Jokowi: Aturan yang Kita Buat Malah Membelenggu Diri Sendiri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo meminta Indonesia berjalan lebih cepat dibanding negara lain dalam mengatasi pandemik virus corona atau COVID-19. Menurutnya, permasalahan di Tanah Air masih seputar tata kelola pemerintahan. Jokowi pun meminta hal itu untuk diubah.
"Di sinilah justru letak permasalahan tata kelola pemerintahan kita semuanya. Memang harus kita ubah semuanya, terlalu banyak peraturan yang membelenggu kita sendiri. Yang membuat kita sendiri, membelenggu kita sendiri," ujar Jokowi seperti yang disiarkan di channel YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (28/7/2020).
1. Terlalu banyak birokrasi akan menjebak
Jokowi menyampaikan bahwa prosedur dalam tata kelola pemerintah terlalu banyak. Dia menambahkan, terlalu banyaknya birokrasi akan mengakibatkan terjebak dalam aturan sendiri.
"Terlalu banyak prosedur, terlalu banyak tahapan-tahapan, padahal kita sebenarnya bisa langsung, terlalu banyak birokrasi, sekali lagi, yang terjebak oleh aturan yang kita buat sendiri. Ini pekerjaan besar kita ke depan," kata Jokowi.
Baca Juga: Anggaran Penanganan COVID-19 Baru 19 Persen, Jokowi Tegur Menteri Lagi
2. Momentum pandemik COVID-19 harus diambil untuk mengubah pola kerja
Editor’s picks
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu lalu mengingatkan agar Indonesia harus mengambil manfaat dari pandemik COVID-19 Ini. Salah satunya adalah mengubah pola kerja, terutama dalam penanganan COVID-19.
"Momentum ini harus kita ambil, harus kita ambil. Sudah sering saya katakan kita perlu cara-cara kerja baru," tutur dia.
3. Jokowi sebut harus ada budaya baru untuk lakukan terobosan
Kemudian, Jokowi melanjutkan, budaya baru dalam bekerja lebih cepat harus diterapkan. Mantan pengusaha itu memberikan contoh seperti harus berani mengambil terobosan-terobosan dan melakukan pemotongan tata kelola agar tidak bertele-tele dan lambat.
"Berkali-kali saya sampaikan bukan negara besar yang mengalahkan negara kecil, tapi yang sekarang dan yang akan datang negara cepat yang akan mengalahkan negara yang lambat, artinya yang cepat yang akan menang," ungkapnya.
Baca Juga: Jokowi Yakin Pemulihan Ekonomi RI Lebih Cepat dari Tiongkok