Istana Bogor, Rumah Gubernur Belanda Hingga Tempat Pernikahan AHY

Apa saja sejarah di balik kemegahan Istana Bogor?

Jakarta, IDN Times - Istana Bogor adalah salah satu dari enam Istana Kepresidenan Republik Indonesia. Tempatnya yang cukup asri dan banyak fauna, membuat Istana ini menjadi daya tarik dan kerap dikunjungi masyarakat.

Sejarah Istana Bogor juga menjadi daya tarik sendiri. Keberadaan rusa-rusa dari Nepal yang berkeliaran di halaman Istana Bogor menjadi salah satu apsek yang bisa menarik perhatian masyarakat untuk datang.

Tak hanya itu, Istana Bogor kini juga menjadi tempat tinggal Presiden ke-7 RI Joko "Jokowi" Widodo. Salah satu alasan Jokowi memilih tinggal di Istana Bogor karena suasana asri dan banyak pepohonan.

Lalu, apa saja sejarah di balik kemegahan Istana Bogor?

1. Tahun 1870-1942 Istana Bogor menjadi kediaman resmi 38 Gubernur Jenderal Belanda

Istana Bogor, Rumah Gubernur Belanda Hingga Tempat Pernikahan AHYIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Sejak 1870 hingga 1942, Istana Bogor menjadi tempat kediaman resmi dari 38 Gubernur Jenderal Belanda dan satu Gubernur Jenderal Inggris. Pada 1744, Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Van Imhoff terkesan dengan kedamaian sebuah kampung kecil di Bogor, di mana kampung tersebut adalah sebuah wilayah bekas Kerajaan Pajajaran yang terletak di hulu Batavia.

Melihat kampung tersebut, Van Imhoff pun memiliki rencana membangun wilayah itu menjadi daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal.

Baca Juga: Kisah Petugas KPPS yang Keguguran Akibat Kelelahan

2. Bentuk bangunan Istana Bogor mencontoh arsitektur di Inggris

Istana Bogor, Rumah Gubernur Belanda Hingga Tempat Pernikahan AHYIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Pada Agustus 1744, Istana Bogor mulai dibangun dan berbentuk tingkat tiga. Van Imhoff sendiri lah yang membuat sketsa dan membangun pada 1745 hingga 1750. Sketsanya mencontoh arsitektur Blehheim Palace, kediaman Duke Malborough, dekat kota Oxford di Inggris.

Seiring berjalannya waktu, perubahan pada bangunan awal dilakukan selama masa Gubernur Jenderal Belanda maupun Inggris, Herman Willem Daerndels dan Sir Stamford Raffles.

Bentuk bangunan Istana Bogor telah mengalami berbagai perubahan. Semula yang merupakan rumah peristirahatan, berubah menjadi bangunan Istana Paladian dengan luas halamannya 28,4 hektare dan luas bangunan 14.892 meter.

3. Istana Bogor sempat mengalami kerusakan parah akibat gempa Gunung Salak

Istana Bogor, Rumah Gubernur Belanda Hingga Tempat Pernikahan AHYIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Pada 10 Oktober 1834, gempa bumi mengguncang Bogor akibat meletusnya Gunung Salak. Sehingga, Istana Bogor mengalami kerusakan parah.

Pada 1850, Istana Bogor kembali dibangun. Tetapi, konsepnya tidak bertingkat lagi, disesuaikan dengan situasi daerah yang sering terkena gempa.

Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Albertus Jacob Duijmayer van Twist pada 1851-1856, bangunan lama sisa gempa itu dirobohkan dan dibangun dengan mengambil arsitektur Eropa abad ke-19.

Dan pada 1950, pasca-kemerdekaan Republik Indonesia, Istana Kepresidenan Bogor mulai dipakai pemerintah Indonesia, dan telah resmi menjadi salah satu Istana Presiden RI.

4. Acara besar juga pernah dilangsungkan di Istana Bogor

Istana Bogor, Rumah Gubernur Belanda Hingga Tempat Pernikahan AHYIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Pada 1968, Presiden Soeharto resmi membuka Istana Bogor untuk bisa dikunjungi masyarakat. Peresmian tersebut membuat masyarakat begitu antusias, sehingga pengunjung dari dalam maupun luar negeri bisa mencapai 10 ribu orang setiap tahun.

Pada 15 November 1994, Istana Bogor menjadi tempat pertemuan tahunan menteri ekonomi Asia-Pasific Economy Cooperation (APEC) hingga terbitlah Deklarasi Bogor. Deklarasi Bogor merupakan komitmen 18 negara anggota APEC untuk mengadakan perdangangan bebas dan investasi sebelum 2020.

Selain itu, pada masa pemerintahan Megawati, 16 Agustus 2002, diadakan juga acara "Semarak Kemerdekaan" untuk memperingati HUT ke-57 RI, yang dimeriahkan dengan tampilnya Twilite Orchestra dengan konduktor Addie MS.

5. Istana Bogor menjadi tempat pernikahan AHY dan tempat tinggal Jokowi

Istana Bogor, Rumah Gubernur Belanda Hingga Tempat Pernikahan AHYInstagram/@jokowi

Pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Istana Bogor juga menjadi tempat berlangsung pernikahan anak sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Anisa Pohan.

Kemudian, pada 20 November 2006, Presiden Amerika Serikat George W Bush melangsungkan kunjungan kenegaraan ke Istana Bogor, dan bertemu Presiden SBY. Kunjungan singkat ini berlangsung selama enam jam.

Saat ini, Presiden Jokowi juga lebih kerasan tinggal di Istana Bogor. Jokowi tinggal bersama keluarganya di Wisma Bayurini. Wisma ini hanya memiliki dua kamar, namun mantan Wali Kota Solo itu merasa sudah cukup untuk menjadi tempat tinggal bersama keluarganya.

Baca Juga: Situng KPU: Jokowi-Ma'ruf Sementara Unggul 8,8 Juta Suara

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya