Hendropriyono Bantah Bertemu Jokowi untuk Lobi Mantunya Jadi Panglima
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal TNI AM Hendropriyono membantah isu yang menyebutkan telah melakukan lobi-lobi agar menantunya, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa, menjadi Panglima TNI. Kabar tersebut mulai beredar saat diketahui Hendro bertemu Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada Mei lalu.
"Saya tidak bicara dan tidak pernah bicara tentang hal yang demikian itu, saya tidak pernah begitu hina mau nyosor meminta-minta jabatan. Tidak untuk menantu, anak, apalagi untuk saya sendiri. Tidak pernah," kata Hendro dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/6/2021).
Baca Juga: [CEK FAKTA] Benarkah Panglima TNI Dipecat karena Insiden KRI Nanggala?
1. Hendropriyono sebut pertemuannya dengan Jokowi hanya silaturahmi
Hendro kemudian menjelaskan, pertemuan pada 7 Mei 2021 lalu dengan Presiden Jokowi berkaitan dengan hari ulang tahunnya yang ke-76. Hendro menerangkan pertemuan itu hanya silaturahmi dua sahabat.
"Silaturahmi sebagai dua sahabat adalah hal yang biasa, karena Pak Jokowi setelah menjadi presiden tidak berubah sama sekali dengan sewaktu dulu sebagai rakyat biasa," tutur Hendro.
2. Andika Perkasa pernah jadi Panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD atau Pangkostrad
Editor’s picks
Sebelumnya, nama Andika Perkasa disebut sebagai calon kuat Panglima TNI menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Andika sendiri adalah lulusan Akademi Militer 1987. Setelah lulus dari Akademi Militer, Andika ditugaskan di Komando Pasukan Khusus atau Kopassus.
Kemudian, nama Andika mulai dikenal saat Presiden Jokowi melantiknya menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) pada 2018 lalu. Sebelum menjadi KSAD, Andika pernah menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD atau Pangkostrad. Ini jabatan strategis sebelum menuju kursi KSAD.
3. Marsekal TNI Hadi Tjahjanto akan pensiun akhir 2021 ini
Penunjukan Panglima TNI baru harus dilakukan oleh Presiden Jokowi. Sebab, di akhir 2021 ini, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto harus melepaskan jabatannya karena sudah memasuki masa pensiun.
Untuk menggantikan posisi Hadi, tiga jenderal yang merupakan kepala staf masing-masing angkatan pun berpeluang menggantikan Hadi. Mereka adalah KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa, KSAL Laksamana TNI Yudo Margono, dan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo.
Baca Juga: Panglima TNI: TNI-Polri Telah Menyiapkan Ribuan Vaksinator