Cerita Kesetiaan Habibie pada Soeharto Jelang Lengser saat Reformasi

Habibie sebut tak akan tinggalkan Pak Harto

Jakarta, IDN Times - Sosok Bacharudin Jusuf Habibie atau lebih dikenal BJ Habibie, hingga kini terus jadi panutan oleh bangsa Indonesia. Kesetiaannya pada negara tidak akan pernah dilupakan masyarakat.

Bukan hanya setia kepada istrinya, Hasri Ainun Besari, dan negar Indonesia, Habibie juga begitu setia kepada Presiden ke-2 RI Soeharto. Sejarah mencatat, menjelang Soeharto lengser pada Orde Baru, ia mulai ditinggal menterinya, namun Habibie saat itu tetap memilih setia pada Soeharto.

Penasaran dengan cerita kesetiaan Habibie pada Soeharto? Yuk baca cerita selengkapnya seperti dinukil dari buku berjudul Detik-Detik yang Menentukan yang ditulis Habibie sendiri. 

Baca Juga: 5 Fakta yang Kamu Wajib Tahu soal Putra Terbaik Bangsa, BJ Habibie

1. Habibie mendengar kabar bahwa 14 menteri Soeharto tak ingin masuk Kabinet Reformasi

Cerita Kesetiaan Habibie pada Soeharto Jelang Lengser saat Reformasiinstagram.com/b.jhabibie

Saat itu, tepatnya pada 20 Mei 1998, Habibie tengah berada di ruang kerjanya. Ia sedang mempelajari laporan masukan dari tiga jalur. Sekitar pukul 17.00 WIB, ADC Kolonel (AL) Djuhana, datang ke ruang kerjanya dan melaporkan Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita minta berbicara melalui telepon.

Saat itu, Ginandjar juga menjabat sebagai salah satu Sekretaris Koordinator Harian Partai Golkar di samping Akbar Tandjung, Rahardi Ramelan, Giri Suseno, Letnan Jenderal Gatot, dan Sulasikin Murpratomo.

Karena saat itu Habibie tengah mengecek keadaan di lapangan dan data masukan dari Keluarga Besar Golkar (ABRI, Utusan Daerah dan Golkar), sehingga ia pun menilai Ginandjar juga akan berbicara dengan dirinya berkaitan koreksi data yang ia miliki.

"Ternyata laporan yang saya peroleh adalah pernyataan bahwa Menko Ekuin bersama 13 menteri yang berada dalam koordinasinya, tidak bersedia lagi duduk di dalam Kabinet Reformasi, yang anggotanya sedang disusun," tulis Habibie dalam bukunya.

Meskipun menolak kembali dalam Kabinet Soeharto, namun sebagai anggota Kabinet Pembangunan VII, mereka akan tetap melaksanakan tugas masing-masing, hingga Kabinet Reformasi terbentuk.

2. Habibie mempertanyakan alasan para menteri ingin mundur dari kabinet

Cerita Kesetiaan Habibie pada Soeharto Jelang Lengser saat Reformasiinstagram.com/b.jhabibie

Mendengar pernyataan Ginandjar itu, Habibie pun bertanya kepadanya, "apakah Anda sudah bicarakan dengan Bapak Presiden?”

Mendapatkan pertanyaan dari Habibie tersebut, Ginandjar mengaku belum mengatakan keinginan mundur pembantu Soeharto.

“Belum, tetapi keputusan itu sudah ditandatangani bersama sebagai hasil rapat kami di Bappenas dan sudah dilaporkan secara tertulis, kepada Bapak Presiden, melalui Tutut, putri tertua Pak Harto,” kata Ginandjar.

Habibie yang masih tak percaya dengan pernyataan Ginandjar tersebut, masih menanyakan alasan mereka bisa ingin mundur dari kursi kabinet.

Ke-14 menteri yang mundur itu adalah Akbar Tandjung, Hendropriyono, Ginandjar Kartasasmita, Giri Suseno, Haryanto Dhanutirto, Justika Baharsjah, Kuntoro Mangkusubroto, Rachmadi Bambang Sumadhijo, Rahardi Ramelan, Subiakto Tjakrawerdaya, Sanyoto Sastrowardoyo, Sumahadi, Theo L. Sambuaga, dan Tanri Abeng.

“Mengapa harus begini?” tanya Habibie.

Habibie juga bertanya kepada Ginandjar, siapakah menteri yang tidak hadir dalam penandatanganan pernyataan tersebut.

"Saya juga bertanya kepada Ginandjar, siapa saja menteri yang tidak hadir? Ginandjar kemudian menyebut satu per satu nama menteri tersebut. Saya katakan, supaya hasil rapat disampaikan juga kepada mereka, agar pendapat mereka bisa didengar," kata Habibie.

3. Kesetiaan Habibie mengaku tak akan tinggalkan Soeharto

Cerita Kesetiaan Habibie pada Soeharto Jelang Lengser saat Reformasiinstagram.com/b.jhabibie

Setelah menerima laporan Ginandjar, Habibie juga mengatakan kepada ADC bahwa dirinya tak ingin diganggu lagi. Lalu, sekitar pukul 17.45, ADC melaporkan, bahwa Menteri Keuangan Fuad Bawazier terus mendesak untuk melaporkan sesuatu yang penting.

Akhirnya, Habibie menerima telepon dari Fuad Bawazier. Dalam sambungan telepon itu, Fuad bertanya kepada Habibie, apakah benar dirinya akan mundur dari kursi wakil presiden atau tidak.

“Apakah isu yang berkembang, bahwa Pak Habibie bermaksud mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden, benar?” tanya Fuad pada Habibie.

Mendengar pertanyaan Fuad, Habibie menjawab, “Isu tersebut tidak benar. Presiden yang sedang menghadapi permasalahan multikompleks, tidak mungkin saya tinggalkan. Saya bukan pengecut,” kata dia.

Fuad mengaku memang tidak begitu mempercayai isu tersebut karena dirinya juga tak yakin berita itu benar atau tidak. Kemudian, Habibie pun menemui Fuad untuk bertanya kepada Ginandjar tentang rapat di Bappenas untuk mendengar hasil rapat tersebut.

4. Setelah mendapat laporan dari para menteri, Habibie datang ke kediaman Soeharto untuk menyusun Kabinet Reformasi

Cerita Kesetiaan Habibie pada Soeharto Jelang Lengser saat Reformasiinstagram.com/b.jhabibie

Setelah itu, Habibie kemudian berangkat menuju kediaman Presiden Soeharto di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat, sekitar pukul 19.30 WIB.

Saat tiba di kediaman Soeharto, Habibie diminta menunggu sebentar karena Soeharto sedang menerima tamu yaitu mantan Wakil Presiden Sudharmono.

Ketika Habibie sedang menanti Soeharto, ia ditemani istri Prabowo Subianto, Siti Hediyati Prabowo, dan juga Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

Pada kesempatan itu, Habibie bertanya kepada Titiek, di mana keberadaan Prabowo. Sebab, Prabowo diminta menemuinya tapi tak kunjung datang.

“Mengapa Prabowo yang sejak tiga hari saya cari tidak datang ke Kuningan? Apakah dia sedang berada di luar negeri?” tanya Habibie pada Titiek.

Titiek lalu menyampaikan bahwa suaminya berada di dalam negeri dan pesan Habibie akan segera ia sampaikan kepada Prabowo.

Setelah pertemuan Pak Sudharmono dengan Pak Harto selesai, Habibie dipersilakan masuk ke ruang kerja Soeharto. Sambil membuka sehelai kertas besar yang berisi nama-nama anggota Kabinet Reformasi, Presiden Soehari menyatakan agar dia bersama dirinya mengecek ulang nama-nama tersebut.

5. Akhirnya, Habibie mengusulkan nama-nama untuk Kabinet Reformasi

Cerita Kesetiaan Habibie pada Soeharto Jelang Lengser saat ReformasiInstagram/b.jhabibie

Pada kesempatan ini akhirnya dimanfaatkan Habibie untuk mengusulkan beberapa perubahan. Karena ada perbedaan pandangan menyangkut beberapa nama, maka terjadilah perdebatan yang cukup hangat antara dirinya dan Soeharto.

"Saya menyadari bahwa Pak Harto mempunyai alasan tersendiri yang sudah dia pertimbangkan. Sebaliknya saya juga mempunyai alasan yang rasional dan sesuai aspirasi masyarakat yang berkembang," tulis Habibie.

Akhirnya, karena tidak ada titik temu, maka Habibie persilakan oleh Soeharto memutuskan apa yang terbaik, karena penyusunan anggota kabinet adalah hak prerogatif Presiden. Akhirnya Kabinet Reformasi terbentuk.

Tidak beberapa lama kemudian, Presiden Soeharto memanggil Menteri Sekretaris Negara, Saadilah Mursyid, untuk segera membuat Keputusan Presiden mengenai Susunan Kabinet Reformasi yang baru saja dibentuk.

Menurut rencana, esok harinya, hari Kamis tanggal 21 Mei 1998 di Istana Merdeka, Presiden Soeharto didampingi oleh Habibie akan mengumumkan susunan Kabinet Reformasi.

Baca Juga: Habibie, SBY, Hingga Prabowo Tak Tampak di Sidang Tahunan MPR

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya