Duh, Jatim Masih Jadi Provinsi dengan Angka Kematian Corona Tertinggi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 merilis provinsi dengan kematian tertinggi. Disampaikan oleh Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, Jawa Timur masih menjadi provinsi dengan kematian tertinggi di Indonesia.
"Sedangkan untuk jumlah kasus meninggal per 22 September 2020 mencapai 9.837 orang atau 3,9 persen," katanya lagi.
Wiku menuturkan, angka tersebut masih berada di atas rata-rata dunia yang sebesar 3,07 persen.
"Persentase kematian tertinggi pertama adalah Jawa Timur 7,29 persen, Jawa Tengah 6,47 persen, Sumatra Selatan 6,04 persen, Nusa Tenggara Barat 5,91 persen dan Bengkulu 5,85 persen," papar Wiku dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (22/9/2020).
1. Jawa Tengah menjadi provinsi dengan kenaikan kasus kematian tertinggi
Wiku menyampaikan, secara nasional, jumlah kematian di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 18,9 persen dibandingkan pekan lalu. Jawa Tengah menjadi provinsi dengan kenaikan kematian tertinggi pekan ini.
"Kenaikan kematian tertinggi yang pertama ada di Jawa Tengah yaitu naik 46 orang, DKI Jakarta 32 orang, Aceh 26 orang, Sumatra Utara 24 orang, dan Sumatra Barat 13 orang," jelasnya.
Baca Juga: Kemenkes Jelaskan Sebab Tingginya Kematian Pasien COVID-19 di ICU
2. Dengan meningkatkan tracing dan testing, angka kematian bisa ditekan
Wiku mengatakan, untuk menurunkan persentase kematian maka selama tiga sampai empat minggu berturut-turut, pemerintah daerah harus menjaga angka kematian agar tidak bertambah. Selain itu, testing dan tracing juga harus ditingkatkan.
"Dengan cara meningkatkan testing serta tracing, maka 5 daerah ini dalam beberapa minggu ke depan seharusnya bisa menurunkan kasus kematiannya menjadi paling tidak sama dengan rata-rata nasional," ucap Wiku.
3. Kasus meninggal RI masih berada di atas rata-rata dunia
Wiku menerangkan, jumlah kasus meninggal per 22 September 2020 mencapai 9.837 orang atau 3,9 persen. Wiku menuturkan, angka tersebut masih berada di atas rata-rata dunia yang sebesar 3,07 persen.
"Ini adalah prestasi yang harus terus ditingkatkan agar persentase kematian bisa turun terus mendekati atau bahkan lebih rendah daripada angka rata-rata dunia," ucapnya.
Baca Juga: Protokol Standar Perawatan COVID-19, Cara Luhut Tekan Angka Kematian