JK: AS yang Ingin Ada Perang Saudara antara Afghanistan dan Taliban

JK sebut musuh sesungguhnya Taliban adalah Amerika

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) mengatakan bahwa Amerika Serikat adalah pihak yang sebenarnya mengharapkan adanya perang saudara antara pemerintah Afghanistan dan Taliban. Hal itu sejalan dengan penarikan pasukan militer AS dari Afghanistan sejak Mei lalu.

"Kita tahu semua, setelah rencana bulan Mei mereka mundur sampai Agustus, September, bulan ini. Maka yang terjadi sebenarnya, Amerika mengharapkan ada perang saudara antara tentara pemerintah Afghanistan dan Taliban,” ucap JK dalam diskusi daring, Sabtu (21/8/2021).

Baca Juga: JK: Perginya Ashraf Ghani Keputusan Tepat untuk Cegah Perang Saudara

1. JK sebut kekuatan Amerika yang mendominasi Afghanistan

JK: AS yang Ingin Ada Perang Saudara antara Afghanistan dan TalibanMantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Namun ternyata, kata JK, perang saudara itu tidak terjadi di Afghanistan. Sebab, JK percaya kekuatan yang mendominasi di Afghanistan adalah AS. Tanpa kekuatan ada militer AS, pemerintah Afghanistan tidak mungkin berperang melawan Taliban.

“Tapi kita tahu semua itu, setelah Amerika mau pergi, Taliban maju, tentara-tentara pemerintah tidak ada yang melawan, semua tidak ingin perang saudara. Jadi ini bukan Taliban itu hebat, tapi karena tentara pemerintah Afghanistan mundur. Jadi malah melarikan diri ke negara-negara sekitar, Pakistan,” tutur JK.

2. AS tidak ingin ada power sharing

JK: AS yang Ingin Ada Perang Saudara antara Afghanistan dan TalibanIlustrasi Taliban (ANTARA FOTO/REUTERS/Parwiz)

Namun, pada akhirnya keputusan Amerika Serikat untuk menarik pasukan militernya dari Afghanistan berujung pada kemenangan Taliban yang dideklarasikan Senin, 16 Agustus 2021.

Meski kemenangan Taliban punya sisi positif yakni tidak ada perang saudara, namun JK juga mengakui ada sisi negatif dari kembali berkuasanya Taliban. JK menyebut hal ini berdampak pada masyarakat Afghanistan yang netral karena mereka trauma pada pemerintahan Taliban 20 tahun yang lalu.

“Dia trauma ketakutan karena takut brutal, takut konservatif dan juga perempuan, anak-anak, tidak boleh keluar rumah dan juga tidak boleh bekerja. Itu semua terlalu,” tutur JK.

Menurut JK, solusi agar Afghanistan berakhir damai yakni komitmen dari Taliban sendiri. "Bagaimana mereka bisa mendisiplinkan pasukannya sendiri,"

Baca Juga: JK Ungkap Taliban Sempat Berharap Indonesia Bantu Proses Perdamaian

3. Evakuasi warga oleh militer AS saat Taliban menduduki Kabul mirip kondisi di Saigon pada 1975

JK: AS yang Ingin Ada Perang Saudara antara Afghanistan dan TalibanWarga memenuhi ruangan dalam pesawat transportasi US Air Force C-17 Globemaster III, yang membawa 640 warga Afganistan menuju Qatar dari Kabul, Afganistan, Minggu (15/8/2021). Foto diambil tanggal 15 Agustus 2021. ANTARA FOTO/Courtesy of Defense One/Handout via REUTERS/rwa/cfo

JK juga mengatakan AS ialah pihak yang tidak ingin ada sharing power atau pembagian kekuasaan antara pemerintah Afghanistan dan Taliban. Menurut JK, yang paling resah apabila terjadi pembagian kekuasaan adalah AS. Sebab, mereka tidak ingin pulang dari Afghanistan dengan ‘terbirit-birit’ seperti pada saat Perang Vietnam pada 1975. 

Namun, usai Taliban berhasil menakklukan Kabul, AS dihantui kenyataan bahwa warga Afghanistan berebutan ingin mengungsi di Kabul. Sebuah video pada hari di mana Taliban menduduki Kabul, memperlihatkan ratusan warga Afghanistan panik.

Mereka berusaha menaiki pesawat militer AS, berharap dapat ikut dievakusi. Mereka memegangi pesawat bahkan beberapa terjatuh dan tewas. Media-media di AS menyebut gambaran ini menghantui AS dan mengingatkan pada foto saat warga sipil Vietnam berebut menaiki helikopter di Saigon pada 1975. Hal yang menjadi simbol betapa memalukannya penarikan diri AS dari Vietnam.

Baca Juga: Potret Kedatangan 26 WNI yang Dievakuasi dari Afghanistan

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya