Ini Bahaya dari Aksi Bunuh Diri yang Dipertontonkan ke Publik

Cegah aksi bunuh diri dengan cara beri perhatian

Jakarta, IDN Times - Kasus gantung diri secara live di TikTok yang menewaskan pria berinisial SS, 29 tahun, menggemparkan publik. Terlepas dari dugaan bahwa kasus itu sebenarnya adalah pembunuhan berencana, publik lebih dahulu mengidentifikasi tayangan tersebut sebagai aksi bunuh diri.

Aksi semacam itu yang dipertontonkan ke khalayak luas, memiliki dampak yang tidak enteng. Psikolog dari Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, menuturkan siaran live semacam itu bisa memicu orang-orang yang sedang mengalami depresi untuk melakukan hal yang sama.

"Terlepas ini bunuh diri atau bukan, tetap video ini akan membekas pada orang-orang yang melihatnya. Bisa menimbulkan perasaan tidak nyaman seperti takut, cemas atau malah memicu keinginan yang sama jika yang melihat juga sedang mengalami depresi," kata Vera saat dihubungi IDN Times, Sabtu (18/9/2021).

1. Faktor pendorong seseorang mempertontonkan aksi bunuh diri

Ini Bahaya dari Aksi Bunuh Diri yang Dipertontonkan ke PublikIlustrasi Bunuh Diri (IDN Times/Arief Rahmat)

Vera menuturkan apabila SS benar melakukan bunuh diri, maka cara yang dipilihnya dengan melakukan aksi itu dalam siaran langsung di media sosial pasti memiliki makna tersendiri. 

"Jika memang iya (bunuh diri), ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi pelaku untuk mempertontonkannya, antara lain agar atensi akhirnya tertuju padanya atau bisa juga sebagai unjuk rasa marah agar semua orang melihatnya dan sebagainya. Hanya pelaku yang bisa memahami apa alasannya," tutur Vera.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Ini Bagus untuk Kesehatan Mental, Yuk Terapkan!  

2. Memberikan perhatian dan mendengarkan keluh kesah seseorang dapat mencegah bunuh diri

Ini Bahaya dari Aksi Bunuh Diri yang Dipertontonkan ke PublikIlustrasi Keluarga (IDN Times/Mardya Shakti)

Menurut Vera, bunuh diri dapat dicegah dengan meluaskan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental. Dia menegaskan merasa sedih dan penat secara mental bukanlah suatu kelemahan, tapi merupakan tanda bahwa seseorang perlu didekati dan dibantu.

"Paling tidak diajak bicara dan didengarkan apa yang ia rasakanatau pikirkan. Jadi diperlukan kesadaran kita semua untuk membantu jika ada orang yang menunjukkan gejala depresi, bukan memojokkan atau menyalahkan," jelas Vera.

3. Pengacara pihak keluarga sebut SS tidak bunuh diri, melainkan dibunuh

Ini Bahaya dari Aksi Bunuh Diri yang Dipertontonkan ke PublikIlustrasi Tersangka Pembunuhan (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara, pengacara pihak keluarga SS, Dosma Roha Sijabat, meyakini SS bukan tewas karena bunuh diri, tapi dibunuh. Meninggalnya SS ini menjadi sorotan publik karena ada live TikTok yang mempertontonkan aksi dugaan bunuh diri tersebut.

"Dugaan saya secara hukum dan saksi-saksi serta beberapa petunjuk, bahwa mendiang meninggal bukan karena bunuh diri tetapi pembunuhan berencana," kata Dosma kepada IDN Times, Sabtu (18/9/2021).

Live TikTok kasus tewasnya SS ini diperkirakan dimulai pada 2 September 2021 pukul 22.00 WIB. Terdapat tiga sesi live, yang disaksikan sekitar 100 orang secara bergantian berdasarkan daftar penonton live.

Selang beberapa jam, pada 3 September 2021 pukul 00.30 WIB, terlihat dalam penggalan video live TikTok, SS telah tergantung. "Selain itu adanya penggalan video yang sempat terekam di Tiktok dan disiarkan secara langsung, terlihat kaki mendiang ditarik oleh seseorang," papar Dosma.

Dosma mengungkapkan kejanggalan berikutnya, sebelum handphone SS diamankan polisi, akun TikTok SS sudah terhapus. Selain itu, riwayat telepon masuk, chat hingga daftar nomor kontak juga menghilang.

Tidak hanya itu saja, kata Dosma, saksi yang menyaksikan live TikTok tersebut mengaku melihat ada beberapa orang di dalam kamar SS. Bahkan, SS disebut sempat diberi minuman keras dicampur pil.

"Padahal, mendiang tidak pernah merokok dan minuman keras," ucap Dosma. Selain itu, Dosma menilai SS adalah pribadi yang baik. SS menurutnya dikenal sebagai Tiktokers yang konsisten memberikan motivasi.

Baca Juga: TikTok Luncurkan Fitur untuk Bantu Pencegahan Bunuh Diri

4. Tewasnya SS diduga karena masalah utang

Ini Bahaya dari Aksi Bunuh Diri yang Dipertontonkan ke PublikIlustrasi Utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Dosma menyerahkan penyelidikan kasus tewasnya SS ini ke Polsek Jatinegara. Namun, ia mengklaim sudah mengantongi tujuh nama terduga pelaku dalam kasus tersebut.

"Terkait tujuh nama terduga belum bisa saya ungkapkan, karena tidak ingin mendahului pihak kepolisian," kata Dosma.

Ia mengaku tergerak mengungkap kasus tewasnya SS untuk membantu keluarga korban, meski tidak menerima imbalan. Dosma menduga kasus yang menimpa SS dilatarbelakangi utang piutang atau masalah pribadi.

"Sampai saat ini motif tersebut diduga adanya masalah pribadi dengan beberapa orang pelaku dan uang mendiang yang akan ditagih kepada pihak tertentu," kata Dosma.

5. Mari bersama cegah perilaku bunuh diri

Ini Bahaya dari Aksi Bunuh Diri yang Dipertontonkan ke PublikIlustrasi Bergandengan (IDN Times/Sukma Shakti)

Bunuh diri merupakan masalah kesehatan jiwa serius yang sering diabaikan masyarakat. Jika kamu membutuhkan pertolongan atau mengenal seseorang yang membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungi layanan konseling pencegahan bunuh diri, di nomor telepon gawat darurat (emergency) hotline (021) 500–454 atau 119, bebas pulsa.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, saat ini sudah terdapat lebih dari 3.000 Puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Kamu bisa menghubungi atau langsung mendatangi Puskesmas terdekat untuk mengetahui apakah mereka melayani kesehatan jiwa.

Bagi pemegang BPJS, konsultasi kejiwaan di Puskesmas tidak dikenakan biaya alias gratis. Jika belum memiliki BPJS, kamu tetap bisa berkonsultasi dengan biaya administrasi sebesar Rp5.000.

Selain itu, Kemenkes RI juga menyiapkan 5 RS jiwa rujukan yang dilengkapi dengan layanan konseling kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri. RS jiwa tersebut ialah:

  • RSJ Amino Gondohutomo Semarang, nomor telepon (024) 6722565
  • RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, nomor telepon (0251) 8324024, 8324025, 8320467
  • RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta, nomor telepon (021) 5682841
  • RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, nomor telepon (0293) 363601
  • RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang, nomor telepon (0341) 423444

Baca Juga: Kasus Pria Jaktim Tewas saat Live TikTok, Pengacara: Bukan Bunuh Diri

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya