantuan berupa uang. Namun, Usma enggan memberitahu berapa jumlahnya. Dia berencana menggunakan uang tersebut untuk modal berjualan kembali.

"Sama uang tambahan buat belanja," ujar Usma.

Saat bertemu Jokowi, Usma menyampaikan bahwa Jokowi menyuruhnya untuk membuka usaha lagi. "Suruh jualan lagi aja, kerja keras lagi. Paling habis lebaran, lah," katanya.

3. Usma berangkat dari Kuningan menuju Istana

Bertemu Jokowi di Istana, Ini Cerita Pemilik Warung Korban Penjarahan IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Pria yang berasal dari Kuningan, Jawa Barat, mengaku telah berjualan toko kelontong di sekitar Jalan Wahid Hasyim selama 25 tahun. Dan ia hanya pulang ke kampung halamannya setiap dua bulan sekali.

Menurutnya, sebelum datang ke Istana, ia berada di Kuningan, namun dijemput oleh aparat kepolisian untuk bertemu dengan Presiden.

"Saya kan udah mudik, (tapi) dibawa polisi ke sini," jelasnya.

Meski sempat mengalami penjarahan, hal itu tidak membuatnya trauma. Usma berencana untuk kembali membuka usahanya di tempat yang sama.

4. Cerita Usma saat tokonya dijarah massa

Bertemu Jokowi di Istana, Ini Cerita Pemilik Warung Korban Penjarahan IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Sebelumnya, IDN Times sempat mewawancarai Usma usai kericuhan yang terjadi pada 21-22 Mei lalu. Usma berdiri di depan warung kelontong miliknya yang tepat berada di samping pos polisi (pospol) Sabang, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta. Mengenakan kaos garis berwarna merah dan celana bahan, matanya merah berlinang air mata.

Saat itu, tepatnya pukul 23.30 WIB, kerusuhan terjadi di Jalan Wahid Hasyim. Massa yang beringas membakar pospol. Warung kelontong miliknya tak ikut terbakar, namun massa menjarah isinya.

"Mas, tolong jangan dibakar warung saya ini," kata Usma mengungkapkan kejadian kemarin malam kepada IDN Times, Kamis (23/5). 

Usma mengatakan saat itu polisi melontarkan gas air mata untuk menghalau para perusuh. Usma yang tak tahan dengan gas air mata ikut melarikan diri meninggalkan warungnya. Namun ia sempat mengunci warung  tersebut.

Pagi harinya sekitar pukul 05.30 WIB, ketika para perusuh telah melarikan diri, Usma pun kembali ke warung. Namun apa yang dilihatnya sungguh mengenaskan: warungnya dijarah habis perusuh. 

"Padahal posisi barang dikunci, dibuka paksa. Barang sekitar Rp20 juta habis. Soalnya rokok mahal semua. Rokok, kopi, minuman habis. Rokok sisa 2 bungkus," jelas Usma.

Kemalangan Usma makin bertambah karena ia tidak mempunyai baju dan celana selain yang ia pakai.

"Saya biasanya menginap di pospol. Pakaian disimpan di pospol habis (dibakar)," ucapnya.

Anak Usma, Dadi (39), yang juga pedagang warung kelontong di Palmerah meminta ayahnya kembali ke kampung mereka di Kuningan, Jawa Barat, untuk kembali mengumpulkan modal.

"Saya minta Bapak pulang aja ke Kuningan, sore mau pulang," kata Dadi.

Kisah serupa dialami Rajab (62), warung minumannya habis dijarah para perusuh pada Rabu (23/5). Rajab saat kejadian sedang pergi ke Depok untuk beristirahat.

Saat ia kembali ke warungnya pada Kamis (23/5) pukul 11.00 WIB, isi tokonya sudah ludes dijarah, meski pintu warung sudah ia ikat dengan rantai besi. Namun Rajab memilih untuk tetap tegar dan mengikhlaskan apa yang terjadi meski ia mengaku merugi sekitar Rp30 juta.

"Udah ikhlas. Kita udah tahu tahun 1998 kayak apa. Jadi gak kaget," ucapnya.

Baca Juga: Kisah Mengharukan Pemilik Warung yang Isinya Habis Dijarah Perusuh

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya