JK Ungkap Taliban Sempat Berharap Indonesia Bantu Proses Perdamaian
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) mengatakan Indonesia sempat menjadi harapan bagi Taliban dalam proses perdamaian dengan pemerintahan Afghanistan. Hal itu sempat disampaikan kelompok Taliban yang dipimpin Mullah Abdul Ghani Baradar, saat berkunjung ke Indonesia pada 2019 lalu.
“Jadi setelah itu mereka selalu minta, memberi harapan untuk Indonesia, dalam proses perdamaian, tentunya melalui pemerintah setempat,” kata JK dalam diskusi daring, Sabtu (21/8/2021).
Baca Juga: JK: Musuh Taliban Sesungguhnya AS, Bukan Pemerintah Afghanistan
1. Indonesia jadi negara pertama yang undang Taliban dan JK minta cabut cap teroris
Menurut JK, saat itu tidak ada negara yang berani mengundang Taliban untuk berkunjung. Sebab, untuk mengundang kelompok Taliban ke Indonesia, pemerintah harus melewati izin dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
Indonesia menjadi negara pertama yang mengundang Taliban kunjungan di luar Afghanistan. Bahkan, JK meminta Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi untuk lakukan proses diplomasi agar ‘cap’ teroris pada Taliban dicabut.
Setelah melakukan proses diplomatik, kata JK, akhirnya pemerintah Indonesia bisa melakukan dialog dengan pemerintah Afghanistan dan Taliban.
“Mereka belajar pertambangan di Indonesia karena sebenarnya Taliban sangat kaya akan mineral, sangat kaya dengan natural resources tapi orangnya tidak ada dan itu kita latih di Cepu, perminyakan dan sebagainya, dan itu mereka sangat senang akan partisipasi Indonesia, tidak ada negara lain yang berani undang mereka seperti yang saya katakan tadi,” jelas JK.
2. JK harap perdamaian segera terjadi di Afghanistan
Editor’s picks
Dengan berkuasanya Taliban di Afghanistan saat ini, JK berharap agar perdamaian segera tercapai. Setelah berdamai, ia berharap pembangunan dan pengaturan pemerintahan juga segera dilakukan.
“Mudah-mudahan ini bisa terjadi apabila kita mendengar pengarahan dari tokoh-tokoh Taliban, mereka tidak akan melakukan seperti tahun lalu lagi, maka akan tercapai perdamaian dan mudah-murahan itu tercapai. Kita tentu bersyukur jika terjadi hal tersebut,” harap JK.
Baca Juga: Jangan Sembrono, Ini 3 Sikap Ideal RI Merespons Taliban di Afghanistan
3. Taliban telah menguasai Afghanistan
Taliban kini telah menguasai Afghanistan dan menduduki ibu kota negara sejak 15 Agustus 2021. Kejatuhan Kabul ke tangan Taliban diprediksi banyak pihak sejak pasukan Amerika Serikat memilih angkat kaki dari Afghanistan.
Terkait kekuasaannya di Afghanistan tersebut, Taliban berjanji akan membangun pemerintahan yang inklusif, melindungi hak-hak perempuan sesuai interpretasi syariah, dan mencegah Afghanistan menjadi sarang terorisme.
"Kami meyakinkan masyarakat internasional, terutama Amerika Serikat (AS) dan negara-negara tetangga, bahwa Afghanistan tidak akan digunakan untuk melawan mereka. Setelah berkonsultasi, kami akan membentuk pemerintahan Islam yang inklusif dan kuat,” kata Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahed pada 17 Agustus 2021, dikutip dari Bloomberg.
Pernyataan itu ditujukan kepada pihak-pihak yang menaruh kekhawatiran terhadap kepemimpinan Taliban. Sejak merebut kekuasaan, beredar spekulasi bahwa Taliban akan membatasi ruang gerak perempuan hingga menjadi sponsor utama bagi kebangkitan kelompok teroris termasuk Al-Qaida.
Baca Juga: Kembalinya Mullah Baradar, Sang Legenda Taliban