JK: Perginya Ashraf Ghani Keputusan Tepat untuk Cegah Perang Saudara

JK sebut Taliban awalnya ingin power sharing

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) menyampaikan kepergian Presiden Ashraf Ghani dari Afghanistan setelah Taliban menguasai Kabul dan kota-kota lainnya, adalah keputusan terbaik. Dengan begitu, menurutnya, perang saudara tidak terjadi.

“Kalau terjadi perang saudara, habislah Afghanistan dan umat Islam juga bisa habis. Karena sistem mereka tidak mau perang, tidak juga mau menyerah, tidak mau perang. Maka, terjadi seperti sekarang ini, Taliban menduduki Kabul dan kota-kota lain dan terjadi pengalihan pemerintahan,” jelas JK dalam diskusi daring, Sabtu (21/8/2021).

Baca Juga: Taliban: Kami Tak Ingin Perang Saudara, tapi Ogah Ghani Jadi Presiden

1. JK sebut Amerika yang menginginkan adanya perang saudara di Afghanistan

JK: Perginya Ashraf Ghani Keputusan Tepat untuk Cegah Perang SaudaraPMI perkuat logistik antisipasi lonjakan kasus COVID-19. (dok. PMI)

JK menilai sebenarnya Amerika Serikatlah yang menginginkan adanya perang saudara di Afghanistan. Hal itu sejalan dengan rencana penarikan mundur milir AS dari Afghanistan sejak Mei.

“Maka yang terjadi sebenarnya, Amerika mengharapkan ada perang saudara antara tentara pemerintah Afghanistan dan Taliban,” ucap JK.

Namun ternyata, perang saudara itu tidak terjadi di Afghanistan. JK menyebut hal itu karena kekuatan yang mendominasi di Afghanistan adalah AS. 

“Tapi kita tahu semua itu, setelah Amerika mau pergi, Taliban maju, tentara-tentara pemerintah tidak ada yang melawan, semua tidak ingin perang saudara. Jadi ini bukan Taliban itu hebat, tapi karena tentara pemerintah Afghanistan mundur. Jadi malah melarikan diri ke negara-negara sekitar, Pakistan,” tutur JK.

2. AS dinilai tidak ingin ada power sharing

JK: Perginya Ashraf Ghani Keputusan Tepat untuk Cegah Perang Saudarapotret Taliban setelah menguasai Kabul (dnaindia.com)

Saat berunding dengan pemerintah Afghanistan, kata JK, Taliban menyampaikan mereka hanya menginginkan power sharing atau berbagi kekuasaan dengan pemerintah.

Namun, lanjut JK, yang paling resah apabila itu terjadi adalah Amerika. Sebab, mereka tidak ingin pulang dari Afghanistan dengan ‘terbirit-birit’ seperti Vietnam. 

JK juga menyebut bahwa musuh Taliban yang sesungguhnya adalah Amerika Serikat (AS), bukan pemerintah Afghanistan. “Perang sebenernya adalah Taliban dengan Amerika."

Baca Juga: Kabur dari Taliban, Presiden Ashraf Ghani Kini di Uni Emirat Arab

3. Perang terlama dalam sejarah AS

JK: Perginya Ashraf Ghani Keputusan Tepat untuk Cegah Perang SaudaraIlustrasi Taliban (ANTARA FOTO/AFP/Noorullah Shirzada)

JK juga menyebut bahwa perang AS dengan Taliban adalah perang terlama dalam sejarah Amerika dan tidak dimenangkan oleh negeri Hollywood itu. “Amerika dia bisa menangkan perang besar tapi dia tidak pernah menang perang sistem perang gerilya, tidak pernah,” ujar JK.

"Nah 20 tahun Amerika perang dengan biaya 2 triliun dolar. Jadi sama dengan kira-kira Rp30 ribu triliun. Anda bayangkan itu. Jadi kira-kira 12 tahun anggaran kita. 12 tahun dihabisi hanya untuk memerangi kelompok Taliban dan Osama bin Laden,” ujar JK.

Baca Juga: Kembalinya Mullah Baradar, Sang Legenda Taliban

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya