BNPB: 5.064 Orang di Selayar Mengungsi akibat Gempa NTT

Masyarakat mengungsi karena masih trauma

Jakarta, IDN Times - Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan saat ini terdapat 5.064 warga Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan, mengungsi usai gempa magnitudo 7,4 menggucang Laut Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Korban jiwa nihil, 1 orang luka berat, dan 5.064 mengungsi,” kata Muhari dalam keterangan persnya yang disiarkan di kanal YouTube BNPB Indonesia, Jumat (17/12/2021).

1. Masyarakat masih mengungsi karena trauma bencana pada 1992

BNPB: 5.064 Orang di Selayar Mengungsi akibat Gempa NTTIlustrasi gempa bumi (IDN Times/Sukma Shakti)

Menurut Muhari, hingga kini masyarakat Selayar masih mengungsi karena trauma yang mereka rasakan. Selain karena gempa yang terjadi beberapa hari lalu, mereka juga trauma lantaran pada 1992, Selayar juga alami gempa dan tsunami.

“Daerah ini merupakan daerah yang tahun 1992 juga mengalami kejadian gempa besar dan saat itu ada tsunami, sehingga masyaralat di Flores, Sikka, dan Maumere terdampak signifikan sehingga ada sisi traumatis, maka masih mengungsi,” jelas Muhari.

Baca Juga: [Breaking] Bmkg: Gempa Bumi M 4 Di Kab. Kepulauan Selayar

2. Sebanyak 951 rumah rusak akibat gempa

BNPB: 5.064 Orang di Selayar Mengungsi akibat Gempa NTTDaerah Potensi Tsunami di sekitar wilayah NTT (twitter.com/infoBMKG)

Kemudian, Muhari menuturkan hingga saat ini terdapat 951 unit rumah alami kerusakan. Sebanyak 309 unit rumah rusak berat dan 642 rumah rusak ringan.

“Masih masuk dalam logika. Karena kalau ada 951 rumah rusak, 1 rumah bisa berisi 5 orang, maka 5x900 ada sekitar 4 ribu jiwa yang mengungsi,” tuturnya.

3. BMKG sebut gempa Flores tak berkaitan dengan aktivitas gunung berapi

BNPB: 5.064 Orang di Selayar Mengungsi akibat Gempa NTTIlustrasi Gempa (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa bumi magnitudo 7,4 di Laut Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) hari ini tidak berkaitan dengan aktivitas gunung berapi.

"Tidak berkaitan dengan aktivitas gunung api, namun gempa tektonik ini bisa memicu aktivitas gunung api," ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers virtual, Selasa (14/12/2021).

Dwikorita mengatakan, saat ini pihaknya belum melihat adanya dampak gempa di Laut Flores ke gunung berapi. Menurut dia analisis aktivitas gunung berapi dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang kini sedang menangani Gunung Semeru dan Gunung Awu.

Dwikorita mengatakan, gempa di laut Flores itu merupakan jenis gempa bumi dangkal yang diakibatkan aktivitas sesar atau patahan aktif di wilayah tersebut.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar atau patahan aktif di Laut Flores," kata dia.

Baca Juga: Gempa Guncang Jayapura Papua, BMKG Imbau Warga Waspadai Gempa Susulan 

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya