Jokowi: Guru Terampil Harus Lebih Banyak dari Guru Normatif
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Demi meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia, Presiden Joko "Jokowi" Widodo pun meminta kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy untuk lebih memperbanyak guru terampil dibandingkan guru normatif di SMK dan sekolah vokasi.
Hal itu disampaikan Jokowi saat menghadiri acara Peresmian Pembukaan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2019, di Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (12/2).
1. Jokowi minta guru terampil lebih banyak daripada guru agama dan bahasa Indonesia di SMK
Jokowi mengatakan, untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia, maka sekolah vokasi dan SMK diperbaharui. Khususnya, terkait kemampuan para siswa.
"Guru yang terampil harus lebih banyak dari guru yang normatif. Misalnya guru agama, guru Pancasila, guru bahasa Indonesia. Itu harus lebih sedikit dan yang lebih banyak itu guru yang terampil, guru-guru yang mampu melatih," kata Jokowi.
Baca Juga: Kaget Harga Tiket Pesawat Mahal, Jokowi Panggil Dirut Pertamina
2. Jokowi sebut guru normatif lebih banyak yaitu 65 persen di SMK
Menurut informasi yang ia terima, guru normatif di SMK lebih banyak dibandingkan guru terampil. Presentase untuk guru normatif sendiri mencapai 65 persen, dan 35 persen untuk guru terampil.
Editor’s picks
"Ini tugas kementerian, tugas bapak ibu sekalian untuk menyiapkan ini, untuk meng-upgrade agar guru-guru yang terampil lebih banyak, istilahnya guru produktif, guru terampil lah," jelas Jokowi.
3. Pelajaran digitalisasi sudah mulai harus diterapkan di sekolah
Lebih lanjut, Jokowi menerangkan bahwa saat ini sudah masuk ke revolusi 4.0 dan sudah saatnya para siswa diberikan pelajaran digitalisasi.
"Bahasa koding sangat penting sekali. Karena media komunikasi baru nantinya ada di sana. Anak-anak kita, guru-guru kita harus ngerti, virtual reality harus tahu. Mulai dikenalkan," ucapnya.
4. Pemerintah akan mulai fokus pada pembangunan sumber daya manusia
Maka dari itu, kata Jokowi, pemerintah ke depannya sudah akan fokus ke pembangunan sumber daya manusia. Setelah fokus di infrastruktur, sumber daya manusia juga perlu diperbaiki. Itu dianggap penting untuk meningkatkan kompetisi dengan negara lainnya.
"Oleh sebab itu, pembangunan sumber daya manusia kita akan fokuskan, infrastruktur berjalan bisa ditinggal, kita bergeser ke sumber daya manusia," terang dia.
Baca Juga: Indonesia Negara Terindah ke-6 Dunia, Jokowi: Kembangkan Pariwisata!