Dalam Seminggu Kasus COVID-19 Naik 8,4 Persen, Jawa Barat Tertinggi!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan, kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia mencapai 8,4 persen dalam seminggu. Kenaikan paling tinggi, lanjutnya, terjadi di lima provinsi.
"Secara nasional, jumlah kasus positif COVID mengalami kenaikan 8,4 persen selama seminggu terakhir ini," ujar Wiku dalam keterangan pers yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (22/9/2020).
Baca Juga: Sepekan Luhut Tangani COVID di 9 Provinsi, Kenaikan Kasus Pecah Rekor
1. Jawa Barat menjadi provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi selama sepekan ini
Wiku memaparkan, terdapat lima provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi selama sepekan ini. Jawa Barat pun menduduki posisi pertama dengan kenaikan kasus tertinggi.
"Jawa Barat naik sebesar 594 orang, Banten naik 492 orang, Sulawesi Selatan naik 459 orang, Riau naik 311 orang, dan Papua naik 271 orang. Ini bagian dari penambahan kasus dengan total selama seminggu yang lalu adalah 26.365," papar Wiku.
2. Kasus sembuh di Indonesia berada di bawah rata-rata dunia
Editor’s picks
Wiku menyampaikan, jumlah kasus aktif di Indonesia saat ini mencapai 58.788 atau 23,2 persen. Jumlah itu berada di bawah angka dunia yaitu 23,5 persen.
Sementara, jumlah pasien yang sembuh dari COVID-19 sebanyak 184.298 orang atau 72,9 persen. Namun angka tersebut berada di bawah angka dunia yang persentasenya mencapai 73,4 persen.
"Jadi posisi di Indonesia sedikit lebih rendah daripada dunia untuk jumlah kasus yang sembuh," jelas Wiku.
3. Kasus meninggal di RI masih berada di atas rata-rata dunia
Sedangkan, untuk jumlah kasus meninggal per 22 September 2020, mencapai 9.837 orang atau 3,9 persen. Wiku menuturkan, angka tersebut masih berada di atas rata-rata dunia yang sebesar 3,07 persen.
"Ini adalah prestasi yang harus terus ditingkatkan, agar persentase kematian bisa turun terus mendekati atau bahkan lebih rendah daripada angka rata-rata dunia," ucapnya.
Baca Juga: Data Lengkap COVID-19 di Indonesia per Selasa 22 September 2020