Jokowi: Kebijakan Terkait COVID-19 Diambil Berdasarkan Data Sains

Jokowi mengungkapkan pemerintah minta saran para saintis

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengatakan, kebijakan terkait virus corona atau COVID-19 yang diambil oleh pemerintah berdasarkan hasil data-data ilmu pengetahuan atau sains. Bahkan, kata Jokowi, pemerintah juga meminta saran kepada para saintis ketika mengambil kebijakan.

"Setiap kebijakan-kebijakan yang kita lakukan selalu berdasarkan pada data science, selalu juga meminta saran kepada para scientist, para ahli pengetahuan, seperti apa metode yang digunakan dan data-data yang ada," ucap Jokowi dalam keterangan persnya di channel YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (24/6).

Baca Juga: Soroti Tren COVID-19, Jokowi: Satu, Dua, Tiga Provinsi Masih Tinggi

1. Pemerintah saat ini punya sistem Bersatu Lawan COVID-19

Jokowi: Kebijakan Terkait COVID-19 Diambil Berdasarkan Data SainsDok. Biro Pers Kepresidenan

Jokowi mengatakan, saat ini pemerintah memiliki sistem Bersatu Lawan COVID-19 (BLC). BLC merupakan sistem informasi hasil upaya lintas sektor yang dikoordinasikan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

Sistem tersebut tercipta atas koordinasi bersama tim pakar Gugus Tugas, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Siber dan Sandi Negara, dan Komisi Informasi Pusat.

"Sistem ini menjadi navigasi negara kita, Indonesia, dalam memahami perkembangan COVID-19 yang sangat dinamis setiap harinya, setiap minggunya, setiap bulannya dan melalui sistem ini kita bisa menentukan zonasi tingkat penularan COVID," tutur Jokowi.

2. Dengan sistem BLC, status zonasi wilayah bisa diketahui

Jokowi: Kebijakan Terkait COVID-19 Diambil Berdasarkan Data SainsDok. Biro Pers Kepresidenan

Dengan sistem tersebut, lanjut Jokowi, pemerintah juga bisa mengetahui berapa kabupaten/kota yang berubah status zonasinya. Seperti diketahui sebelumnya, wilayah dibagi menjadi 4 zona yakni zona hijau, zona kuning, zona oranye, dan zona merah.

"Kita bisa mengetahui berapa kabupaten, berapa kota, berapa provinsi yang berubah statusnya dari hijau menjadi kuning, dari hijau menjadi oranye, dari hijau menjadi merah atau sebaliknya. Berubah dari merah menjadi oranye, dari merah menjadi kuning dan dari merah menjadi hijau," jelas pria kelahiran Solo itu.

3. Jokowi sebut ancaman COVID-19 di Indonesia belum berakhir

Jokowi: Kebijakan Terkait COVID-19 Diambil Berdasarkan Data SainsDok. Biro Pers Kepresidenan

Jokowi lalu menyebut bahwa ancaman COVID-19 di Indonesia belum berakhir. Hal itu terlihat dari kasus positif virus corona yang masih terus meningkat setiap harinya.

"Bahkan beberapa hari terakhir ini penambahan kasus positif COVID masih meningkat di beberapa daerah dan satu, dua, tiga provinsi masih tinggi angka positifnya," kata Jokowi.

Jokowi mengingatkan, masyarakat menjadi kunci utama penanganan kasus COVID-19 di Indonesia. Menurut dia, peran masyarakat sangat besar dalam menekan jumlah kasus dan mencegah penyebaran COVID-19.

"Untuk itu meski sudah berkali-kali saya sampaikan, saya mengajak masyarakat untuk disiplin mengikuti dan mematuhi anjuran-anjuran yang sering kita sampaikan, gunakan masker, sering cuci tangan, jaga jarak yang aman dan hindari kerumunan," ucap Jokowi.

Baca Juga: Ini Alasan Jokowi Tak Lagi Gelar Ratas Evaluasi COVID-19

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya