Jokowi di Tengah Penilaian Bersih dari Nepotisme oleh The Muslim 500

Peringkat Jokowi masih belum bisa mengalahkan posisi SBY

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo masuk dalam daftar tokoh Islam paling berpengaruh di dunia tahun 2020. Dalam daftar yang dirilis The Muslim 500, Jokowi menempati posisi 12 dari 500 tokoh lainnya.

Namun, posisi yang diraih Jokowi tersebut tetap belum bisa mengalahkan peringkat Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pada 2012 lalu, SBY berhasil menduduki peringkat sembilan dalam daftar 500 tokoh muslim berpengaruh di dunia.

Sementara, hal yang disoroti juga dari rilis The Muslim 500 lantaran mereka menilai Jokowi adalah tokoh politik yang bebas dari korupsi dan nepotisme. Kedua isu tersebut yang justru saat ini tengah diperbincangkan masyarakat dan berkaitan dengan Presiden Jokowi.

1. Posisi Jokowi masih belum bisa mengalahkan posisi SBY yang capai peringkat 9

Jokowi di Tengah Penilaian Bersih dari Nepotisme oleh The Muslim 500instagram.com/aniyudhoyono

Peringkat Jokowi sebagai tokoh muslim berpengaruh di dunia versi The Muslim 500 tahun ini meningkat satu dibanding tahun lalu. Pada 2019, Jokowi menduduki peringkat 13 dari 50 tokoh muslim lainnya.

Sedangkan di tahun ini, Jokowi kembali masuk ke dalam daftar tokoh muslim berpengaruh di dunia dan menduduki posis 12. Tetapi, posisi tersebut masih belum bisa mengalahkan peringkat presiden RI sebelumnya yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berada di peringkat sembilan.

Berdasarkan kajian Royal Islamic Strategic Studies Center (RISC) di Yordania, pada 2012, yang dirilis The Muslim 500, organisasi tersebut menilai SBY layak menyandang predikat tokoh muslim berpengaruh karena keberhasilannya mengampanyekan gerakan antiterorisme, mengembangkan demokrasi, serta menyelesaikan sengketa Aceh dan Papua secara damai.

Baca Juga: Gibran-Bobby Unggul di Pilkada: Lahir Politik Dinasti Baru Klan Jokowi

2. The Muslim 500 puji Jokowi tak nepotisme dan bersih dari korupsi

Jokowi di Tengah Penilaian Bersih dari Nepotisme oleh The Muslim 500Jokowi beri sambutan di Puncak Acara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-92 pada Rabu (28/10/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Sementara, dalam kajiannya di tahun ini, The Muslim 500 menilai Jokowi sebagai politikus yang sukses dan 'bersih'.

"Sebagai (mantan) wali kota yang sukses, ia menikmati hubungan dekat dengan konstituennya. Ia berfokus pada mempromosikan kota sebagai pusat budaya Jawa, tetapi juga mengembangkan sistem transportasi umum, perawatan kesehatan, dan hubungan bisnis dengan masyarakat. Dia membangun reputasi sebagai politisi yang 'bersih', menghindari tuduhan korupsi dan nepotisme yang mengganggu sebagian besar politisi," tulis The Muslim 500.

Mereka juga menulis bahwa Jokowi menjadi terkenal karena melakukan kunjungan dadakan atau blusukan untuk melihat dan mendengar langsung dari masyarakat setempat.

"Hal ini memungkinkan dia untuk secara langsung menyampaikan keprihatinan dan kritik mereka, memungkinkan dia untuk mengembangkan hubungan pribadi yang kuat dengan publik," kata The Muslim 500.

3. Putra sulung dan menantu Jokowi ikut dalam Pilkada 2020

Jokowi di Tengah Penilaian Bersih dari Nepotisme oleh The Muslim 500Gibran Rakabuming Raka (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

Terkait penilaian nepotisme tersebut, Presiden Jokowi saat ini menjadi salah satu yang paling disorot. Sebab, putra sulungnya yaitu Gibran Rakabuming Raka, dan menantunya, Bobby Nasution, maju di Pilkada 2020. Hal itu pun erat dikaitkan dengan nepotisme dan dinasti politik dari Presiden Jokowi. Apalagi, menurut hasil hitung cepat atau quick count, Gibran dan Bobby berhasil memenangkan Pilkada 2020 di Solo dan Medan.

Terkait ramainya isu nepotisme tersebut, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD pernah mengatakan tidak ada orang yang bisa dihalang-halangi untuk bertarung dalam pemilihan umum atas dasar nepotisme atau sistem kekeluargaan. Pernyataan Mahfud itu menanggapi banyaknya kritik terhadap Pilkada 2020 yang dinilai banyak diikuti tokoh berdasarkan nepotisme, salah satunya Jokowi.

"Mungkin kita sebagian besar tidak suka dengan nepotisme itu, oke. Enggak bagus lah, kok nepotisme. Tetapi harus kita katakan, tidak ada jalan hukum dan jalan konstitusi yang bisa menghalangi orang itu berdasar nepotisme atau sistem kekeluargaan sekali pun, tidak ada," kata Mahfud dalam webinar bertema Pilkada dan Konsolidasi Demokrasi Lokal, Sabtu (5/9/2020).

"Di mana-mana di seluruh dunia, mana ada orang melarang mencalonkan diri hanya karena kakaknya itu bupati," sambungnya.

4. Dua menteri Jokowi baru-baru ini ditangkap KPK karena tindak pidana korupsi

Jokowi di Tengah Penilaian Bersih dari Nepotisme oleh The Muslim 500Menteri Sosial Juliari P Batubara tiba di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Minggu (6/12/2020). Juliari P Batubara ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK atas dugaan menerima suap terkait pengadaan bantuan sosial penanganan COVID-19 di Kementerian Sosial. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pras.

Menyoal soal korupsi, Presiden Jokowi memang tidak pernah dikabarkan tersandung masalah ini. Namun, orang-orang di sekitar Jokowi lah yang disoroti publik lantaran tersandung kasus korupsi.

Baru-baru ini saja, dua menteri Jokowi telah ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena terjerat kasus tindak pidana korupsi. Dalam periode keduanya memimpin RI, menteri pertama Jokowi yang ditangkap KPK adalah mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. Tak berapa lama kemudian, KPK kembali menangkap menteri Jokowi yaitu mantan Menteri Sosial Juliari Batubara.

Hal itu cukup menghebohkan publik. Sebab, mereka baru menjabat posisi menteri selama setahun, dan hal itu dinilai ikut mencoreng wajah Jokowi.

5. KSP justru nilai penobatan The Muslim 500 adalah pengakuan dunia pada kepemimpinan Jokowi

Jokowi di Tengah Penilaian Bersih dari Nepotisme oleh The Muslim 500IDN Times/Denisa Tristianty

Terlepas dari semua kontroversi yang membawa nama Jokowi, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ade Irfan Pulungan justru mengapresiasi penghargaan yang diberikan The Muslim 500 itu. Ia mengatakan, dengan adanya penobatan tersebut, maka dunia telah mengakui kepemimpinan Jokowi.

"Itu luar biasa, sangat bagus. Artinya itu pengakuan dunia Islam terhadap kepemimpinan Pak Jokowi sebagai pemimpin muslim terbesar di dunia," ujar Irfan saat dihubungi IDN Times, Selasa (15/12/2020).

"Jadi artinya ada pengakuan internasional, dari masyarakat internasional kepada beliau. Gak bisa sembarangan orang loh pemimpin Indonesia," ucapnya.

Baca Juga: Jokowi Peringkat 12 Tokoh Muslim Paling Berpengaruh di Dunia

Topik:

  • Dwifantya Aquina
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya