Hari Juang Kartika, Mengenang Pertempuran Sengit di Ambarawa

Jenderal Soedirman langsung pimpin perang Ambarawa

Jakarta, IDN Times - Hari Juang Kartika TNI AD yang diperingati setiap 15 Desember, dilatarbelakangi peristiwa bersejarah yang terjadi puluhan tahun silam di Kota Ambarawa, Jawa Tengah. Kini, lebih banyak dikenal sebagai Palagan Ambarawa.

Palagan Ambarawa adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap tentara sekutu yang terjadi di Ambarawa. Peristiwa ini diawali datangnya tentara sekutu di bawah pimpinan Brigadir Bethell di Semarang, Jawa Tengah, pada Oktober 1945.

Pasukan sekutu mencoba menduduki dua desa di sekitar Ambarawa. Di bawa pimpinan Letkol Isdiman, pasukan Indonesia berusaha kembali membebaskan dua desa itu. Namun, Letkol Isdiman gugur terlebih dahulu, dan menjadi pukulan keras bagi Komandan Divisi V Banyumas, Jenderal Soedirman.

Lalu, seperti apa peristiwa tersebut terjadi?

Baca Juga: Pesawat Latih TNI AU Jatuh di Yogyakarta, Dua Pilot Selamat

1. Pasukan sekutu diboncengi NICA untuk mengambil alih Nusantara

Hari Juang Kartika, Mengenang Pertempuran Sengit di AmbarawaMonumen Palagan Ambarawa (Website/ambarawa.jatenginfo.com)

Dikuip dari laman tniad.mil.id, Palagan Ambarawa bermula saat tentara sekutu di bawah pimpinan Brigadir Bethell mendarat di Semarang, Jawa Tengah, pada Oktober 1945. Kedatangan sekutu yang diboncengi Netherlands-Indies Civiele Administration atau NICA untuk mengurus tawanan perang dan tentara Jepang yang berada di Jawa Tengah.

Awalnya, Gubernur Jawa Tengah Mr Wongsonegoro menyambut baik kedatangan mereka. Bahkan, ia menyediakan bahan makanan dan keperluan lain guna kelancaran tugas sekutu. Sementara, para sekutu sudah berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Indonesia.

Namun, ternyata pasukan sekutu dan NICA membuat bangsa Indonesia marah. Sebab, saat mereka sampai di Ambarawa dan Magelang untuk membebaskan para tawanan tentara Belanda, para tawanan tersebut malah dipersenjatai. Bahkan, mereka melakukan provokasi-provokasi seperti mengenakan seragam militer lengkap, menangkap dan menyiksa para pemuda pejuang Indonesia.

2. Jenderal Soedirman langsung pimpin pertempuran di Ambarawa

Hari Juang Kartika, Mengenang Pertempuran Sengit di AmbarawaFilm Jenderal Soedirman (2015) (uc.ac.id)

Insiden bersenjata muncul di Kota Magelang hingga terjadi pertempuran. Di Magelang, tentara sekutu bertindak sebagai penguasa yang mencoba melucuti Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan membuat kekacauan. TKR Resimen Magelang pimpinan Letkol M Sarbini membalas tindakan itu, dengan mengepung tentara sekutu dari segala penjuru. Korban berjatuhan dari kedua pihak.

Kemudian, seperti dilansir historia.id, Panglima Garnisun Inggris di Magelang Letkol Edwards, yang tiba pada akhir Oktober 1945, mengadakan perundingan dengan penguasa setempat untuk menghentikan pertempuran. Karena tak menghasilkan kesepakatan, Brigjen Bethel lalu mengambilalih.

Dia berunding dengan Presiden Sukarno yang sedang bersafari. Perundingan pada 2 November 1945 itu selain menghasilkan kesepakatan gencatan senjata, juga menghasilkan kesepakatan pembentukan Contact Committee, yang bertugas memastikan kelancaran pembebasan tawanan dan interniran sekutu.

Akhirnya, lima pemimpin Indonesia dan lima perwira Inggris masuk ke dalam komite tersebut. Inggris memberi bantuan senjata Lee & Field kepada Indonesia, sementara Indonesia menjamin suplai bensin dan makanan kepada pasukan Inggris.

Setelah genjatan senjata dilakukan, pasukan sekutu diam-diam meninggalkan Kota Magelang dan menuju ke benteng Ambarawa. Mengetahui hal tersebut, Resimen Kedu Tengah di bawah pimpinan Letkol M Sarbini segera mengadakan pengejaran terhadap mereka.

Dalam peristiwa tersebut, pasukan sekutu mencoba menduduki dua desa di sekitar Ambarawa. Di bawa pimpinan Letkol Isdiman, pasukan Indonesia berusaha kembali membebaskan dua desa itu. Namun, Letkol Isdiman gugur terlebih dahulu.

Gugurnya Letkol Isdiman menjadi pukulan keras bagi Komandan Divisi V Banyumas, Jenderal Soedirman. Ia merasa kehilangan seorang perwira terbaiknya. Dia memutuskan untuk turun ke lapangan dan langsung memimpin pertempuran.

3. Setelah bertempur selama empat hari, pasukan Indonesia akhirnya berhasil merebut Ambarawa

Hari Juang Kartika, Mengenang Pertempuran Sengit di AmbarawaMonumen Palagan Ambarawa (Website/kabsemarangtourism.com)

Pada 12 Desember 1945, serangan mulai dilancarkan pasukan Indonesia di bawah pimpinan Soedirman. Pembukaan serangan dimulai dari tembakan mitraliur terlebih dahulu, kemudian disusul  penembak-penembak karaben. Pertempuran berkobar di Ambarawa. 

Pertempuran di Ambarawa berlangsung sengit. Soedirman menggunakan taktik gelar supit urang atau pengepungan rangkap dari kedua sisi, sehingga musuh benar-benar terkurung. Setelah bertempur selama empat hari, pada 15 Desember 1945, pertempuran berakhir dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa, dan membuat sekutu mundur ke Semarang.

Kemenangan pertempuran itu kini diabadikan dengan berdirinya Monumen Palagan Ambarawa dan diperingati sebagai Hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika.

Baca Juga: Menteri Rini Pastikan Bandara Jenderal Soedirman Beroperasi Mei 2020

Topik:

  • Rochmanudin
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya