Jokowi: 255 Juta Orang di Dunia Kehilangan Pekerjaan Akibat COVID-19

Jokowi minta prinsip no one left behind diwujudkan

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo berpidato di Sidang Dewan Ekonomi dan Sosial Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam pidatonya, Jokowi membahas tentang dampak pandemik COVID-19 pada ekonomi dan sosial. Ia menyebut, sebanyak 255 juta orang di dunia telah kehilangan pekerjaan akibat pandemik virus corona.

"Di dunia 255 juta orang kehilangan pekerjaan, 110 juta orang kembali ke jurang kemiskinan, dan di seluruh dunia 83 hingga 132 juta orang terancam kelaparan dan mengalami malnutrisi," kata Jokowi seperti disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (14/7/2021).

Baca Juga: Begini Arahan Presiden Jokowi soal Vaksinasi Berbayar 

1. Jokowi dorong agar akses vaksin diberikan secara merata

Jokowi: 255 Juta Orang di Dunia Kehilangan Pekerjaan Akibat COVID-19Ilustrasi vaksin (Dok. ANTARA FOTO)

Dalam situasi sulit seperti ini, Jokowi menegaskan bahwa kerja sama dan solidaritas antarnegara harus terus diperkuat dan inovasi harus ditingkatkan.

"Oleh karena itu, saya ingin sampaikan beberapa pemikiran. Pertama, kita harus membuat dunia untuk segera pulih dari pandemi. Vaksin adalah harapan untuk mempercepat dunia keluar dari krisis kesehatan ini," ujar Jokowi.

Ia menekankan agar akses yang adil dan merata terhadap vaksin harus dijamin. Karena menurutnya, hingga saat ini kesenjangan akses vaksin masih sangat lebar. Untuk itu, Indonesia mendorong agar kesetaraan akses vaksin bagi seluruh negara segera direalisasikan, termasuk melalui mekanisme berbagi dosis lewat Covax Facilities.

"Pemenuhan kebutuhan pendanaan vaksin multilateral, peningkatan produksi vaksin global termasuk melalui TRIPS Waiver, penguatan global supply chain vaksin termasuk menghilangkan hambatan ekspor dan hambatan bahan baku vaksin, dan peningkatan diversifikasi dan volume produksi vaksin termasuk di negara berkembang," jelasnya.

2. Jokowi minta perhatian terhadap kelompok rentan ditingkatkan

Jokowi: 255 Juta Orang di Dunia Kehilangan Pekerjaan Akibat COVID-19Presiden Jokowi berpidato di Sidang Dewan Ekonomi dan Sosial PBB. (dok. Biro Pers Kepresidenan)

Lalu, orang nomor satu di Indonesia ini menilai perlu adanya peningkatan perhatian dan bantuan kepada kelompok rentan akibat melambatnya kegiatan perekonomian. Dia menuturkan, semua lapisan masyarakat terdampak akibat pandemik, terutama kelompok rentan. Untuk itu, jaminan dan perlindungan sosial merupakan bagian penting upaya pemulihan dari pandemik.

"Di Indonesia, kami telah alokasikan 28,5 miliar dolar AS untuk bantuan sosial. Tidak kurang dari 9,8 juta unit usaha mikro telah menerima bantuan keberlanjutan usaha," lanjutnya.

3. Jokowi sebut percepatan ekonomi harus dengan tetap mengutamakan kesehatan

Jokowi: 255 Juta Orang di Dunia Kehilangan Pekerjaan Akibat COVID-19Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Berikutnya, Jokowi juga mengatakan, ekonomi dunia harus pulih secara bersama-sama. Beberapa negara di dunia telah mencatat pertumbuhan positif, tapi menurut dia, hal itu hanya akan bermanfaat jika terjadi secara bersamaan. Jokowi menyebut, roda perekonomian dunia harus mulai bergerak bersama tanpa mengorbankan aspek kesehatan.

"Percepatan pemulihan ekonomi harus dilakukan dengan tetap mengutamakan kesehatan serta pembangunan berkelanjutan. Ke depan, kita harus mendorong investasi dalam pemulihan yang berketahanan, berkeadilan, dan hijau, a resilient, just, and green recovery. Dukungan negara maju dalam transisi ekonomi hijau di negara berkembang harus diperkuat. Pembangunan yang lebih berkelanjutan, inklusif, dan pro-poor harus menjadi landasan," paparnya.

4. Jokowi minta prinsip 'no one left behind' diwujudkan dalam bentuk nyata

Jokowi: 255 Juta Orang di Dunia Kehilangan Pekerjaan Akibat COVID-19Presiden Joko "Jokowi" Widodo (Dok. Biro Pers Sekretariat Negara)

Kemitraan global, kata Jokowi, juga harus diperkuat. Dalam situasi saat ini, dia mempertegas tentang komitmen kemitraan dengan menggunakan prinsip 'no one left behind' harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Presiden kemudian mendorong agar semua negara berkomitmen untuk menghindari 'me first policy'.

"Mari kita bangun kepercayaan dan solidaritas untuk mencapai tujuan bersama. Semangat ini juga akan dibawa oleh Indonesia pada presidensi G20 Indonesia tahun depan dengan tema Recover Together, Recover Stronger. Di sini akan mengedepankan semangat kepemimpinan kolektif global untuk pemulihan dari pandemi dan pertumbuhan dunia yang inklusif," ujar Jokowi.

Baca Juga: Jokowi Akan Bagikan Obat COVID bagi Pasien Tak Mampu Mulai Pekan Depan

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya