Dedi Mulyadi: Tagar #2019GantiPresiden Pengaruhi Suara Jabar

Deddy-Dedi tidak pernah menduga akan disalip pasangan Asyik

Jakarta, IDN Times - Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubenur Jawa Barat nomor urut 4, Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi, mendapatkan perolehan suara di posisi ketiga dalam hasil hitung cepat dari berbagai lembaga survei.

Kalah mengejutkan di Pilgub Jawa Barat, Dedi Mulyadi pun mengungkapkan bahwa kekalahannya memiliki hubungan dengan kampanye tanda pagar (tagar) #2019GantiPresiden.

Menurutnya, tagar tersebut sangat mempengaruhi proses demokrasi di Pilkada Jawa Barat. Bukan hanya gubernur, bupati dan walikota juga turut terpengaruh oleh tagar tersebut.

1. Kaus #2019GantiPresiden pengaruhi suara di Jawa Barat

Dedi Mulyadi: Tagar #2019GantiPresiden Pengaruhi Suara JabarInstagram @dedimulyadi71

Dedi mengatakan, sejak pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat nomor 3, Sudrajat-Syaikhu, memamerkan kaus #2019GantiPresiden, ia menduga hal tersebut menjadi peringatan untuk dirinya dan Deddy Mizwar. Karena menurutnya, faktor tagar 2019 Ganti Presiden akan sangat mempengaruhi suara di Jawa Barat.

"Saya sudah sejak lama menduga, sejak debat di Depok kemudian muncul. Kaus hastag Ganti Presiden 2019 saya waktu itu sudah mengatakan ini warning bagi pasangan kami yang akan tergerus," terang Dedi di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Senin (2/7).

Menurut Dedi, akibat tagar tersebut, elektabilitasnya dan Deddy Mizwar pun menurun dalam kurun waktu sebulan sebelum pemungutan suara berlangsung.

"Pada satu minggu terakhir kita juga melihat sesuatu yang lebih mengejutkan lagi, perubahan sangat luar biasa dan itu bisa dilihat misalnya di TPS Pak Deddy Mizwar sendiri hanya posisi ketiga beliau," lanjutnya.

Hal itu juga berpengaruh dalam basic pemilih Dedi Mulyadi di Subang, Purwakarta, Garut, dan sebagian Cirebon, tidak ada perubahan yang signifikan.

2. #2019GantiPresiden buat gelombang pendukung beralih ke pasangan Asyik

Dedi Mulyadi: Tagar #2019GantiPresiden Pengaruhi Suara JabarIDN Times/Irfan Fathurohman

Dedi menjelaskan, tagar 2019 Ganti Presiden membuat gelombang yang menolak Presiden Joko Widodo dua periode, secara tidak langsung menyatu untuk mendukung pasangan Sudrajat-Syaikhu di Jawa Barat.

"Bayangkan, mohon maaf ya, paslon yang sebelumnya dianggap tidak memiliki elektabilitas yang cukup baik. Tidak memiliki popularity yang cukup tinggi, bisa dalam waktu cepat melakukan perubahan. Dan ini baru pertama di Indonesia," kata dia.

Dedi mengatakan, sebelum Sudrajat-Syaikhu memamerkan kaus #2019GantiPresiden, data survei yang dimiliki oleh pasangan Deddy-Dedi masih cukup baik. Sehingga, Dedi pun bergerak terus untuk menambah suara. Namun, dia tetap tidak menduga jika gerakan tagar tersebut sangat mempengaruhi suara.

"Tapi kami gak menduga ada gerakan yang sangat luar biasa. Dan gerakan itu masif bukan hanya pada isu, tapi pada aspek darat. Gerakan door to door-nya berjalan," sambung Dedi.

3. Deddy-Dedi tidak pernah menduga tagar akan mempengaruhi suara

Dedi Mulyadi: Tagar #2019GantiPresiden Pengaruhi Suara JabarInstagram @dedimulyadi71

Terkait pengaruh gerakan 2019 Ganti Presiden yang cukup menyita suara masyarakat Jawa Barat, Dedi mengatakan tidak pernah menduga dan merasa kecolongan akan hal itu. Sebelumnya juga ia hanya mengira jika akan bersaing ketat dengan pasangan Ridwan Kamil dan UU.

Namun ternyata, pasangan Sudrajat-Syaikhu menyalip mereka dengan cepat.

"Tetapi kita tidak menduga dalam waktu cepat itu bisa berubah. Bukan hanya pemilihan gubernur, pemilihan bupati, walikota juga mengalami hal yang sama. Jadi calon yang tidak diduga, tetapi didukung oleh Gerindra dan PKS bisa melejit dalam waktu satu minggu," ungkap Dedi.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya